Bagian 34

1.7K 150 90
                                    

Ve Pov

Sekarang aku, Naomi dan mama berada dalam mobil menuju ke tempat Naomi. Setelah sarapan dan beres2 barang kami langsung bergegas. Uhm soal mengobati pipi Naomi, begitu berada di kamar dia hanya diam.

Flashback on

"Ayo sini aku obatin" kata ku mengawali pembicaraan setelah tiba di kamar, dan setelah sama2 diam beberapa menit

"Gak usah"

"Mama nyuruh aku buat ngobatin pipi kamu"

"Gak usah"

"Aku gak mau nanti mama marahin aku cuma gara2 kamu gak mau di obatin"

"Ntar gue bilang kalo uda di obatin" jutek nya dengan ekspresi datar

"Uda sini aku obatin Mi"

"Mending lu buruan beres2, gue tunggu di bawah" dia pun pergi meninggalkan ku

Flashback off

Ku lirik dia sesekali sambil tetap fokus nyetir. Dia duduk di samping ku, sedangkan mama duduk di kursi belakang. Dia masih diam, gak ngajak aku bicara lagi, asik main hape.

"Omi, maafin tante ya jadi ngerepotin" suara mama memecah keheningan

"Eh... Gpp tante, gak ngerasa di repotin kok" ucapnya sambil menoleh ke arah mama

"Tapi kan gara2...." mama tampak murung, dan belum selesai mama bicara, ucapannya uda di potong lebih dulu oleh Naomi

"Omi gak mau liat tante sedih, nanti anggep rumah sendiri ya tante" senyum nya dan seakan menular ke mama dan aku yang ikut tersenyum

"Uhm, tapi nanti jangan kaget ya tante, sama sikap ci Sendy yang kadang absurd" cengirnya

"Hahaha...kamu ini cici nya sendiri di bilang absurd"

"Tapi gak apa2 ntar makin rame, jadi tante pasti seneng" lanjut mama seakan bersemangat dengan apa yang akan terjadi ntar

"Hmm jadi dia tinggal dengan Sendy, dan sepertinya mama juga uda kenal sama Sendy"

"Sendy itu siapa nya sih, bukannya Naomi anak pertama"

"Depan belok kiri Ve" kaget aku dengan ucapan Naomi, tapi untung segera bisa nguasai diri

"Astaga, jangan ngelamun dulu Ve"

"Gedung yang itu Ve" aku menoleh kearah yang di tunjuk, sempat tak percaya dengan yang kulihat, dia menunjuk bangunan apartemen yang bisa di bilang elit. Tunggu bukan maksud meremehkan nya, bukan nya dulu dia bilang tinggal di kos2an deket kampus. Dan aku baru sadar, kalo apartemen ini lumayan jauh dari kampusnya.

"Gue pindah" seakan membaca isi pikiranku, dia memberi pernyataan itu

Setelah memarkir mobil, kami pun menuju lantai 8, sambil bawa barang2 yang dibawa dari rumah. Begitu sudah di depan sebuah pintu, dia memencet bel beberapa kali.

Kleekkkk

Pintu terbuka, dan keluarlah seorang cewek, dia adalah Sendy. Dia menyambut kami, mempersilahkan masuk, serta menunjukan kamar buat ku dan mama.

"Ci, lu uda pindahin smua barang lu kan?" tanyanya pada Sendy

"Uda gue pindahin smua ke kamar lu, kamar buat Ve sama tante juga uda di rapiin" Sendy tersenyum ke arah ku dan mama

"Makasih ya Sen, maaf ngerepotin"

"Makasih juga Sen, maaf ya aku sama mama jadi ngerepotin"

"Aku gak ngrasa di repotin kok, malah seneng bisa rame, dari pada cuma berdua sama si wajah judes satu itu" Naomi hanya memutar bola mata malas, sedangkan aku dan mama hanya bisa tersenyum kecil.

Apa Itu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang