Part 25. Jacky 2

18 5 0
                                    

"Jacky, cepat bawa peralatan itu kemari."

Jacky menoleh, ia mengangguk singkat sebelum membawa peralatan yang dimaksud paman Heochan. "Ya, Paman."

Se Ri dan Jiyeon berjalan mundur. Selain untuk memberikan jalan untuk Jacky, juga untuk menghindar dari laki-laki itu.

Tetapi, sepertinya harapan kedua gadis itu tidak terkabul. Laki-laki itu malah berhenti tepat di depan mereka berdua.

"Hei, Se Ri. Kita bertemu lagi."

Se Ri memaksakan senyumannya demi menjaga kesopanan. "Ya. Kita bertemu lagi."

"Jadi, ini mobil temanmu yang ini?"

"Ya. Benar."

"Jacky, kau mengenal Jiyeon?" tanya paman Heochan.

"Ya, Paman. Kami saling mengenal. Paman juga mengenal Jiyeon?"

"Dia putri temanku."

"Oh, begitu. Dunia ini benar-benar kecil. Benar?"

Paman Heochan tertawa. "Ya. Kau benar. Oh ya, sebaiknya kita segera menyelesaikan pekerjaan kita."

"Baik, Paman."

"Sudah hampir malam. Segera saja kita selesaikan."

Jacky mengangguk pelan. Kemudian, dia menoleh ke arah Se Ri. "Kalau begitu, aku akan mulai bekerja."

Se Ri mengangguk. "Ya."

"Jiyeon, duduk di sana bersama temanmu. Jangan berdiri di dekat kami," seru paman Heochan.

"Baik, Paman. Se Ri ayo kita duduk di sana lagi," ajak Jiyeon. "Kita hanya perlu duduk menunggu."

Se Ri mengikuti langkah Jiyeon menuju tepi jalanan. Keduanya duduk tenang sambil memperhatikan kedua montir itu bekerja.

Karena sedikit kesulitan, Jiyeon meminta kepada supirnya untuk membantu. "Paman, tolong bantu mereka."

Pak supir itu mengangguk. Dia segera menjalankan perintah majikan mudanya. Karena memang pekerjaan apa pun jika dilakukan bersama-sama akan cepat selesai.

Dalam keheningan yang mereka alami. Se Ri dan Jiyeon mencoba untuk memecah keheningan dengan bercakap-cakap.

Percakapan mereka dimulai dari Jiyeon. "Se Ri, kau benar-benar tidak penasaran hubungan laki-laki itu dengan Daniel?"

"Tentu saja aku penasaran." Se Ri melirik sekilas Jacky, memastikan kalau laki-laki itu tidak bisa mendengar ucapannya. "Sangat penasaran."

"Wah, aku mengira kau tidak merasa penasaran sama sekali. Jujur saja, aku merasa penasaran. Tetapi, aku menahan diri karena itu bukan urusanku."

Se Ri mengangguk setuju. "Aku juga berpikir begitu. Itu bukan urusanku. Rasanya kurang tepat kalau kita penasaran akan urusan orang lain."

"Dia menanyakan perihal ini kepada kita. Kenapa kau begitu yakin menjawab kalau kau tidak penasaran sama sekali, Se Ri?"

Se Ri menyengir. "Sebenarnya aku hanya berbohong. Entah kenapa aku refleks menjawab tidak. Padahal dalam hati aku sangat penasaran."

"Aku benar-benar ingin tahu."

Se Ri mengangguk setuju. "Aku juga, Jiyeon. Tetapi, tidak mungkin kita bertanya kepada laki-laki itu."

"Sebenarnya tidak ada yang namanya  tidak mungkin, Se Ri. Semua mungkin saja kalau kita mau berusaha."

"Kalau begitu kau tanyakan langsung padanya."

Jiyeon mengernyit bingung. "Aku? Kau menyuruhku untuk bertanya padanya?"

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang