The Hidden

270 9 3
                                    

Hai Hai...

Untuk memulai hubungan baik antara pembaca dan penulis, mari kita saling mengenal. Saling menghargai dan menghormati ya...

Sebelumnya, aku cuma mau bilang terima kasih bagi kalian yang sudah mau menyempatkan mampir di sini. Apalagi sampai menjadi pembaca setia.

Mohon maaf kalau saja ceritaku ini sudah biasa dan kurang menarik. Itu tandanya aku harus lebih sering belajar lagi.

Aku harap kalian mau merespon, mengkritik dan sebagainya yang membangun. Supaya karyaku ini menjadi lebih baik lagi.

Vote dan komennya dinanti ya...

Happy reading.

Tks

-

-

-



Mereka bersembunyi di balik jendela agar tidak diketahui oleh objek intipan mereka. Ketiga lelaki itu tertawa pelan yang sengaja ditahan agar tidak menimbulkan kecurigaan. Jaehwan, Minhyun dan Seongwoo menutup mulut mereka untuk menahan suara tawa mereka keluar.

Laki-laki yang menjadi objek mereka, Daniel, dan gadis muda yang bernama Se Ri itu sedang saling berhadapan. Tangan lelaki itu menggenggam lembut jemari gadis itu, meskipun gugup, ia mencoba untuk mengucapkan serangkaian kalimat yang sudah dia susun jauh hari.

Bukan dia saja. Melainkan ketiga temannya.

Demi kelancaran tujuannya hari ini, Daniel sudah membuat janji. Jika gadis manis itu mau menerima cintanya, Daniel berjanji akan melakukan semua keinginan teman-temannya. Konyol, namun itulah bentuk penyelamat Daniel yang lain.

"Aku, mungkin kita belum lama saling mengenal. Aku pun baru beberapa kali mengobrol denganmu. Namun, waktu bukanlah takaran bagi kita, tepatnya bagiku untuk menyatakan tujuanku datang padamu pagi ini."

Gadis manis itu tersenyum tipis, sedikit gugup.

"Apa kau tahu alasanku menggenggam tanganmu saat ini?"

Se Ri mengernyit, kemudian tersenyum bersamaan dengan gelengan kepalanya.

Melihat senyuman itu membuat Daniel ikut tersenyum. "Tentu saja karena tanganmu butuh kehangatan dari tanganku."

Berbeda dengan Se Ri yang tersenyum malu-malu. Lain halnya dengan ketiga teman Daniel. Mereka tampak menahan rasa kesal karena Daniel malah mengulur-ulur waktu.

"Bukan hanya kehangatan tanganmu saja, namun..." Daniel menghentikan ucapannya, sengaja membuat tegang ketiga temannya yang sedang mengintip. Ia memajukan kepalanya, berbisik sangat pelan sehingga hanya Se Ri yang dapat mendengarnya.

Rona pipi gadis itu memerah setelah mendengar kelanjutan kalimat Daniel.

"Jadi, apakah kau mau membantuku?"

Meskipun malu-malu, gadis itu mengangguk pelan dengan kepala tertunduk.

Mata Daniel berbinar. "Sungguh?" tanyanya antusias.

"Iya, aku mau," ucap gadis itu pelan. Masih merasa malu dan bahagia secara bersamaan.

"Namun... kehangatan hatimu juga. Aku bersedia menjadi pelindungmu, memberimu kehangatan dan juga kebahagian semampuku untukmu."

~_~

~_~

~_~

~_~

~_~

~_~

~_~



Oke, sampai di sini dulu ya...

Lanjut ke chapter selanjutnya...

Tks.

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang