Bagian 42

1.6K 158 216
                                    

Author Pov

Sekarang sudah jam 04.00, ya Naomi dan Shani begitu sampe tempat tujuan dan menyelesaikan urusannya langsung balik pulang. Saat ini mereka berdua sedang istirahat di salah tempat makan cepat saji yang buka 24 jam.

"Kita rileksin badan dulu disini Mi, ntar balik jam 5 ato 6 an, jadi kita masih bisa datang ke acara pemakaman"

Naomi pun setuju dengan usul Shani, karena dia juga merasakan capek dan ngantuk. Mereka dapat info dari Shania, kalo proses pemakaman di laksanakan jam 9 pagi nanti. Sedangkan rombongan Gre dkk, mereka memutuskan untuk bermalam di tempat tujuan mereka, dikarenakan keadaan disana hujan deras, jadi mereka baru bisa pulang pagi hari, dan menitipkan salam karena tidak bisa hadir dalam prosesi pemakaman.

"Ntar biar gue yang nyetir, lu tidur aja" ucap Naomi lalu memasukan kentang goreng ke dalam mulutnya

"Lu yakin? Gpp gue aja..."

"Adem Shani gue, lu mau kayak ikan melek terus?" potong Naomi membuat Shani mengerucutkan bibirnya

"Kok lu jadi sok imut gini Shan" Naomi pun terkekeh dengan ekspresi yang ditunjukan Shani, sedangkan si adem hanya mendengus kesal padanya

Tepat jam 05.48 mereka pun melanjutkan perjalanan. Istirahat hampir 2 jam uda membuat tenaga mereka kembali, meskipun tak terisi penuh. Jam 09.15 tibalah mereka dirumah Ve. Disana hanya ada bibi, sang bibi pun ngasih tau kalo rombongan uda berangkat sejak 30 menit lalu. Naomi pun langsung melajukan mobilnya ke pemakaman yang telah di kasih tau bibi.

Macet. Akhirnya setelah 1 jam mereka sampai ke pemakaman, tapi prosesinya uda selese dan para pelayat juga sudah banyak yang pulang. Disana tinggal Ve, mamanya, Shania, dan Andre. Naomi dan Shani pun berjalan ke arah mereka.

"Omi" ucap sang mama ketika menyadari kedatangan Naomi, dia langsung menangis dalam pelukan Naomi

"Sabar ya tante, maaf Omi baru bisa datang, soalnya dari luar kota"

"Lebih baik kamu gak usah datang lagi" Naomi menoleh ke sumber suara, melihat Ve menatap tajam kearahnya
"Kehadiran kamu juga gak ada gunanya, gak akan menghidupkan kembali mereka. Semua gara2 kamu Naomi. Pergilah!!!!! Jangan ganggu kami lagi. Aku muak melihatmu!!!!" teriakan Ve bercampur tangisannya lepas gitu aja tanpa kontrol, tanpa mempedulikan hati Naomi, membuat kaget semua yang ada disana, kecuali seseorang yang memang sangat menginginkan moment seperti ini terjadi.

Naomi hanya bisa menahan semua gejolak dengan mengepalkan tangannya kuat2, dia tak ingin menangis dan terlihat lemah di hadapan Ve. Shani yang sangat peka terhadap setiap perubahan sikap Naomi, dia langsung mendekap tubuh mungil sahabatnya dari belakang, agar tak kehilangan keseimbangan.

"Jika suatu hari lu nyesel dengan segala perbuatan lu ini terhadap Naomi, gue pastiin gue orang pertama yang akan ngehalangi lu untuk menemui Naomi lagi" setelah mengucapkan itu Shani pun berpamitan dan mengajak Naomi pergi.

Di dalam mobil, barulah runtuh semua pertahanan Naomi. Menangislah dia sejadinya tanpa rasa malu lagi pada Shani. Melihat hal itu, Shani hanya bisa diam tanpa berbuat apa2 bahkan untuk menghidupkan mesin mobil pun tak dia lakukan. Ya inilah Shani, yang selalu membiarkan Naomi menangis sejadi2 nya agar segala penat menjadi sedikit segar. Hal demikian dia pelajari dari siapa lagi kalo bukan dari Naomi, mantan sekaligus sahabat terbaik.

5 menit...

10 menit...

Hape Shani pun berbunyi. Tertara panggilan masuk dari Gre. Naomi mulai meredakan tangisnya.

Percakapan Telpon

Iya Gre ada apa

Apa Itu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang