Keduapuluh Lima

4.3K 366 10
                                    

Yusuf VO:

Aku yang awalnya kuliah di jurusan perawat hanyalah sebagai bentuk pemberontakan kepada Ayah akhirnya menjadi betah karena seorang gadis

Dan semakin hari semakin terjebak dengan rasa cinta yang tertutup rapat.

Aku bahkan tidak memikirkan bagaimana masa depan ku setelah lulus kuliah, namun karena gadis itu aku bertekad ingin menjadi orang yang hebat

Maka dengan kemampuan yang terbatas dan semangat yang menggila aku berusaha mati-matian agar bisa menyesuaikan diri dan belajar di perusahaan tambang relasi ayah.

Anggap saja berkat nama besar yang di miliki ayah maka aku bisa bekerja di mana saja yang ku mau.

Tapi tekad ku untuk menjadi orang hebat tidak main-main, aku sangat ingin membuktikan kepada Aisyah bahwa aku juga pantas di banggakan.

Maka inilah aku sekarang yang bisa membuka perusahaan tambang baru dengan bantuan modal dari Ayah dan pengalaman yang ku miliki setelah bekerja di perusahaan tambang relasi ayah.

Sehebat apapun hasil kerjaku sekarang aku tetaplah iri pada gadis yang saat ini ku gengam erat tanganya agar tidak terjatuh.

Gadis yang sangat mandiri dan tidak manja. Gadis yang berjuang dengan caranya sendiri dan jalan nya sendiri. Yang lebih hebatnya dia sukses dengan perjuangan nya itu.

Aku pikir selama ini aku sudah kerja keras,  namun jika di bandingkan dengan Aisyah aku tetaplah masih seperti anak manja yang mengharapkan bantuan orang tua.

"Aisyah apa kamu tidak pernah merindukan ku?  Atau memikirkan tentang aku sedetik saja? " Tanya ku. Aku terlalu penasaran dengan dia yang selalu bersikap santai di hadapan ku bahkan setelah dia tau tentang perasaanku

Aisyah masih asyik bermain ice skating,  sesekali melepas pegangan tangaku kemudian melaju dengan sendiri lalu berpegangan kembali padaku saat merasa keseimbangan nya kurang

"yang aku tau kamu sudah punya istri,  dosa memikirkan seseorang yang sudah menjadi suami orang lain" jawab Aisyah sambil mengatur nafasnya

"kerena sekarang kamu sudah tau bahwa aku  belum menikah apa kamu mulai mau merindukan ku? " tanya ku lagi

"hhmm....  akan ku pertimbangkan lagi" jawab Aisyah tetap santai

Aku tetap kagum pada sikapnya yang tenang dan santai seberapa besar pun usaha ku untuk membuatnya emosi

"setelah ini apa lagi? " tanya ku lagi

"pulang" jawab Aisyah singkat sambil mengatur nafasnya

"padahal aku masih ingin bersama kamu lebih lama" kata ku jujur.

Aku tidak ingin ini cepat berakhir, sangat sulit bagi ku untuk bisa menemukan moment seperti ini.

Aku bahkan sudah berdoa selama 5 tahun agar Tuhan mau memberikan moment ini dan sepertinya berlalu begitu cepat.  Bisa kah aku menahan nya.

"bukan kah aku kaku dan membosan kan? " tanya Aisyah,  dia sepertinya dendam dengan kata-kataku yang tadi

"itu kalau kamu jauh dari aku, kamu terasa kaku dan membosankan. Tapi saat kamu dekat semuanya berbeda" ini bukan gombalan,  ini kejujuran.

Aisyah menepuk pundak ku "kencangkan,  jangan kendor" kemudian Mengerlingkan mata menganggap kejujuran ku sebagai gombalan

"Aisyah tatap mata aku dan katakan apa yang kamu lihat?  Kejujuran atau gombalan?"

Aisyah tidak mendengarkan permintaan ku,  dia justru menjauh dari ku dan tak ingin mengangkat kepalanya.

Dia yang belum terlalu lihai di atas sepatu dan es hampir jatuh saat. Berusaha menjauh dari ku. Aku dengan cepat medekatinya dan menahan tubuhnya agar tidak jatuh seperti janji ku.

Dear Future Husband (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang