The Hidden (END)

79 4 2
                                    

Huhuhuhu...

Bintangnya dong. Tolong ya...

Sorry for typo and happy reading.


Setelah peristiwa itu keadaan Se Ri membaik dan tidak meninggalkan trauma berat. Daniel juga sudah memohon maaf kepada keluarga Se Ri karena melibatkan gadis itu ke dalam masalahya. Beruntungnya, keluarga Se Ri bukannya marah, tetapi mengucapkan terima kasih karena sudah melindungi Se Ri.

Mereka juga tidak akan melupakan jasa Jacky yang telah banyak membantu. Secara langsung, Se Ri mengucapkan rasa terima kasihnya.

"Malam itu disaat kau dan Jinwoo bertengkar, aku sangat merasa takut. Apalagi kau seperti akan mengamuk dan memukul Jinwoo."

"Laki-laki itu pantas mendapatkan yang lebih menyakitkan dari pukulanku," jawab Jacky.

"Bagaimana pun juga aku berterima kasih. Kalau saja malam itu kau meninggalkan aku dan Jinwoo, ah bukan. Kalau saja kau tidak mengikuti aku dan Jinwoo, mungkin aku sudah... ya kau bisa menebaknya sendiri."

Jacky tersenyum. Dia ingat betul malam itu. Jinwoo berdua dengan Se Ri dengan alasan mencari Daniel. Bagaimana pun juga Jacky sudah mengetahui isi kepala laki-laki itu.

"Kau pasti sudah merasa kalau Jinwoo akan berbuat jahat."

"Aku sudah sangat tahu."

"Terima kasih."

"Kau harus setia kepada Daniel, ok? Dia sudah banyak menderita. Bebannya sudah terlalu banyak, padahal itu bukan kesalahannya."

Se Ri mengangguk pasti. "Aku akan berusaha. Kau juga harus kembali akur dengannya. Bukan dengan Daniel saja, dengan semua teman-temanmu juga. Kau tahu, kalian sudah lama berteman, sudah lama juga bermusuhan."

"Kami sudah membaik, Se Ri. Tenang saja."

"Syukurlah. Aku senang mendengarnya."

"Aku jauh merasa senang."

Se Ri mengulum senyumnya. Disamping sifat Jacky yang keras, dia sangat lemah lembut kepada perempuan.

"Kau sudah tahu apa yang terjadi kepada Jinwoo?"

Se Ri mengangguk. "Dia dipenjara."

"Benar. Dia diserang oleh banyak orang. Orang tua Mikyung dan Seongwoo." Jacky tertawa mengingat Seongwoo. Laki-laki itu melaporkan Jinwoo karena melakukan tindakkekerasan.

"Kaulihat dengan teliti, si brengsek itu memukulku. Wajahku menjadi bengkak, lihatlah mataku ini, pandanganku menjadi buram gara-gara dia memukul mataku dua kali. Dua kali!"

"Dia memang pantas dihukum."

"Ya, dan mamamu juga menghukumnya."

Se Ri tertawa pelan. "Mama tidak akan tinggal diam. Dia sangat membenci laki-laki itu."

"Aku harap Daniel tidak akan selingkuh, atau mamamu akan mengirim Daniel ke rumah sakit."

"Mungkin pemakaman," sahut Se Ri yang diikuti tawa Jacky.

"Semoga kebahagian selalu bersama kalian."

Se Ri mengoreksinya, "Bersama kita semua, Oppa. Kau juga pantas bahagia."

***

Se Ri memandangi koper hitam di depannya. Suasana hatinya memburuk hari itu.

"Aku tidak akan mengkhianatimu," ucap Daniel.

Kepergian Daniel ke luar negeri membuat Se Ri dilanda perasaan tidak rela. Daniel memang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Amerika. Begitu lulus SMA, tanpa menunda-nunda dia telah menyiapkan segala keperluannya.

Se Ri menangis. "Kau bilang akan menungguku."

"Setelah kupikirkan lagi, aku harus lebih dulu sukses darimu. Bagaimana pun juga aku akan datang kembali padamu dengan kesuksesanku. Membuatmu bangga karena sudah memilihku. Dan melamarmu di depan keluargamu." 

"Tapi kau sudah janji, kita akan belajar bersama-sama."

"Aku memiliki banyak cita-cita. Yakinlah, tujuan utamaku hanya kau dan kedua orang tuaku. Alasan mengapa aku sangat gigih ingin segera melanjutkan pendidikanku."

Minhyun menepuk pundak Daniel. "Semangatlah, aku akan segera menyusul."

Se Ri menarik ingusnya. "Kau juga?"

Minhyun mengangguk. "Kami semua, Se Ri. Meskipun bukan keinginanku, namun kedua orang tuaku sudah menuntutku banyak."

Se Ri menoleh, menatap satu persatu teman Daniel. Mereka semua akan pergi juga. Meninggalkannya, meninggalkan Seoul.

"Aku tidak akan pergi, Se Ri." Jacky merangkul gadis itu. "Kalau kau bosan menanti Daniel, datanglah padaku."

Daniel berdesis. "Mayatmu akan mengapung di sungai Han."

"Oh, seramnya."

"Berbahagialah untuk kita semua." Jaehwan tersenyum kepada semua temannya. "Sudah saatnya kita melupakan keburukan diwaktu muda, dan mencapai kesuksesan kita di masa depan."

"Aku juga akan berjuang keras. Dan datang melamarmu bersama kedua orang tuaku dengan segala kesuksesaku, Sayang." Seongwoo menatap Eunseo.

Minhyun meminta mereka semua berkumpul. "Dengar. Setiap orang memiliki jalan kesuksesan masing-masing. Yakinlah, kita akan mencapai kesuksesan kita nanti. Yang terpenting kita harus berdoa dan berusaha."

Jacky bertepuk tangan. "Waw, kau semakin mengagumkan. Aku tidak salah menjadikanmu yang terbaik. Hebat!"

"Terima kasih."

"Kau punya jiwa pemimpin," ucap Seola.

"Hm, benar," sahut Jiyeon.

Minhyun tersenyum lebar. "Tidak ada yang lebih menyenangkan selain pujian dari para gadis."

"Mari kita berdoa untuk kesuksesan kita di masa depan. Dan, jangan lupa untuk berkumpul lagi disaat kita sudah mencapai kebahagian kita." Daniel memandang satu persatu teman-temannya. Dia akan sangat merindukan saat-saat seperti ini.

"Tentu saja!"

^

^

^

^

^

^

^

^

^

🌜T     A     M    A    T 🌛

Terima kasih kepada semuanya yang setia dengan ceritaku ini.

Aku senang bisa menyelesaikan karyaku ini.

Semoga ke depannya lebih baik.

Maaf bila selama cerita ini berlangsung aku sering membuat kesalahan.

Sekalgi lagi, terima kasih. Kita berjumpa di karyaku yang lainnya.

Bye Bye

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang