Bagian 20

1.9K 160 52
                                    

Ve Pov

Mata ku masih belum terpejam saat ini, padahal sudah menunjukan jam 02.00. Seharusnya aku bahagia dengan semua ini, tapi kenapa ada rasa sakit yang menyesakkan dada.

Ku pejamkan mata, mengingat kembali apa yang terjadi tadi, di pesta pertunangan ku. Mengapa dia yang bernyanyi disana, membuatku terkejut akan semua. Padahal sebelumnya ku pastikan bukan nama dia yang tertulis di bagian vokalis.

Saat ku masih bertanya tanya, dia sudah menyanyikan lagu milik Anji. Lagu romantis yang sengaja di request Andre, berjudul "Dia".

Yaa Naomi menyanyikan lagu itu penuh penghayatan, sambil sesekali melihat ke arahku. Suaranya merdu, membuat semua yang ada disana begitu menikmatinya, termasuk aku.

Lagu romantis itu pun selese dibawakan. Semua bersorak. Dan setelahnya, aku dan Andre pun melakukan tukar cincin. Ku lihat semua tersenyum dan tertawa bahagia. Ku lirik Naomi, dia tampak sedang berbicara dengan MC dan kru band disana. Tak lama, di umumkan lah kalo akan ada tambahan satu lagu lagi sebagai bonus. Semua begitu antusias menyambut dengan suka cita, termasuk Andre.

"Satu lagu, gue persembahkan buat yang sedang berbahagia disana" ucapnya yang masih teringat jelas di memory ku, sambil menunjuk dan tersenyum ke arah ku dan Andre

"Lovarian - Sang Pengagum"

Ku buka mata ku, rasa nya kembali ada sesak dalam dada saat mengingat itu. Saat dia menyanyikan lagu itu, dia terus memejamkan matanya, hingga pada bait terakhir dia membuka kedua matanya. Menatapku dalam, seakan menyampaikan bahwa itu adalah ungkapan hati nya untuk ku.

Aakkhhh apa hanya aku yang terlalu berlebihan beranggapan seperti itu.

Dia menyanyi dengan sempurna, tepuk tangan dan pujian terus diberikan kepadanya. Andre pun ikut bahagia. Mereka di sana melihat kami dengan penuh keceriaan. Semua tertawa. Tapi tidak dengan dia.

Yaa, aku sempat melihat Naomi sebelum dia berbalik ke belakang panggung. Aku melihat dia menyeka air mata. Dia menangis. Aku tidak salah liat lagi, dia benar2 menangis.

"Naomi..." batinku

Naomi Pov

"Lu yakin Mi?" tanya Lidya entah ke berapa kali nya

"Apa gak lu pertimbangin dulu lagi Mi?" Shani pun hari ini sangat kompak dengan Lidya dalam mengulang pertanyaan yang sama

"Iya, gue yakin" mereka lagi2 terdiam dan tertunduk lesu dengan jawaban gue

"Kalian kagak usah lebay deh" mereka manyun2 gak jelas

"Tapi kalo kagak lu, kagak asik Mi"

"Iya, ntar sapa yang gue panggil sayang2 lagi"

"Pliisss deh, kalian pikir gue mau metong apa, gue cuma liburan seminggu" kesal gue, dan mereka nyengir

"Menyebalkan" gerutu gue

"Yaudah, lu hati2 yee disana, makan yang banyak, jangan karena patah hati lu jadi makin kurus" oceh Lidya

"Iyaa bener tuh, jangan gara2 patah hati, nama lu muncul di berita percobaan bunuh diri"

"Yaa ampun adem Shani gue, lisan yee tolong di kondisi kan, gue cipok juga ntar lu" omel gue kesal

"Duhhh Omi agresip yaa lu sekarang, mana di tempat umum pula"

"Gue tonyoiii juga lu Shan" mereka pun tertawa, gue yang kesel akhirnya juga ikut ketawa. Tak lama setelahnya terdengar info tentang keberangkatan pesawat.

"Miss yoouuuuuuu" kami bertiga berpelukan kayak Teletubbies melepas kepergian gue

Skip

Apa Itu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang