Dimohon tekan ⭐ ya....
"Aku dengar Saera sakit, benarkah?"Jaehwan mengangguk menjawab pertanyaan Seongwoo.
"Apakah itu sebabnya kau tampak murung?"
Jaehwan menghela napas. "Bukan, mana mungkin begitu?"
"Akhir-akhir ini aku mimpi buruk," ucap Minhyun.
Dengan kekehan syarat akan ejekan Daniel menjawab, "Sebelum tidur kau melupakan membaca doa. Sehingga segala keburukan mendatangi mimpimu."
Tawa renyah terdengar hingg membuat Minhyun mendengus kesal. Antara ingin marah atau lebih memilih bersabar.
"Aku ingin serius, tetapi kalian menganggapnya lelucon," keluh Minhyun.
Seongwoo mengambil alih dengan ejekannya. "Baiklah, ceritakan kepada mama mimpi buruk apa yang mendatangimu," ucapnya dengan menekan kata mama.
Meskipun merasa tidak puas dengan ucapan Seongwoo, Minhyun tetap bercerita mengenai mimpinya dua hari terakhir ini. Tanpa melakukan protes atas ucapan Seongwoo yang jelas nengejeknya. "Dalam mimpi itu aku melihat Mikyung, dia menangis."
Suasana berubah otomatis menjadi mode hening dan tegang. Selagi Minhyun bercerita mereka semua terdiam dan menjadi pendengar yang baik tanpa melakukan protes atau tanggapan.
"Memang tidak sama disetiap aku bermimpi, tetap saja inti dari mimpiku adalah Mikyung yang menderita."
Jaehwan menghembuskan napas dengan kasar. Mengingat gadis itu membuatnya kembali merasa bersalah. "Tidak seharusnya kita membahas ini lagi. Namun lidahku rasanya ingin mengatakannya."
Daniel melirik dengan alis terangkat. "Mengatakan apa maksudmu?"
"Daniel, maaf jika aku terlalu sok tahu atau mungkin berlebihan karena membahas masalah Mikyung, sedangkan Mikyung sudah beristirahat dengan tenang."
"Ya, katakan saja. Aku malah berpikir Mikyung belum beristirahat dengan tenang."
Seongwoo menimpali dengan menjawab, "Aku juga merasa begitu."
Mendapat banyak persetujuan membuat Jaehwan semakin yakin. "Ada satu hal yang kurahasiakan karena kupikir itu tidak akan membawa perubahan apa pun. Ini jelas mengenai Mikyung, menurutku ada keanehan yang terjadi."
Minhyun menyahut, "Keanehan apa maksudmu?"
Laki-laki itu menunduk dan bergumam, "Tolong ceritakan mimpimu dulu. Baru aku menyimpulkan sesuatu."
Setelah berpikir beberapa detik, Mihyun berkata, "Tadi aku sudah bilang bukan kalau dalam mimpiku itu Mikyung menangis? Mikyung menangis dengan sorot matanya yang memancarkan kesedihan dan penyesalan. Aku berpikir mungkin saja Mikyung merasa marah terhadap kehidupannya. Nyatanya dalam mimpi itu Mikyung tidak memiliki amarah apalagi dendam."
"Begitu?" Daniel menggeleng pelan. "Mungkin dia menyesali kehidupannya yang buruk."
"Dia menatap ke arah lain dengan perasaan menyesal luar biasa. Lewat sorot matanya dia mengatakan kalau dia menyesal dan merasa bersalah. Entah dari mana oemikiruitu berasal, tetapi aku merasakannya."
"Ada satu hal yang sebenarnya mungkin saja kesamaan dari mimpimu, Mihyun," ucap Jaehwan.
"Apa itu?"
"Belum lama ini, Saera menceritakan sesuatu padaku. Di akhir kalimat dia mengatakan kalau sebenarnya Mikyung berbohong."
***
Taesuk membuka pintu setelah bel berbunyi nyaring. Dilihatnya pelaku yang sejak beberapa menit lalu membuat kegaduhan dengan menekan bel berulang kali. Si pelaku hanya tersenyum lebar memamerkan giginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden (Kang Daniel)
Fiksi Penggemar👉LENGKAP👈 Judul awal Daniel Is My Namja Chingu Memiliki seorang kekasih yang tampan, baik hati, disenangi banyak orang dan juga populer membuat Se Ri merasa gelisah, kesal dan juga cemburu. Namun, bukan itu yang membuat Se Ri merasa takut. Meliha...