Part 30. To Tell

21 6 0
                                    

Happy reading.
Jangan lupa votenya ya.
Anggap saja beramal. 😘

Saera memukul kemudi mobil dengan perasaan
kesal luar biasa. Sudah setengah jam yang lalu dia mencoba untuk menghidupkan kembali mesin mobilnya. Namun, hasilnya tetap sama. Mobil itu tidak mau hidup kembali.

Dengan perasaan kesal Saera menyambar ponselnya mencoba menghubungi Jaehwan karena memang saat ini hanya Jaehwan yang terpikir olehnya. Setelah percobaan ketiga kalinya sambungan itu tidak juga diangkat oleh Jaehwan.

"Ahh! Adakah yang lebih sial lagi dari ini?"

Saera mencoba meminta pertolongan lewat orang-orang yang berlalu lalang. Namun, kebanyakan dari mereka adalah laki-laki sehingga Saera merasa canggung untuk meminta bantuan.

Sambil menunggu orang yang tepat untuk dimintai tolong Saera mencoba menghubungi Jaehwan lagi meskipun hasilnya tetap sama. Laki-laki itu tetap tidak menjawab panggilannya.

Setelah sepuluh menit berlalu Saera baru mendapatkan bantuan. Seorang ibu yang sedang memangku anaknya mendatangi Saera. Ibu muda itu menaiki motor yang sebelumnya dia parkirkan di tepi jalan.

"Ada apa? Apakah mobilmu bermasalah?" tanya ibu muda itu.

"Ya, Bibi. Aku tidak tahu kenapa mobil ini tidak mau hidup lagi."

"Pantas saja sejak tadi aku melihatmu berdiam diri di dalam mobil."

"Bibi memerhatikan aku?"

"Aku pergi ke sana membeli susu untuk anakku. Kemudian, aku kembali lagi karena melupakan popok yang harus kubeli. Beberapa kali aku melintasi jalanan ini dan melihatmu masih di posisi yang sama."

Saera meringis menahan malu karena keberadaannya diperhatikan oleh orang lain. Mungkin dia terlihat sangat aneh. Bagaimanapun juga Saera tidak tahu harus melakukan apa.

"Aku ingin meminta bantuan, tapi aku tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa."

"Kenapa tidak menghubungi keluargamu?"

"Mereka tinggal di luar negeri. Di sini aku tinggal bersama keluarga pamanku."

"Kau bisa menghubungi pamanmu."

"Aku sudah mencoba menghubungi kakak sepupuku. Namun, tidak bisa."

"Kalau begitu kau bisa memanggil pekerja bengkel untuk datang ke sini memperbaiki mobilmu."

Saera tersenyum lebar menampakkan giginya. "Aku tidak tahu harus menghubungi pekerja bengkel dengan cara apa."

"Kau tidak punya nomor telepon mereka?"

Saera mengangguk pelan.

Ibu muda itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kenapa tidak kau katakan langsung? Aku bisa menghubungi mereka untukmu."

"Bolehkah?"

"Kalau kau masih betah di sini sampai keluarga pamanmu datang atau sampai mobilmu mau menyala lagi tidak masalah bagiku. Tidak perlu menghubungi pekerja bengkel."

"Bibi..." Saera memanyunkan bibirnya. "Tolong bantu aku," mohonnya.

***

Seharusnya sejak tadi saja dia meminta pekerja bengkel datang memperbaiki mobilnya. Daripada menunggu Jaehwan yang tidak bisa dihubungi sama sekali.

Setelah bibi Woobin, ibu muda yang menolongnya tadi menghubungi pekerja bengkel langganannya dalam waktu lima menit pekerja bengkel yang terdiri dari dua orang itu sudah sampai di tempatnya.

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang