"Julie yang membuat kue ini dad." Kata Julie saat berada di ruang santai bersama ayahnya. Bocah itu membawa kue yang dibuatnya bersama Aneke waktu lalu.
Patric mengambil dan mengunyah kue itu,."Emhhh, enak sekali ini. Apa ini buatanmu sayang?" Kata Patric seraya menngamati putrinya.
"Julie membuatnya bersama mom." Kata Julie jujur.
Patric mengeryit sesaat, dari kapan Ashele bisa membuat kue senak ini? Semenjak menikah, dirinya tak pernah melihat istrinya itu pergi ke dapur, semua dilayani oleh maid. Sejak kapan juga Aneke ke dapur dan bermain dengan peralatan-peralatan dapur itu?
"Dad, mengapa diam saja?"
Kata-kata itu membuyarkan Patric dari lamunannya sejenak. Senyum merekah, menarik pada kedua sudut mulutnya saat berucap, "Bersiapah sayang, besok dady mengajakmu dan momymu liburan."
Wajah Julie berseri, berlonjak-lonjak ria sambil memutarkan tubuh kecilnya. "horeee dad,..asyikk..."
Patric merengkuh tubuh Julie dan mencium kedua pipinya. "Ayo bilang pada momymu, apa yang dady sudah katakan barusan padamu." Bisik Patric pelan ditelinga bocah itu.
"Patric, apa yang kau bicarakan dengan Julie?"
Suara itu yang sangat dirindukan Patric itu membuat dirinya tersentak. Tiba-tiba Patric merasa begitu merindukan suara lembut itu. Hatinya berdetak cepat. Ditolehkan mukanya, matanya bertatapan dengan istrinya sesaat. Dia sempat melihat rona merah muda menjalar menghiasi pipi istrinya. Sejenak dirinya diam sebentar dan mengatur nafasnya agar tak terlihat gugup saat berdekatan dengan istrinya itu.
"Momy, tahukah kita akan liburan bersama. Dady baru saja mengatakannya tadi. Iya kan dad?" kata Julie tiba-tiba.
Melihat ayahnya yang hanya terdiam, Julie langsung menjambak rambut Patric dengan kencang. "Wow Julie, apa yang Julie lakukan? Bagaimana kalau dadymu ini sampai botak?" Kata Patric seraya melepaskan jari-jari mungil itu dari kepalanya dan menurunkan bocah itu dari gendongannya. Lalu Patric mengusap kuit kepalanya yang terasa sakit.
Melihat tingkah ayah dan anak itu membuat Aneke tersenyum lalu terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Sungguh kejadian yang bisa menghiburnya sesaat dari kecanggungan yang dirasakannnya saat bertemu kemali dengan Patric setelah kejadian malam itu.
"Apa yang lucu?" tanya Patric dengan muka merah, menahan malu.
"Dady tadi mengacuhkan Julie, dady tak dengarkan Julie sewaktu berbicara." Sungut Julie sambil bersekap tangannya di depan dada seperti saat pimpinanmemarahi karyawannya, tampak kesal bercampur amarah.
"Maafkan dady sayang, " kata Patric seraya mencium pipi putrinya itu.
"Kita akan berangkat ke Jepang besok, jadi bersiaplah." Kata Patrik pada Aneke seraya menatap tajam pada wanita itu yang masih nampak rona merah jambu di kedua pipinya.
"Aku kesini hanya ingin mengambil Julie, sudah waktunya dia mandi. Ayo sayang." Ajak Aneke seraya menggandeng Julie. Tak mau lama-lama dirinya bersama Patric. Entah mengapa jantungnya tadi berdetak kencang saat melihat Patric. Dirinya memegang dada bawahnya, dan masih terasa jantungnya berdetak kencang.
"Tunggu Ashele." Teriak Patrick seketika.
Aneke menghentikan langkahnya, berbalik dan menatap Patric dengan tatapan datar.
"Kau bukan babysitter di rumah ini. Tapi istriku. Masih ada pengasuh bagi Julie, jadi...."
Raut muka Aneke langsung berubah, matanya melotot tajam ke arah Patric. "Ini memang sudah jadi kewajibanku Patric. Jadi jangan ikut campur. Saat kau takda waktu buat putrimu kecilmu ini, akulah yang mengasuh dan merawatnya." Kata Aneke seraya mengeraskan rahangnya.
Patric kaget dirinya terasa tertekan didadanya. Perkataan Ashele membuatnya diam tak berkutik. Istrinya itu kembali ke tabiat lamanya, keras kepala. Patric menggelengkan kepalanya dan tak percaya ini. Ashele yang sekarang menurutnya terkadang lembut berjiwa kasih saat bersama Julie dan saat bersama dirinya terkadang berubah jadi menyebalkan.
**
Beberapa hari berikutnya berlalu dengan indah saat Patric membawa keluarga kecilnya liburan di Jepang. Beberapa tempat wisata mereka kunjungi seperti di Shibuya, Tokyo Tower, Golden Pavillium, Jigokudani Monkey Park, Gunung Fuji dan Taman Ueono.
Mereka terlihat seperti keluarga yang bahagia. Saling tertawa bersama. Mereka sering berjalan kaki di Shibuya, berjalan diantara toko dan orang-orang yang berlalu lalang disana. Mereka bergandengan tangan saat di Taman Ueono.
Patric selalu memeluk bahu Aneke dengan posesif. Awalnya Aneke merasa risi akan sikap Patric itu, tapi akhirnya dia bersikap wajar entahlah dia akan mulai terbuka terhadap Patric.
Selain mereka menikmati jalan-jalan mereka di tempat wisata, hal yang menjadi favorit mereka adalah saat malam-malam tenang di hotel, duduk di depan tv hotel, bertukar fikiran, saling mengobrol hal yang mereka jalani tadi, tentu bersama Julie juga, sampai bocah itu sering ketiduran di pangkuan Aneke.
Ya Aneke ternyata mulai benar-benar menyukai Patric. Dirinya menjadi pendengar yang baik saat Patric menceritakan kisah lucu-lucunya begitupun sebaliknya. Terlihat Patric juga sangat terbuka pada Aneke. Keduanya selalu duduk di sofa runagan hotel kamar mereka sambil mengobrol sebelum pergi ke kamar masing-masing.
Malam itu, malam terakhir mereka di Jepang, mereka sedang menikmati wine dan Patric sedang menceritakan ambisi-ambisinya saat menjadi Perdana Menteri. tangannya mulai bergerak gerak ekspresif, matanya berbinar-binar penuh semangat.
To be next continue,..

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me Your Wife (NMYW)
Любовные романыTerbangun dari koma, mendapati dirinya dengan wajah yang telah berubah menjadi orang lain dan yang membuatnya terguncang saat dirinya diakui sebagai seorang istri Perdana Menteri. Terkejut lagi saat mendapati amplop bertuliskan "Masih Ingatkah Kau U...