Part 26. Minhyun

19 3 0
                                    

Silakan divote dulu sebelum membaca.
Happy reading.

"Aku tidak habis pikir, ada saja alasan kalian disaat aku mau mendamaikan kalian." Minhyun berkacak pinggang menatap ketiga temannya. "Katakan padaku, apakah persahabatan kita cukup sampai di sini saja?"

Ketiga lelaki itu bergeming ketika Minhyun mulai mengintimidasi lawan bicaranya. Minhyun terlihat berkali-kali lebih garang dari biasanya.

"Aku tahu, kita sama-sama egois dan keras kepala. Karena itulah masalah ini tidak terselesaikan cepat. Coba kalian pikirkan lagi, kalian pikir aku tidak muak dengan keadaan kita yang seperti ini?" Urat leher Minhyun terlihat bermunculan ketika wajahnya berubah berwarna merah menunjukkan kemarahannya.

Demi Tuhan, dia bukan lelaki sempurna yang bisa menghidupkan kembali orang mati. Bukan malaikat yang  bisa mencabut nyawa. Bukan juga Tuhan yang bisa melakukan segalanya. Dia hanya Minhyun. Laki-laki muda berusia belasan tahun.

Rencananya untuk mendamaikan ketiga sahabatnya berantakan tanpa arah dan semakin kacau. Segalanya bagai diterpa badai, hancur tak bisa terkendali.

Minhyun masih memiliki sedikit keyakinan bahwa ketiga sahabatnya bukan badai. Seberapa besar mereka beradu, mereka tidak akan sampai menghancurkan segalanya. Dan lagi, mereka terpecah belah karena kesalahpahaman.

Segalanya bisa diselesaikan. Minhyun yakin akan hal itu.

"Aku tahu." Daniel mengambil napas panjang sebelum melanjutkan, "Ini urusanku. Aku tahu niat kalian baik karena mau membantuku. Tetapi, kali ini biarkan aku menyelesaikan masalah ini dengan tanganku sendiri."

Minhyun mengernyit sambil bertanya, "Kau yakin? Bagaimanapun juga akan lebih baik jika kita menyelesaikan masalah ini bersama-sama."

Merasa apa yang Minhyun katakan benar, Daniel mengangguk setuju. "Aku tahu. Dan aku memohon dengan sangat kepada kalian semua. Aku bisa, pasti bisa menyelesaikan masalah ini. Ketika saatnya tiba, aku akan meminta bantuan kalian."

Minhyun mengangguk setuju, begitu juga dengan Jaehwan dan Seongwoo. Mereka akan berusaha untuk menghargai keputusan Daniel, dan akan mencoba untuk mengerti segala keputusan Daniel. Mereka hanya berharap Daniel mau meminta bantuan mereka, meskipun hanya bantuan kecil.

"Maaf, untuk segala keegoisanku." Seongwoo menunduk selagi melanjutkan, "Aku merasa dikhianati karena kau tidak menganggapku ada."

Melihat hal itu, Jaehwan ikut menambahkan dengan berkata, "Kami hanya tidak ingin kau menanggung beban sendirian." Dengan suara pelan Jaehwan melanjutkan, "Kami adalah sahabatmu. Mintalah bantuan kepada kami, kita selesaikan masalah ini bersama-sama."

Dengan perasaan campur aduk Daniel memandangi ketiga temannya. Gemuruh dihatinya membuat Daniel lemas seketika. Melihat wajah penuh harap itu membuat hati Daniel tercabik. Dia menghargai kebaikan ketiga temannya itu. Hanya saja belum saatnya mereka ikut terlibat dengan masalahnya.

"Terima kasih. Aku mengucapkan terima kasih atas bantuan kalian, niat baik kalian," ucap Daniel.

***

Dengan perasaan gamang, Minhyun melangkah mendatangi kediaman paman Shin. Setelah semalaman merenungkan tindakan apa yang akan dia lakukan terhadap masalah pelik yang sedang menghampiri mereka, Minhyun menarik kesimpulan untuk menggali lagi segala akar permasalahan yang sedang dihadapi.

Dengan langkah pertama mendatangi paman Shin. Membangun hubungan baik dengan keluarga Mikyung—temannya yang sudah meninggal—mungkin dapat membantunya untuk memperoleh suatu informasi.

"Mau kopi atau teh?" tanya seorang gadis yang usianya lebih muda.

"Teh saja, lagipula ini pagi," jawab paman Shin.

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang