Part 5. Lovely Day

69 10 0
                                    

Berlari ke sana dan ke sini tak membuat anak-anak itu berhenti bermain. Tawa mereka seakan penyemangat bagi Daniel untuk terus meladeni anak-anak bermain.

Daniel berhenti ketika melihat Se Ri terduduk di teras rumah. Terlihat jelas bahwa kekasihnya itu kelelahan.

"Mau kuambilkan minum?" tawarnya setelah menghampiri Se Ri.

Gadis manis itu menggeleng pelan. Kemudian, ia berdiri dan menarik tangan kekasihnya.

"Oppa, ayo kita bermain lagi."

"Lagi? Kau tidak lelah?"

"Sangat. Tetapi, setelah kupikirkan lagi kita tidak punya banyak waktu untuk bisa bermain bersama mereka. Kau sudah kelas tiga SMA, mulai fokus pada ujianmu, aku juga tidak bisa datang ke sini sesering mungkin."

Daniel mengangguk. "Kau benar."

"Juga, aku takut tidak bisa melihat mereka lagi."

Daniel mengerutkan keningnya, bingung akan ucapan kekasihnya. "Apa maksudmu?"

"Bibi Yoo memberitahuku kalau Nara dan Jiseok akan segera mendapatkan keluarga baru," ujarnya dengan nada sedih. Ia memang merasa sedih.

"Benarkah? Kenapa kau tampak bersedih? Bukankah seharusnya kau merasa senang karena pada akhirnya mereka bisa mendapatkan keluarga baru? Keluarga yang akan menyayangi mereka?"

"Rasanya sedikit tak rela."

"Kau tidak boleh egois. Mereka berhak bahagia, Chagi."

"Tapi... "

"Sudahlah. Jangan bersedih hati. Kita nikmati waktu kita ini bersama mereka. Kau bisa melihatnya sendiri bahwa saat ini mereka sangat bahagia. Mereka banyak tertawa."

Se Ri terdiam. Kemudian, ia tersenyum. "Kau benar. Mari kita buat mereka semakin bergembira."

***

"Kucing itu masih mengeong. Si paman sampai kesal mendengarnya. Kemudian, istri si paman memberikan sisa makanannya kepada si kucing kecil itu. Apa kalian tahu apa yang dilakukan si kucing setelah menerima sisa makanan itu?"

Anak-anak itu menggeleng.

"Si kucing dengan senang hati memakan makanan sisa itu. Karena si kucing itu sudah berhenti mengeong, si paman tersenyum senang. Kalian tahu alasan si paman tersenyum senang padahal ia tidak melakukan apapun terhadap kucing itu?"

Anak-anak itu kembali menggeleng.

"Si paman berucap kepada istrinya. 'Meskipun aku tidak memiliki apapun untuk menolong orang lain, tapi aku yakin akan ada orang lain yang akan membantu orang yang kesulitan'. Sesama manusia, kita harus selalu menolong orang yang membutuhkan."

"Termasuk menolong kucing yang kelaparan?" tanya Hanse. Anak laki-laki bertubuh gemuk.

Daniel mengangguk.

"Tetapi, kalau kucing itu kelaparan kenapa dia tidak mencari makanannya? Kenapa dia mengeong?" tanya Chaein.

"Selain mencuri makanan, kucing hanya bisa mengeong yang menandakan dia kelaparan. Apakah mungkin seekor kucing berteriak meminta makan seperti halnya manusia?"

"Tidak."

"Karena setiap makhluk hidup memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing."

"Oppa, lalu kelebihanmu apa?" tanya Dahye.

Daniel terdiam sejenak, terlihat jelas ia tengah berpikir. Kemudian, matanya menatap Se Ri yang juga menatapnya seakan penasaran mendengar jawabannya.

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang