Part 9. Worried

52 11 0
                                    

Daniel mengelap sudut bibir Se Ri yang terkena saus. Lelaki itu tersenyum memandangi kekasihnya yang sedang menikmati makanannya.

Ketakutannya setelah Seongwoo menceritakan masa lalunya kepada Eunseo membuat Daniel tidak tenang.

Ia takut respon berbeda ditunjukkan Se Ri. Ia takut masa lalunya menjadi masalah dihubungannya dengan Se Ri.

Tetapi, ketakutannya itu tidak terjadi, dan ia sangat bersyukur karenanya. Se Ri bersikap seperti biasa, mungkin karena dia belum tahu, atau mungkin Se Ri memang tidak ingin mempermasalahkannya.

"Chagiya..."

"Hm?"

"Apakah hari ini Eunseo mengatakan sesuatu tentangku padamu?" tanyanya ragu.

"Tentang masa lalumu?" tanya Se Ri memastikan.

Daniel mengerjap pelan. Rupanya Se Ri sudah tahu. Tetapi, kenapa dia bersikap biasa saja? "Masa laluku? Yang seperti apa?"

Se Ri meminum airnya sebelum menjawab. "Tentang mantan kekasihmu."

Daniel kembali terkejut. "Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku? Kau bersikap biasa, kau tidak apa-apa?"

"Memangnya aku harus bagaimana?"

"Maaf Se Ri, aku tidak pernah membahas masa laluku. Karena aku memang tidak ingin masa lalu aku bawa ke masa sekarang."

"Kenapa harus meminta maaf? Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri."

"Kau tidak marah?"

"Tidak. Itu masa lalumu."

"Kau tidak perlu mencemaskan masa laluku. Itu hanya masa lalu."

"Eunseo juga mengatakan hal itu."

"Jadi, apa saja yang dia katakan?"

"Mantan kekasihmu."

"Cheng Xiao?"

Se Ri mengangguk.

"Eunseo tidak mengurangi ataupun menambahkan ceritanya, bukan?"

"Aku tidak tahu."

"Bagaimana kalau-"

"Kalau begitu ceritakan. Aku tidak ingin salah paham. Aku percaya padamu. Dan, kuharap kau juga percaya padaku."

Daniel mengangguk. "Aku harus memulainya dari mana?"

Se Ri mengerutkan keningnya. "Berapa lama kalian pacaran?" tanya Se Ri memulai introgasinya.

***

Jaehwan melambaikan tangannya ke arah Minhyun. Mengerti isyarat dari temannya, Minhyun segera menghampiri Jaehwan.

Cafe milik Jaehwan memang selalu ramai, apalagi di malam weekend ini. Tak jarang mereka, para muda-mudi menghabiskan waktunya di cafe ini.

"Sebentar lagi mereka datang," ucap Jaehwan kepada Minhyun yang dibalas anggukan.

Tak lama, Seongwoo dan Daniel tiba. Kedua lelaki itu langsung menuju pojok cafe, tempat yang biasa mereka tempati.

Minhyun segera menghampiri kedua temannya, lain dengan Jaehwan yang pergi ke entah kemana.

"Datang berdua?" tanya Minhyun basa-basi.

"Tidak. Malam ini aku naik motor. Ibu melarangku naik mobil lantaran aku tertangkap basah balapan mobil," gerutu Seongwoo.

"Masih belum jera?"

Seongwoo berdecak sebal. "Tidak balapan sekali dalam seminggu membuatku penasaran."

Minhyun menggeleng pelan. Temannya yang satu ini memang keras kepala dan tidak pernah jera.

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang