hai hai wolly come back again....
Thanks buat yang ngasih bintang dan komen..
---------------------------------------------------------------------------------
Aneke telah terbangun dari tidurnya. Badannya terasa remuk redam. Semua kejadian per kejadian terpampang nyata digaleri otaknya. Ia mendesah pelan. Meringkuk seperti janin, dirinya merasa terpuruk. Merasa tidak ada yang mengerti kemauan dia. Sedih dirinya merasa dunia selalu mempermainkannya.
Senja itu senja yang suram bagi Anneke. Udara lembab dan langit kelabu meredam semangatnya. Hal itu tambah menyiksa batin Anneke. Dengan rapuh Anneke menyibak tirai jendela kamar, berdiri di samping meja dengan termenung.
Terlihat diluar sana menampakkan pemandangan menajubkan taman dengan tanaman hijaunya yang subur disenja hari. Selama setengah jam penuh, Anneke hanya berdiri menikmati pemandangan itu.
Sore menjelang malam itu, Aneke tertatih-tatih berjalan menuju toilet. Dirinya mual. Ia akhirnya memutahkan isi perutnya yang cuma air saja. Lemah saat keluar kamar mandi. Saat keluar, ia melihat ada makanan di meja. Melihat semua makanan itu ia tak berselera sama sekali. Dirinya masih kacau, letih seakan tenaganya lenyap ditelan bumi. Tak lama berselang kemudian Aneke sudah tertidur kembali tanpa memakan makanan malamnya.
**
Setelah seharian berada di ruang kerjanya, Patric berjalan menghampiri tempat botol anggur yang berdiri di atas meja beralas marmer dan menatap cairan merah dalam botol kristal itu. Dirinya ingin minum. Pikirannya langsung melayang ke Anneke. Entah mengapa dirinya sangat sulit mengeyahkan pikirannya dari wanita itu. Selalu tertuju pada wanita itu.
Dirinya terus-menerus membayangkan kulit eksotis wanita itu, lekuk pinggangnya, pinggulnya yang melebar dengan pas dan lembut. Ia masih ingat rasa tubuh wanita itu, yang lembut sekaligus mantap. Ia ingat cita rasa bibir Aneke yang dengan malu bermain dimulutnya dan aroma wangi tubuhnya yang sering menghantui, memenuhi dirinya siang dan malam dan juga sering mengacaukan pikirannya.
Entahlah mengapa dia bisa kecanduan seperti ini. Dulu bersama Ashele, ia tidak merasakan hal-hal seperti ini. Ini sangatlah kuat, sangat intens bersemayam dipikirannya. Kenapa begitu bisa tertancap selalu disaat dia jauh dari Aneke.
Patric menegak alkohol itu. Perlahan mengalir tenggorokannya. Berharap, dengan hal ini dia mencoba untuk mengeyahkan bayangan Aneke. Sudah hampir satu botol dia menghabiskannya. Namun bayangan wanita yang menggemaskan itu masih terus melintas dipikirannya.
Matanya terbuka terpejam. Hari ini hari yang melelahkan baginya. Dirinya butuh sesuatu untuk melepaskan bebannya. Patric berharap dengan sedikit minum ini dirinya akan segar diesok hari karena banyak hal yang harus dia selesaikan secepatnya. Salah satunya adalah keselamatan Anneke.
Keluar dari ruang kerjanya, dalam kondisi setengah mabuk, Patric langsung melonggarkan dasinya, ia meluruskan kemejanya, menarik ekor jasnya dan menyisir rambutnya dengan tangan. Sebelum memasuki kamar pribadinya, Patric melangkahkan kakinya ke kamar Aneke, entah mengapa dirinya ingin sekali melihat kondisi wanita itu. Saat terakhir bertemu, terlihat wajah Anneke yang pucat.
Dilihatnya makanan yang masih utuh tanpa tersentuh masih tergeletak sempurna di meja. Patric memperhatikan Anneke sesaat, wanita itu tampak nyaman tidur dibalik selimut. Wanita itu telah melewatkan makan malamnya. Tak seorang pun berhak membangunkannya. Dan itu adalah perintah dari Patric. Patric tahu Anneke masih banyak butuh istirahat.
Dengan langkah kaki perlahan, Patric menghampiri ranjang. Tangannya membelai wajah Anneke dengan lembut. Kenapa dirinya enggan melepaskan sentuhannya dari Aneke?, seakan akan jari-jari tangannya ingin bermain terus membelai pipi lembut itu. Tak kuasa dia menghentikan tangannya. Mulai dia mencium pipi Aneke, kening, dagu dan sampai dengan ringan dirinya menyapu bibir Aneke.
Aneke yang merasa ada seseorang yang menciumi wajahnya, menggeliat namun masih enggan untuk membuka matanya. Napas orang itu hangat dan tercium bau alkohol. Perlahan dipaksakan dengan berat ia membuka matanya dan melihat Patric tepat berada diatasnya, dengan reflek Aneke menghindar dari ciuman Patric yang saat itu telah merambat sampai ke lehernya.
Terlihat Patric yang sekarang berada di atasnya itu sangatlah indah memesona, dan menarik dimata Anneke. Ia tampak lebih nyata, dan bahkan mungkin sedikit rapuh. Inilah pria yang beberapa menit lalu dalam mimpi Anneke yang membuat ia gemetar dengan kebutuhan sentuhannya dan membuatnya mendambakan ciuman. Inilah pria yang arogan tapi memesona. Dan ingin membuatnya bermimpi lagi untuk direngkuh dalam pelukannya, didekap kedadanya. Anneke mendesah lirih lalu berbisik. "Semua ini salah Patric. Kau masih mempunyai istri sah."
to be next continued...
maafkan cuma sedikit kali ini, cuma buat yang kangen sama cerita ini saja jadi update deh..
Vote, komen ditunggu selalu..
xoxo ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/138828351-288-k712125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me Your Wife (NMYW)
RomanceTerbangun dari koma, mendapati dirinya dengan wajah yang telah berubah menjadi orang lain dan yang membuatnya terguncang saat dirinya diakui sebagai seorang istri Perdana Menteri. Terkejut lagi saat mendapati amplop bertuliskan "Masih Ingatkah Kau U...