Part 14. Secret

27 8 0
                                    

Happy reading. 😊

Seongwoo berjalan dengan langkah lebar ketika melihat Daniel datang. Laki-laki itu begitu antusias menyambut kedatangan sahabatnya.

"Oh ya ampun. Kau datang juga?" Seongwoo menggiring Daniel masuk ke dalam rumah. "Duduk di sini."

Daniel memandang kesal Seongwoo. Ayolah, Daniel sudah besar. Seongwoo tidak perlu menggiringnya untuk duduk.

"Kenapa kau terlihat seperti kesal padaku?" tanya Seongwoo.

"Aku bisa duduk sendiri. Aku bisa mencari tempat dudukku sendiri. Kau, tidak perlu menggiringku ke sana dan ke sini," balas Daniel.

Seongwoo berdecak kesal. "Kau menjadi sedikit menyebalkan. Akhir-akhir ini kau terlihat sensitif."

Daniel mengangguk. "Kau pasti tahu alasanku menjadi seperti ini."

Seongwoo juga mengangguk. "Ya, aku tahu. Sangat tahu."

Minhyun dan Jaehwan yang semenjak tadi diam kini mulai angkat bicara. Tetapi, nyatanya Seongwoo kembali bersuara.

"Ah, ya. Daniel, kau datang disaat yang sangat tepat. Kami, aku dan mereka berdua," ucapnya sambil menunjuk Minhyun serta Jaehwan. "Baru saja membicarakan masalah Jacky. Astaga, dia benar-benar muncul lagi."

Daniel mengangkat satu tangannya ke udara. "Bisakah kau diam dulu? Sebentar saja, ok?"

Seongwoo menggeleng cepat. "No, masalah kali ini benar-benar serius. Kau tahu, Jacky kembali!"

Daniel kembali mengangkat satu tangannya. "Ok. Ya, masalah kali ini benar-benar serius. Karena itulah kau harus tenang."

"Aku tidak bisa tenang, Daniel."

"Tenang!" tegas Daniel. "Jangan bicara lagi. Biarkan aku saja yang bicara."

"Kau melarangku bicara padahal ini menyangkut Jacky? Kau tau-"

"Aku tahu! Aku tahu tentang Jacky. Karena itulah aku datang ke sini."

"Tunggu dulu. Kau sudah tahu?"

Daniel mengangguk.

"Mereka berdua memberitahumu lebih dulu, lalu memberitahu aku?"

"Aku hanya terpikirkan Daniel saja," elak Jaehwan.

"Tidak penting siapa yang lebih dulu kami hubungi. Yang jelas, kami hanya ingin kalian mengetahui masalah ini," ucap Minhyun.

***
Jiyeon menepuk pelan bahu Se Ri. "Se Ri, sedang apa kau di sini?"

"Jiyeon-ah, kau mengejutkan aku."

Jiyeon tertawa pelan. "Sorry. Oh ya, kau belum menjawab pertanyaanku. Sedang apa kau di sini?"

Se Ri tersenyum. "Sebenarnya aku juga tidak tahu, kenapa aku bisa di sini?"

Jiyeon mengernyit. "Astaga. Ada apa denganmu?"

Se Ri mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi tempat. Dia berada di depan rumah Jiyeon. Lebih tepatnya duduk di bawah pohon.

"Kau tidak sedang mengemis meminta uang kan?" tuduh Jiyeon.

"Apa? Kau bilang apa?"

Jiyeon menggeleng pelan. "Ayo, kita masuk ke dalam. Jangan duduk di sini."

"Tunggu sebentar. Kau lihat ribut-ribut itu?" Se Ri menunjuk ke arah keramaian di pinggir jalan.

"Oh, itu."

"Apakah mereka sedang berkelahi?"

Jiyeon mengangguk. "Sebenarnya mereka tidak benar-benar bertengkar. Maksudku, mereka memang selalu seperti itu."

The Hidden (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang