Daniel melempar ponselnya ke ranjang. Seharian ini Minhyun menghubunginya tanpa merasa bosan sedikit pun.
Daniel yang terus menerus diganggu saja merasa bosan. Kenapa Minhyun yang mengganggu sama sekali tidak merasa bosan?
Daniel berharap Minhyun segera bosan. Sekalian saja laki-laki itu merasa kelelahan setelah seharian ini gencar menghubungi Daniel.
Laki-laki itu menghela napas dalam-dalam. Suasana hatinya sedang tidak baik. Rasa kesal lebih mendominasi hatinya saat ini.
Ia bahkan merasa tidak nyaman dengan suasana hari ini. Dia merasa sangat tertekan.
Demi mengembalikan suasana hatinya saat ini. Daniel mencoba menghubungi Se Ri. Kekasihnya yang manis itu pasti bisa mengembalikan moodnya yang hancur.
"Selamat malam, Cintaku."
"Oppa, kau baik-baik saja?"
Daniel mengernyit heran. Kenapa Se Ri bertanya hal seperti itu? Memangnya ada yang salah dengan ucapan Daniel?
"Oppa? Jangan membuatku takut."
"Aku baik-baik saja, Se Ri. Pertanyaanmu itu yang membuatku tidak baik-baik saja."
"Pertanyaanku? Ada apa dengan pertanyaanku?"
"Tidak ada. Lupakan saja. Oh ya, sedang apa kau sekarang?"
"Menemani Se Han belajar."
"Bagaimana kabar Se Han?"
"Se Han baik-baik saja."
"Syukurlah. Oh ya, kenapa kau sendiri tidak belajar?"
"Sudah. Aku sudah belajar. Oppa, kau sendiri sudah belajar atau belum? Atau mungkin tidak sama sekali?"
Daniel mengerjap. Bagaimana bisa Se Ri bertanya seperti itu? Sudah pasti jawabannya adalah tidak. Daniel tidak akan belajar.
Hei, suasana hatinya saja sedang kacau balau tingkat tinggi. Belajar adalah hal kesekian yang akan Daniel lakukan saat ini.
"Oppa?"
"Oh, maaf. Kau bertanya apa?"
"Kau sudah belajar?"
"Aku sedang belajar," bohong Daniel.
"Bohong. Kau sedang meneleponku, Oppa."
"Dan memegang buku serta pena."
"Sungguh?"
Daniel mengangguk meskipun Se Ri tidak bisa melihatnya saat ini. "Tentu."
"Lalu, kenapa kau menghubungiku?"
"Aku mengantuk. Karena itulah aku meneleponmu."
"Hm, seharusnya kau tidur. Bukan meneleponku."
"Sayang, kau tidak merindukan aku?"
"Hei, pertanyaan macam apa itu?"
"Jawab pertanyaanku."
"Ya. Aku merindukanmu, Oppa."
Daniel tersenyum. "Kau mau aku ke sana? Kita bisa melepas rindu."
"Tidak."
"Ah, kenapa?"
"Sudah malam. Aku merasa tidak enak dengan bibi Yeri."
"Oh, begitu. Baiklah kalau begitu."
"Kita bisa bertemu besok."
"Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden (Kang Daniel)
أدب الهواة👉LENGKAP👈 Judul awal Daniel Is My Namja Chingu Memiliki seorang kekasih yang tampan, baik hati, disenangi banyak orang dan juga populer membuat Se Ri merasa gelisah, kesal dan juga cemburu. Namun, bukan itu yang membuat Se Ri merasa takut. Meliha...