Part 3. Stubborn

88 11 1
                                    

Daniel melempar ponselnya sembarang. Moodnya benar-benar hancur. Setelah mengantar Se Ri pulang, ia disibukkan dengan kiriman tugas dari temannya.

Daniel mengutuk Mrs. Yohana. Wanita bertubuh gemuk dan berkacamata besar. Guru bahasa inggris yang membuatnya muak.

Awalnya ia sangat menyukai mata pelajaran bahasa inggris, tetapi setelah Mrs. Nana digantikan oleh Mrs. Yohana membuat Daniel berbelok arah terhadap pelajaran itu.

Masalah lain adalah seseorang mengajaknya bertemu sepulang sekolah besok. Dan sialnya lagi, ia sudah berjanji akan mengantar Se Ri ke toko es krim.

Sekarang masalah utamanya adalah Se Ri. Gadis itu marah. Padahal Daniel sudah meminta maaf dan berbicara baik-baik.

"Kang Se Ri..." geramnya. Sudah berulang kali ia menghubungi gadis manis itu, dan sudah berulang kali juga Se Ri tidak menjawab telponnya.

Sekali lagi Daniel mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi kekasihnya.

Geramnya semakin bertambah ketika suara operator yang sangat tidak ia harapkan bersuara.

"Chagi, tolong jawab teleponku. Aku benar-benar minta maaf. Sungguh!"

Akhirnya ia mengirim pesan singkat dan berharap Se Ri akan membalasnya. Atau paling tidak membacanya.

Setelah di pikir-pikir, kekasihnya manis itu tidak pernah benar-benar marah seperti sekarang selama mereka menjalin hubungan.

"Ini pertama kalinya," gumamnya. "Ada apa dengan gadisku itu, Tuhan?"

***

Jiyeon melirik ke belakang Se Ri, matanya sedikit menyipit. "Berangkat sendiri? Daniel?"

Se Ri menggeleng pelan.

Jiyeon mengangguk singkat, kemudian berjalan mengimbangi Se Ri. "Kau terlihat murung. Ada masalah apa?"

"Tidak ada," jawab Se Ri singkat.

"Bohong. Kau lupa kalau aku adalah temanmu sejak kecil? Aku tahu banyak seluk belukmu."

"Kau banyak bicara juga, ya?"

Jiyeon lebih memilih mengalah, seperti ucapannya tadi, Se Ri sedang ada masalah. "Kalau kau diam saja, tandanya kau sedang marah," gumamnya.

Se Ri menoleh cepat begitu mendengar ucapan temannya. "Kau mengatakan apa? Katakan lagi."

Jiyeon menggeleng cepat, kemudian ia merangkul Se Ri dan menuntunnya berjalan. "Sebentar lagi jam pelajaran dimulai, kita harus cepat."

Ketika keduanya hendak melewati ruang guru, Se Ri membuang muka begitu melihat Daniel dan Jaehwan yang keluar dari ruangan itu.

Respon yang berbeda dilakukan Daniel. Lelaki tampan itu segera menyusul Se Ri yang berjalan cepat setelah melihatnya tadi.

"Chagi! Tunggu sebentar."

Se Ri berdiri dalam diamnya. Menunggu kata demi kata yang akan diucapkan Daniel.

"Kau masih marah?" tanya Daniel.

Se Ri menggeleng. Masih enggan untuk menjawab dengan suaranya.

"Lalu, kenapa kau tidak menjawab teleponku? Atau paling tidak balas pesanku."

Se Ri mengangkat satu alisnya, kemudian menoleh ke arah Jiyeon yang menunggunya dengan jarak yang tidak terlalu jauh, di sana Jaehwan berdiri di samping Jiyeon. Rupanya lelaki itu sedang menunggu Daniel.

"Chagi..."

Se Ri kembali menatap Daniel. Ekspresinya masih sama seperti sebelumnya.

"Chagi, kau membuatku sedih jika diam seperti ini."

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang