Part 32. Revealed

18 5 0
                                    

Bintangnya ya teman-teman....

Sepulang sekolah, Daniel menyempatkan untuk mendatangi lokasi yang akan dia jadikan sebagai pesta perpisahan Jinwoo. Laki-laki itu memutuskan untuk kembali ke Busan.

Setelah memesan tempat dan beberapa menu hidangan dan memastikan semuanya beres, Daniel memutuskan untuk pulang. Melihat dari gelapnya langit, Daniel memperkirakan akan turun hujan.

"Semoga saja tidak."

Acara nanti malam akan sedikit terhambat jika hujan turun, karena sebagian dari rangkaian acara makan malam akan diadakan di luar, berada tepat di bawah langit-langit malam.

"Daniel."

Tanpa diduga-duga, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Daniel kedatangan tamu. Bukan. Lebih tepatnya didatangi seseorang yang sebenarnya sangat ingin dia temui, namun ragu.

"Aku tahu kau muak melihatku."

Daniel mengernyit. "Katakan apa maksudmu, Jakcy? Jangan bertele-tele."

Wajah Jacky tidak bisa dikatakan tenang. Ia lebih terlihat cemas dan...terburu-buru? Entahlah, Daniel tidak bisa menebaknya.

"Mungkin terlambat, namun aku harus mengatakannya."

Daniel mengangguk. "Katakanlah."

"Ini mengenai tragedi Mikyung. Tolong jangan emosi dulu. Aku mohon dengarkan aku dulu. Selama ini kalian tidak pernah melihatnya dari sudut pandangku."

"Aku memberimu waktu untuk beralasan. Silakan gunakan dengan baik."

Jacky tersenyum kecut. "Ini bukan alasan, Daniel. Aku serius."

"Kalau begitu cepat katakan."

"Baiklah. Setelah kukatakan, terserah kau mau percaya atau tidak. Setidaknya aku tidak pernah menyembunyikan kebenaran."

"Hn."

"Aku tidak masalah kalau kalian menyalahkan aku atas kematian Mikyung. Namun, aku tidak mau kalian anggap pengkhianat. Aku tidak pernah ingin berbuat jahat. Sebejat apa pun aku, aku tidak akan mengkhianati kalian, termasuk dirimu. Aku tidak pernah berniat menyakiti Mikyung. Aku berani bersumpah."

Mata Daniel berair. Sumpah yang diucapkan Jacky terasa tidak berguna lagi."Apa masalahmu? Mengapa kau harus membuat alasan sedemikian rupa? Kau jelas menyakiti Mikyung!"

Menghela napas, Jacky menggeleng cepat. "Bukan aku. Aku bersumpah. Kau harus percaya. Ini semua adalah kebohongan."

"Jadi kau mau bilang kalau Mikyung berbohong?" lirih Daniel.

Jakcy tercekat. Binar kesedihan di mata Daniel menjelaskan semuanya. Betapa menderitanya Daniel kehilangan Mikyung. Betapa Daniel membencinya. "Aku tidak mau mengatakan ya. Tapi memang begitu kenyataannya."

Dengan segala amarah yang memuncak, Daniel mengepalkan kedua tangannya. Bukan ingin menghakimi, namun dia bingung harus melakukan apa. Semuanya percuma. Tidak berguna lagi.

"Terakhir. Aku ingin tahu. Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau harus melakukan itu?"

Mungkin kata yang tepat untuk Jacky saat ini adalah menyesal. Jacky menggeleng pelan. Juga frustasi. Dia merasa frustasi. "Aku sudah cukup menderita menanggung kesalahan selama bertahun-tahun, Daniel. Namun, hatiku tidak bisa menerimanya. Aku merasa ketidakadilan di sini."

Berupa lirihan syarat akan hinaan Daniel bertanya, "Apa pantas kau mengatakan itu?"

"Kau harus percaya, Daniel. Kita teman."

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang