Ve Pov
Aku kehilangan mama. Seharian diriku memang tak ada dirumah, baru balik rumah tepat jam 6 sore. Awalnya tak ada kecurigaan dari diriku, tapi saat akan malam mama tak kunjung datang ke meja makan. Aku pun meminta tolong bibi untuk melihat keadaan mama. Namun kenyataan pahit yang aku dapat, bibi berteriak kalo mama tak ada dikamar, semua penghuni rumah panik.
Aku pun segera menyuruh semua untuk mencari mama. Mau melapor polisi, mama belum hilang lebih dari 1x24 jam, karena bibi berkata kalo sore tadi masih ada, dan setelah itu tak ada yang tau mama kemana. Ku telpon Andre dan menceritakan apa yang terjadi, dia terdengar khawatir tapi dia minta maaf tak bisa datang ke rumah karena ada meeting di kantor. Rasa nya kecewa dengan sikap Andre, tapi bagaimana lagi karena sekarang dia yang mengambil ahli perusahaan alm papa hingga sang pengacara datang.
Tak hanya disitu, ku hubungi Shania dan menanyakan keberadaan mama. Dia terdengar terkejut mendengar ceritaku bahwa mama menghilang. Namun lagi2 aku harus menerima kekecewaan, karena Shania tak bisa datang menemui ku, dia sedang ada acara keluarga. Aku telpon beberapa kerabat dan hasilnya nihil. Hingga ku mengingat sesuatu.
"Apa harus aku kesana?"
Tak mau menunggu lama, aku langsung memasuki mobilku dan meluncurkannya ke arah yang telah ku pikirkan tadi. Saat ini kurasakan sedih, emosi, dan khawatir meluap jadi satu. Hingga sampai lah aku di depan sebuah pintu, ya lebih tepatnya pintu apartemen milik Naomi.
Setelah beberapa kali ku pencet bel pintu apartemen nya akhirnya terbuka juga. Terpampang seorang cantik, putih dengan hanya memakai kemeja putih dengan dua kancing atas terbuka dan bawahan nya menggunakan hotpants, tapi dia bukan Naomi, melainkan Shani.
"Kak Ve?!" sapa nya dengan raut sedikit kaget ketika melihatku, aku pun juga kaget melihat penampilannya
"Masuk kak" lanjutnya mempersilahkan ku masuk
"Sebentar kak, gue panggil Omi dulu"
"Gak usah Shan, aku cuma mau tanya, apa mama kesini?"
"Mama kak Ve?" aku pun mengangguk
"Gak ada kak" dia menjawab dengan ekspresi yang sama, namun ku tak percaya gitu aja
"Boleh aku cek apartemen ini? Karena aku tidak percaya dengan jawabanmu" ya bisa ku lihat Shani sedikit tersentak dengan ucapan ku
"Kamu pikir aku bodoh Shan"
"Uhm tapi kak...."
"Shan, gue uda mandi, lu buruan mandi juga gih" belum selesai Shani ngomong, ada suara yang memotongnya, ku menoleh ke arah suara itu, ternyata Naomi, yang hanya menggunakan handuk menutupi sebagian tubuhnya, serta satu handuk lagi membungkus rambutnya.
"Sexy"
"Apaan si Ve, kenapa kamu malah memuji nya" runtuk ku
"Ehhh...." kaget nya, dan ku pastikan dari tadi Naomi tak menyadari keberadaanku
"Ve...." Dia terbata menyebutkan namaku
"Uhm Mi, kak Ve ini nyari mama nya, gue uda bilang mamanya gak ada disini, tapi dia gak percaya, dan mau ngecek apartemen ini" belum aku sempat ngomong, Shani sudah menjelaskan detail maksud dan tujuan ku.
"Ouh... Yaudah, silahkan kalo mau cek apartemen gue" respon Naomi dengan sangat santai
"Lu uda tau kan setiap sudut apartemen ini, jadi gue tinggal sendiri dulu gpp ya, mau ganti baju dulu" ku hanya bisa anggukin kepala karena heran Naomi bisa ngomong dengan nada seperti ke aku
"Yaudah, ayo Shan ke kamar dulu, lu buruan mandi, bau"
"Enak aja bau, gara2 ulah lu badan gue jadi lengket semua" Ucap Shani dengan nada yang ku dengar sedikit lebih manja
"Lengket? Ish mereka habis ngapain? Mana Shani ngomong nya manja gitu, jangan jangan........" buru2 ku geleng2kan kepala agar tak berpikir yang tidak2 lagi
"Kak Ve baik2 aja?" ucapan Shani menyadarkan ku, aku pun memberi isyart bahwa semua baik2 ya
"Kalo gitu kita tinggal dulu Ve, anggap tempat sendiri" mereka pun meninggalkan ku, selama jalan menuju kamar Naomi, Shani merangkul Naomi.
"Sok pamer kemesraan,menyebalkan"
"Eh tunggu, Naomi habis mandi, Shani badannya lengket semua, apa mereka beneran..... Aaarrrghhhh"
"Aku ini kenapa.sih, kok jadi mikirin hal itu, mana peduli aku pada mereka"
Segera ku tepis segala pikiran yang sempet ada. Aku pun mulai mencari mama dari kamar yang dulu pernah kita tempati. Hingga semua sudut ruangan ku cari tak ku temukan mama.
"Tinggal kamar Naomi aja" gumamku
Ku ketok pintu kamarnya, tak lama Naomi membukakan. Ku katakan kalo aku akan mencari mama di dalam kamarnya, meskipun dia sedikit kaget, dia tetap mempersilahkan ku masuk.
"Apa2an ini... Tadi Naomi sekarang Shani..." rancau ku yang saat ini melihat Shani duduk di depan cermin hanya dengan menggunakan handuk sama seperti Naomi tadi dan dia tampak tak pengaruh dengan kehadiranku
"Mi... Bantu gue ngeringin rambut... Buruan..." dan lagi2 suara Shani terdengar sedikit lebih manja
"Eh..iyaaa..."
"Silahkan kak Ve kalo mau nyari" lanjut Naomi kemudian segera menghampiri Shani
Tak mau ambil pusing dengan sikap mereka, aku mulai mencari mama, kamar mandi, balkon dan semua tak ku temukan mama. Dan kali ini aku dibuat tidak fokus oleh mereka. Sesekali ku lirik mereka yang masih menikmati proses pengeringan rambut sambil ketawa2 yang terdengar saling bermanja. Ntah kenapa, aku tak suka melihat itu. Aku tak suka Naomi bersikap seperti itu. Ada sesak dan sakit yang ku rasa jauh di sudut hati ku. Dan ku putuskan untuk segera pergi dari tempat ini. Rasanya tak sanggup melihat pemandangan seperti itu terlalu lama.
Aku pun pamit ke mereka. Berjalan cepat menuju mobil dengan perasaan tak karuan. Kecewa karena tak menemukan mama, dan juga ada rasa sakit melihat Naomi memanjakan Shani seperti itu, apalagi sikap Naomi terkesan cuek terhadap ku. Tak terasa air mata jatuh begitu saja di pipi saat lagi2 bayangan tentang Naomi dan Shani terlintas lagi dalam ingatan ku.
"Aku kenapa? Rasa nya sesak dan sakit Tuhan...."
TBC
Untuk part selanjutnya mungkin akan sedikit lebih lama update nya, karena gue mau jadi ninja hatori dulu 😂 mendaki gunung lewati hutan 😂 jadi di harap bersabar dan mohon pengertian nya ya 😘
Tapi kalo ntar dapet sinyal, di usahain update kok 😘😘😘😘😘
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu Cinta
General FictionCinta? Ntahlah.. Apa aku harus percaya akan cinta.. Bukan kah cinta itu hanya sebuah kalimat yang ada dalam ftv sinetron atau novel roman saja?