Chapter - 24

4.1K 229 8
                                    

maafkan ekeuh yang jarang update ini cerita....

terimakasih untuk readers yang telah memberi bintang dan komennya....

terimakasih readers yang masih setia dengan sabar untuk menunggu cerita ini...


cuss happy reading all...

----------------------------------------------------------------------------------


Tak lama kemudian Martin duduk bersandar di kursi kerjanya seraya menutup matanya sambil memegangi bagian dadanya. Hidupnya tak semulus yang ia rencanakan dan saat ini ia merasa sudah sangat lelah. Batin serta fisiknya tak mampu menopang lagi semua rencana yang belum terlaksana.

Impian-impiannya telah hancur setelah kecelakaan itu terjadi. Rencananya berhenti ditengah jalan. Impian yang telah ia susun secara matang bertahun tahun secara diam-diam dan terencana itu sekarang pupuslah sudah. Mungkin dengan bersabar dan memulai rencana baru akan membuatnya jauh lebih menguntungkan daripada meneruskan rencana lamanya. 

**

Patric menyugar rambutnya dengan gusar. Setelah dirinya menemui detektifnya, - seorang pria dengan postur tubuh sedikit gemuk itu mengatakan bahwa sampai saat ini ia belum bisa menemukan keberadaan Aneke.

Semua cctv  jalanan tak menampakan hasil. Tak ada sesuatu yang mencurigakan yang menunjukkan gerak-gerik wanita yang diyakini sebagai Aneke. Dengan kemarahan yang terlihat diwajahnya, akhirnya Patric menyuruh detektifnya untuk terus mencari keberadaan Aneke sampai ditemukan dalam kondisi hidup maupun tak bernyawa.

Patric melepaskan penat yang seharian ini menderanya. Masalah belum terpecahkan. Selain yang hanya bisa dilakukakan saat ini hanyalah menunggu kabar dari detektifnya itu, Patric juga  sudah merasakan adanya kesepian dihatinya. Kembali dia mengingat wanita itu. Ia bersumpah wanita itu tak akan berkianat ataupun melarikan diri darinya lagi. 

Setelah meluluhkan hatinya yang sekeras batu, wanita itu tak boleh pergi sesuka hatinya begitu saja. Dia harus mendapatkan balasan karena telah mengobrak abrik dua orang hati. Ia merasakan kesedihan saat mengingat putrinya. Dengan tangisan seorang bocah, Julie selalu menanyakan keberadaan Aneke.

"Aku pasti menemukannmu Aneke. Dalam kondisi hidup ataupun mati."

***

Aneke membuka kelopak matanya dengan perlahan. Silau lampu segera menerpanya. Semoga kemarin hanya sebuah mimpi, batinnya berkata. Dan hari ini dia akan mendapatnya dirinya  berada di kamar rumah Patric,- bersama memeluk Julie. 

Namun ternyata, saat ditolehkannya kepalanya ke kanan, ia melihat seorang pria sedang menaruh makanan diatas meja nakas. Dia mencubit tangannya dengan keras, dan dia meringis sakit. Dia tak berhalusinasi atau mimpi. Ini kenyataan. Dia ditempat asing. Masih sama dengan kemarin.

"Sudah bangun rupanya. Kau sempat pingsan. Kau lemah karena perutmu tak diisi. Kata dokter kau juga kekurangan gizi. Jadi segera makanlah dan minum obat ini agar kondisimu kembali fit," ucap seorang pria seraya beranjak berlalu pergi. 

Secepat kilat tangan Aneke mencekal lengan pria itu sebelum pria itu melangkahkan kakinya lebih jauh lagi menuju ke arah pintu keluar.

"Aku dimana? Siapa yang melakukan ini padaku?". Tatapan menyelidik Aneke ditunjukkan pada pria itu.

Pria itu terdiam dan berusaha keras melepaskan cekalan tangan Aneke.

"Makanlah. Semoga kondisi anda cepat membaik. Saya permisi dulu."

Not Me Your Wife (NMYW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang