Bagian 33

1.6K 150 30
                                    

Author Pov

Terlihat dua orang bidadari masih terlelap dalam tidur. Saling berpelukan memberi kenyamanan satu sama lain. Hingga salah satu mereka terjaga. Bidadari dengan wajah judes itu mengerjapkan mata dan memperhatikan seseorang bidadari juga namun berwajah kalem yang dengan posesif memeluknya. Siapa lagi kalo bukan Naomi yang sedang tersenyum melihat Ve tidur dengan posisi menggemaskan. Membuat jantungnya harus langsung berkerja ekstra pas baru bangun.

Di sibaknya rambut yang menutupi sebagian wajah Ve. Lalu dia tersenyum melihat sang pujaan tidur dengan polos seperti itu. Sedikit membelai pipi bakpo milik Ve dengan perlahan. Namun rupanya hal itu justru membuat sang pemilik pipi bakpo itu terusik. Buru2 Naomi memejamkan mata, mencoba menetralkan detak jantung yang berdetak kencang, menarik napas dalam, dan pura2 tidur kembali.

Ve terbangun dari tidur nya. Lebih tepatnya terusik dari mimpi indahnya. Dia sedikit kaget dengan posisi tidurnya yang memeluk Naomi dengan erat. Dia ingat semalam menangis sampai ketiduran di pelukan Naomi. Tapi tak menyangka bakal terus berpelukan seperti ini. Menjadikan tangan kiri Naomi sebagai bantal nya. Di pandanginya, wajah Naomi, dan terukirlah senyum manis di bibir Ve.

"Cantik" gumam Ve

"Kamu pasti capek ya Mi, tangannya aku jadiin bantal? Maaf ya" bisik Ve pelan yang beranggapan Naomi masih tidur pulas

Di tatap nya lagi wajah milik Naomi. Lalu dengan keberanian penuh, di kecupnya kening Naomi, sekilas namun dalam. Setelah itu Ve langsung beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.

Naomi yang merasa sudah aman, dia langsung membuka mata dengan lebar. Memegang bekas kecupan dari Ve tak percaya.

"Mimpi apa gue semalam dapat morning kiss dari bidadari" batinnya sambil menghentak2an kaki ke udara kegirangan

Dan di waktu yang sama di kamar mandi, Ve pun sedang dilema dan bingung karena ulah jantungnya yang berdegup kencang tanpa terkendali.

"Hahhh pagi2 uda senam jantung, tapi detaknya napa kenceng banget gini" gumamnya memegangi dada kirinya, menatap cermin dan mengingat kejadian barusan saat dia mengecup kening Naomi, dan lagi2 jantungnya makin menggila.

Naomi Pov

Gue lihat dia keluar dari kamar mandi, hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh dan rambutnya. Berjalan ke arah lemari pakaian, mengambil baju, lalu meletakkan nya di meja rias. Dia pun duduk disana mengeringkan rambutnya. Dan gue rasa dia belum sadar kalo gue uda bangun dan memperhatikan nya.

"Sexy" satu kata keluar berulang kali dari batin gue, melihat dia berpenampilan begitu, belum lagi sekarang mengeringkan rambut seperti ini, dan gue kegirangan dibuatnya

"Naomi uda bangun" ucapannya sukses membuat gue tersentak kaget, malu gue

"Astaga, dia lihat gak ya waktu gue ngeces pas liat dia" runtuk gue dalam hati

"Mi, kamu gpp?" tanya nya yang uda berada di depan gue dengan jarak kurang dari 50cm, dan gue gelagapan

"Iiii...iii...yaaaa...se..sexxxyyy" dan mulut ogeb ini ngeluarin isi hati dan kepala gue dengan sempurna

"Ampuunnn mulut, lu mau bikin gue mati mudaaa apaaa" gue hanya bisa menutup rapat mulut gue dengan kedua tangan, sambil terus meruntuki diri sendiri

Dia terlihat salah tingkah, sekilas ku lirik pipi nya memerah. Dia berjalan mundur dari arah gue. Gue bingung, takut dia marah. Gue pun berinisiatif untuk cepet2 minta maaf, sebelum terjadi kesalah pahaman lebih lanjut. Reflek gue tarik dia sekena nya dan gue langsung berdiri. Dan hal buruk terjadi.

"Aaakkhhhhhh..." teriaknya, gue melotot full, rasa pengen lepas mata gue. Kalian tau apa yang terjadi. Gue salah tarik. Dan handuk yang dia gunakan lepas gitu aja. Sekarang terpampang nyatalah keseksian bidadari pujaan gue tepat depan mata. Karena tak ingin makin larut cepet2 gue ikut nolongin dia memperbaiki diri.

"Ve..ve..maa..maaf" tangan kita berdua terus berdebat, gue mau tolong dia hempaskan gitu aja, dan kejadian itu berlangsung dengan sangat cepat. Hingga lagi2 teriakan Ve terdengar lagi.

"Naomiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii aaarrgghhhhhh"

Dan....

Plaaaakkkkkk

Ve Pov

Aku kesal padanya. Kejadian tadi benar2 menguras emosi. Sebenarnya bukan kesalahannya seratus persen. Tapi karena aku malu, jadi dengan reflek tangan ini harus mendarat dengan keras di pipinya. Tunggu jangan salahkan aku dulu. Hal itu terjadi begitu saja begitu cepat tanpa bisa ku kendalikan. Dan itu juga bukan karena seratus persen kesalahanku. Tangannya udah dengan nakal memegang aset milikku. Aaarrghhh mengingatnya sudah membuat wajah ku memanas.

Dan sekarang kami sudah berada di meja makan bersama mama. Tanpa ada kata lagi yang keluar dari mulut ku dan Naomi. Dia terus menghindari kontak mata denganku, begitu pula dengan ku yang melakukan sikap sama sepertinya.

"Omi, itu pipi nya kenapa kok merah?" ppertanyaan mama membuatku berdebar, takut kalo Naomi akan jujur padanya.

"Aku harus gimana kalo dia berkata jujur pipi nya merah gara2 aku tampar"

"Kena tampar Ve tante" seketika tubuhku menegang dengan kejujurannya, sedangkan mama menatap heran ke arah kami

"Kamu kenapa nampar Omi, Ve?" lidahku keluh tak mampu berucap, apa aku harus jujur juga alasan kenapa ku menamparnya, tapi....aarrgghhhh

"Waktu tidur, tangan Ve mendarat gitu aja ke pipi Omi tante, sampai ngebuat Omi terbangun kaget, Ve suka ngelindur kayak gitu apa ya?" pernyataan sekaligus pertanyaan Naomi langsung mengalihkan perhatianku dan mama

"Lhoo maksudnya Ve nampar kamu pas kalian tidur gitu?" dia pun mengiyakan

"Iyaa tante, masa iya nampar Omi dengan sengaja" Cengirnya lalu menatapku dengan datar

"Aaarghh kenapa dia menatapku seperti itu, pdahal tadi ke mama senyum2"

"Nanti kamu obatin pipinya Omi, Ve" kali ini ucapan mama berhasil mengalihkan perhatian ku dan Naomi

"Nggak usah tante, gpp, ntar lagi habis sarapan Omi mau pulang dulu, beres2 tempat tinggal Omi dulu, baru nanti kesini lagi buat jemput tante sama Ve"

"Jemput? Oya, hari ini kan aku sama mama mau tinggal sementara di tempatnya"

"Nonono, biar di obatin dulu sama Ve, trus nanti langsung berangkat bareng, biar kita nanti bantu beres2nya"

"Tapi tante...."

"Gak ada penolakan Omi" dia pun hanya menganggukan kepala

"Kamu denger kan Ve?"

"Eh...i..ii..iiya ma"

"Hahhhh kenapa jadi aku yang kesannya bersalah disini"














TBC

Sekelumit dulu yaaa... Hehe

Happy reading

Apa Itu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang