Aneke menatap sesosok pria tampan yang sudah duduk disamping ranjangnya itu. Setelan jas yang membungkus tubuh atletis itu menutupi tubuhnya yang terpahat sempurna. Tatapannya secara terang terus menelisik pria itu. Sampailah Aneke menatap wajahnya dan pria itu ternyata juga menatapnya dengan tatapan matanya yang tajam.
Ada kesunyian tercipta diantara keduanya. Patric berdeham untuk mengurangi suasana canggung diantara keduanya. Entah mengapa saat ini Patric merasakan ada debaran tak menentu. Jantungnya berdebar kencang. Sesuatu rasa yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Patric menghapus kesunyian itu dengan segera menggenggam telapak tangan Aneke. "Apa kau masih merasakan sakit?" tanyanya. Yang saat Patric rasakan saat itu tangan Aneke terasa sangat dingin ditelapak tangannya. "Tanganmu sangat dingin" lanjutnya.
Aneke menggelengkan kepala sebagai jawabannya. Dia mendongak ke arah Patric, matanya terlihat sayu saat menatap Patric. "Apa wajahku saat itu sangat parah hingga kau melakukan ini padaku," ucap Aneke seraya memegang seluruh perban diwajahnya.
Patric menghela nafasnya pelan. "Maaf. Iya." Ada jeda sejenak sebelum Patric melanjutkan ucapannya. "Aku terpaksa Ashele. Kau akan pulih secepatnya. Dokter bedah plastik disini sangat ahli dibidangnya. Kau tak akan kecewa dengan hasilnya nanti." sahutnya.
Masih menggenggam tangan Aneke, Patric berujar lagi "Maaf aku terlalu kasar padamu malam itu hingga kau jadi begini. Andai saja kau mau jujur padaku, mungkin musibah ini tak akan menimpamu. Kalau kau sudah tak bisa meneruskan hubungan ini. Kau bisa menuntut cerai aku."
Aneke bergeming. Penuturan kata-kata yang disampaikan Patric tadi membuatnya termenung. Dirinya bukan Ashele. Dia masih ingat dia Aneke. Kenapa pria disampingnya ini dari tadi menyebutnya Ashele. Dia juga belum pernah menikah. Memikirkan semua hal itu tiba-tiba membuat kepala Aneke sakit. Dan matanya mulai berkunang-kunang. Kegelapan langsung melingkupinya.
Melihat Aneke yang tiba-tiba dengan lemah menutup mata dan ambruk membuat Patric panik. Segera dia menekan tombol. Lalu setelahnya Dokter Esbern dan seorang perawat masuk dengan tergesa-gesa.
Sambil menunggu hasil pemeriksaan, Patric membuka jasnya dan menyisahkan kemeja berwarna biru muda yang dia gulung sampai disikunya. Patric lalu menutup wajahnya sambil memandangi dokter yang sedang memeriksa kondisi Aneke. Dirinya tiba-tiba kacau saat melihat Aneke tadi. Dia belum siap untuk kehilangan Ashele. Masih ada sedikit cinta yang tertanam untuk istrinya itu. "Kenapa dengan dirinya lagi dok?" tanyanya setelah Dokter Esbern selasai memeriksa kondisi Aneke.
"Kondisinya masih belum stabil. Jangan mengajaknya bicara hal-hal yang berat padanya. Otaknya masih lemah. Aku harap Mr memberikannya semangat dulu untuk saat ini." Sahut Dokter Esbern.
Patrick mengusap wajahnya lagi perlahan. Panik yang dia rasakan tadi hilang rasanya seketika. Kelegaan mencuat dalam dirinya segera.
**
Hari ini hari yang bersejarah bagi Aneke. Perban yang ada dikepalanya akan dibuka hari ini. Dirinya merasa tegang, cemas tak beralasan dari tadi. Bagaimana wajahnya sekarang? Apa nantinya dia akan sanggup menghadapi perubahan ini?
Hidup dengan wajah baru. Keluarga, saudara, teman tak akan bisa mengenalinya lagi seumpama mereka bertemu dijalan. Dirinya akan menjadi sosok baru yang entahlah dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya mendatang. Kehidupan baru mungkin akan menyusahkan baginya.
Sebenarnya saat ini berbagai pertanyaan timbul dalam benaknya. Tapi dia simpan pertanyaan-pertanyaan itu. Lebih baik terdiam dahulu baru nantinya dia akan memperjelas semuanya, dia akan menceritakan kepada Mr. Valdemar siapa sebenarnya dirinya. Dia bukan Ashele, istri dari pria itu.
Dia mencoba menerima takdir ini terjadi padanya.Dirinya harus siap dengan perubahan yang akan terjadi padanya. Dengan perlahan pasti dia akan membuat keluarga, saudara, teman-temannya percaya bahwa dirinya adalah Aneke. Tekadnya sudah mulai kuat saat ini.
Saat ini yang terpenting adalah memikirkan bagaimana caranya dia bisa pulang ke Indonesia. Apakah Mr. Valdemar bisa membantunya pulang ke Indonesia?. Dan apa nanti Mr. Valdemar bisa percaya bahwa dirinya bukan istri pria itu. Berbagai pertanyaan muncul lagi yang membuatnya jadi risau lagi.
Untuk menghilangkan berbagai pertanyaan yang berkecambuk dibenaknya dan mengurangi ketegangan didirinya, Aneke mencoba beraktivitas dengan merapikan selimut ranjang dan merapikan bajunya ke toilet. Disaat Aneke akan mengambil bantalnya, Aneke menemukan sebuah amplop yang berada di bawah bantalnya. Dengan perlahan dia buka. Keningnya berkerut dan setelah membaca isinya langsung membuatnya menegang seketika. Ada perasaan takut yang menyelimutinya.
To be next continue,..
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me Your Wife (NMYW)
RomanceTerbangun dari koma, mendapati dirinya dengan wajah yang telah berubah menjadi orang lain dan yang membuatnya terguncang saat dirinya diakui sebagai seorang istri Perdana Menteri. Terkejut lagi saat mendapati amplop bertuliskan "Masih Ingatkah Kau U...