Kalau biasanya Jiyeon terlihat sangat cantik, kali ini gadis itu terlihat sangat menyedihkan.
Wajahnya pucat pasi, bibirnya kering, matanya sedikit memerah dan terdapat lingkaran hitam di matanya, jangan lupakan juga suara seraknya dan suhu tubuhnya yang panas.
Eunseo menatap penuh keprihatinan kepada Jiyeon. Sebagai seorang teman, tentu saja dia merasa khawatir.
Bukan hanya Jiyeon, tetapi Se Ri dan Seolla juga. Mereka semua mencemaskan keadaan Jiyeon.
Jiyeon biasanya gadis yang ceria, riang dan menyenangkan. Mereka merasa kehilangan sosok Jiyeon yang seperti semula itu.
"Aku berdoa semoga kau cepat sembuh, Sayangku," ucap Eunseo. "Jujur saja, aku tidak tega melihatmu dalam keadaan lemah seperti ini."
Jiyeon membalasnya dengan senyuman.
"Aku berharap demammu segera pergi, dan kau kembali ceria seperti dulu lagi. Aku tidak menyukai keadaanmu yang sekarang."
Seolla menoleh. Matanya memicing memberi peringatan kepada Eunseo. "Sudah cukup bicaramu. Kini giliranku untuk berbicara."
"Kau selalu merusak kesenangan orang lain," kesal Eunseo.
Seolla lebih memilih untuk mengabaikan ucapan Eunseo. Kini, tangan gadis itu sudah memegang tangan Jiyeon. "Jiyeon -ah...."
"Hm?" balas Jiyeon.
"Kenapa kau tiba-tiba jatuh sakit? Padahal sebelumnya kau terlihat baik-baik saja."
"Mmm, aku tidak tahu," jawab Jiyeon dengan suara serak. "Mungkin karena kehujanan?" pikirnya.
"Kehujanan? Memangnya kemarin turun hujan?" tanya Eunseo.
"Di sini memang tidak turun hujan, tetapi di Myeongdong turun hujan," balas Se Ri.
"Kau juga ikut dengannya?" tanya Seolla kepada Se Ri.
Se Ri menggeleng. "Aku tetap di rumah. Jiyeon pergi bersama ibunya."
"Apakah hujan turun dengan deras?" tanya Eunseo.
Se Ri kembali menggelengkan kepalanya. "Tidak begitu deras."
"Hei, Jiyeon. Untuk apa kau pergi ke Myeongdong?"
"Belanja. Memangnya apalagi?" jawab Jiyeon dengan ekspresi kesalnya.
Ayolah, Jiyeon tidak melakukan kesalahan besar sampai harus diintrogasi seperti ini. Sepertinya teman-temannya ini sangat berlebihan.
"Baiklah, kau tidak perlu emosi seperti itu. Aku bicara baik-baik, ok?"
Jiyeon mengangguk.
"Sepertinya aku harus pulang ," ucap Seolla. "Mama memintaku pulang sekarang."
"Sekarang?" tanya Se Ri. "Kalian baru saja tiba."
Seolla menutup ponselnya, dan memasukkannya ke dalam tas. "Paman Hongbin datang ke rumah, jadi aku harus segera pulang."
"Hm, kalau begitu aku juga pulang bersama Seolla. Lagipula aku sudah bertemu Jiyeon, rasa cemasku sudah berkurang sedikit," ucap Eunseo.
"Baik." Seolla menoleh kepada Jiyeon. "Cepat sembuh, Sayangku," ucapnya sambil mencubit pipi Jiyeon.
Jiyeon tersenyum tipis. "Terima kasih, Seolla. Kau memang teman terbaikku."
Mendengar ucapan Jiyeon. Eunseo membantah cepat. "Tidak, aku teman terbaikmu Jiyeon. Bukan Seolla."
Jiyeon menghembuskan napasnya perlahan. "Kalian semua teman terbaikku. Ok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden (Kang Daniel)
Fanfiction👉LENGKAP👈 Judul awal Daniel Is My Namja Chingu Memiliki seorang kekasih yang tampan, baik hati, disenangi banyak orang dan juga populer membuat Se Ri merasa gelisah, kesal dan juga cemburu. Namun, bukan itu yang membuat Se Ri merasa takut. Meliha...