Ve Pov
Aku gak nyangka Andre sekejam itu. Shock mendengar semua pengakuan darinya. Bahkan sekarang aku dan Shania di bawa ntah kemana. Mobil trus melaju di gelapnya malam. Ada tiga mobil yang mengikuti. Aku hanya bisa menangis karena tak tau lagi harus berbuat apa, sedangkan Shania dia terus berusaha menenangkan ku dan bersikap lebih kuat. Dulu aku pernah berada di posisi seperti ini, tapi Naomi berhasil menemukannya. Sekarang apakah akan sama seperti dulu, atau aku harus menerima kenyataan dengan pasrah apa yang terjadi nanti. Selain memikirkan tentang diriku, aku juga memikirkan Shania, gara2 aku dia jadi ikut terlibat sejauh ini.
"Maafin aku Shan" bisikku lirih
"Ssttt uda Ve gpp, kita pasti selamat"
Aku melihat Shania penuh keyakinan mengatakan itu, tak ada sedikit keraguan di mata nya. Dia memelukku, menenangkan ku. Hingga akhirnya kita sampai di sebuah rumah. Kami di turunkan secara paksa. Mereka mendorong kami begitu saja, membuatku dan Shania jatuh tersungkur ke lantai.
"Hahaha sekarang gimana rasanya Ve? Apa lu udah merasakan jantung berdebar, perasaan tak menentu?" Andre terus tertawa, muak rasa nya
"Akan gue penuhin semua itu malam ini Ve, karena lu bakal jadi milik gue seutuhnya, kita akan menikmati malam pertama kita sayang, hahahha"
"Itu gak akan terjadi brengsek" Shania berteriak, Andre menatap nya tak suka, dia menarik rambut Shania dan juga mencaci maki
"Lu diam aja brengsek, lu juga akan menikmati malam ini hahahaha"
"Cukup Ndre, jangan bawa2 Shania, lepasin dia, aku akan melakukan semua yang kamu mau"
"Lu denger itu hahhh" di lemparnya Shania kembali ke lantai, melihat itu aku langsung menghampiri Shania
Seakan tak memberi kesempatan untuk ku dan Shania berlama2, Andre menarik ku, dia membawa ku menjauh dari Shania. Dia tak mempedulikan rancauan ku dan umpatan Shania terhadapnya. Dan sampailah kita di sebuah kamar.
"Kenapa membawaku kesini Ndre?"
"Seperti yang tadi gue bilang, kita akan menikmati malam pertama kita"
"Maksud kamu?" tanyaku gugup pada Andre
"Lu tau kan nyawa sahabat lu sedang dalam bahaya, jadi tak usah banyak tanya, turutin saja semua kemauan gus" bentak Andre padaku, aku terus berpikir untuk mengulur waktu, meskipun ku tau tak ada harapan bagi kami selain menuruti keinginan nya, karena tak ada yang tau aku dan Shania di bawa kesini
"Kamu boleh mengambil semua harta ku Ndre, jadi lepaskan kami"
"Hahaha gak semudah itu Ve, di dalam wasiat papa lu, gue harus nikah dan punya anak dari lu baru bisa memiliki semua nya" aku tertegun dengan jawaban Andre
"Jadi sekarang buka baju lu di hadapan gue" tak percaya aku dengan ucapan yang di lontarkan Andre, ku gelengkan kepala untuk menolak
"Kalo lu nolak, gue gak segan2 nyuruh anak buah buat ngabisin sahabat lu itu" Dia menyeringai tajam menatap ku, nyawa Shania benar2 dipertaruhkan saat. Tak ingin aku kehilangan sahabat satu2nya yang ku punya.
"Ya Tuhan, tolonglah hambamu ini"
Ku lepas satu persatu kancing kemejaku. Tetesan air mata seakan menjadi pengiring saat ini. Andre menatap ku tak berkedip dengan mata liar nya. Begitu kancing tlah terbuka semua, di dekapnya tubuh ku. Lalu dengan kasar di lempar nya kemeja milikku ke sembarang tempat. Dia berusaha menciumku, ku tolak sekuat tenaga. Mendapat respon seperti itu dari ku, ternyata membuat dia marah. Di dorongnya tubuhku ke kasur begitu saja. Membuatku jatuh terlentang di hadapannya, dan lagi2 dia tersenyum sebagai isyarat sudah siap menerkamku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu Cinta
General FictionCinta? Ntahlah.. Apa aku harus percaya akan cinta.. Bukan kah cinta itu hanya sebuah kalimat yang ada dalam ftv sinetron atau novel roman saja?