HAPPY READING
###
Berurusan denganmu aku mau-mau saja. Tapi, yang aku tak mau adalah endingnya. Slalu sama. Slalu berakhir dengan kehancuran
Saat sampai dikelas barulah para sahabat Salvia bertanya pada Salvia
"Sal, lo gak papa kan??" Terkutuklah kau Aurell, kenapa bertanya omong kosong seperti itu??
"Gue jadi ngerasa gimana gitu sama pertanyaan Dave tadi, kenapa ya??" Tanya Salvia dengan pandangan lurus ke depan
"Gimana gitu?? Maksudnya??" Tanya Sintia tak mengerti
"Kaya ngerasa lega gitu, padahal tadi pas Arkan bentak gue itu berasa ada beban" jelas Salvia
"Ya mungkin kata Dave bener kali, kalo lo bakal jadi pengganti dari masa lalu Arkan" Risma menanggapi
"nah itu, masa lalu apa yang Dave maksud??"
"Yailah Sal, kalo lo suka sama Arkan harusnya lo cari tau dong, bukan malah nanya ke kita. Emang kita cenayang yang bisa baca pikiran orang"
Aurell berkata ketus pada Salvia karena dia kesal, betapa polosnya sahabatnya yang satu itu
"Ya udah si rell maaf, kan gue lagi pusing" sesal Salvia
"Udah.. Udah lo gak usah pikirin itu, yang harus lo pikirin sekarang adalah gimana caranya kita bisa mudeng sama pelajaran ini"
Ya, benar kata Risma. Harusnya dia tak usah memikirkan itu dulu, yang harusnya dia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya kita mudeng dalam pelajaran matematika
"Bu Anis otewe woy.. Bu Anis otewe!!" Teriak Raka yang mengawasi di Pintu
Ya memang inilah yang terjadi saat pelajaran guru killer itu ingin berlangsung, semua murid sibuk untuk menhapal rumus matematika. Karrna guru itu pasti akan mengulang semua materi yang dipelajari pada pertemuan yang lalu.
Bu anis guru mata pelajaran matematika pun telah masuk ke kelas. Seketika kelas langsung mendadak sunyi karena aura yang terpancar dari guru killer itu.
Wajah judes, kacamata tebal, bibir yang merah terpoles oleh lipstick membuat bu Anis semakin ditakuti.
"selamat siang semua" kata bu anis kepada murid-muridnya. Tidak lupa dengan wajah judesnya
"siang bu" balas murid-muridnya
"oke sekarang buka LKS halaman 39 kalian kerjakan sampai halaman 42 kalau waktunya tidak cukup kalian kerjakan dirumah, ada yang perlu ditanyakan atau ada yang ingin protes??"
Bu Anis bertanya dengan tegas pada murid-muridnya itu. Tak ada suara tak ada sautan sama sekali. Kelas itu seperti tak ada orang sama sekali.
Hingga suatu suara membuat suasana yang tadinya tegang menjadi sedikit tercairkan
"bu ini kan caranya ada dibuku paket bu,sedangkan dikelas ini tidak kebagian buku paket, ibu kan tau sendiri kalau buku paketnya semua diborong kelas arkan"
Salah satu siswi kelas Salvia memberitahukan pada bu Anis kalau buku paket yang ada di perpus semua di borong kelas Arkan.
Memang kelas arkan itu menguasai seluruh buku paket yang ada di perpus, jika ada yang mengusiknya maka Arkan akan turun tangan untuk mengatasinya. Itulah sebab kenapa tidak ada yang berani mengambil buku paket itu walaupun cuma 1
"oke urusan itu biar ibu atasi, tunggu disini sebentar"
'pergi lama juga gak papa bu, kami rela' semua murid itu membatin
bu anis pun pamit entah pergi kemana
Dan kurang lebih 10 menitan bu anis kembali kekelas dengan diikuti oleh 3 orang dibelakangnya
"anak-anak kemarin saat ibu masuk kelas arkan, ibu berpesan kepada semua anak yang mempunyai buku paket harap dibawa untuk dipinjam oleh kelas lain, dan lihat arkan, Rio, Rian sudah membawa beberapa buku paket yang mudah-mudahan cukup. Baiklah, Raka tolong bantu membagikan bukunya ya"
karena raka ketua kelas jadi raka yang membantu arkan membagikan buku itu
Mereka membagikan buku tersebut dimulai dari barisan pojok kiri dekat pintu kelas ini
''kok dibagiinnya malah darisana sih,bukannya dari barisan kita dulu''
Salvia protes karena perasaannya sedang tidak enak sekarang. Pikiran negatif pun menumpuk di kepalanya
"mungkin barisan itu jaraknya paling deket sama mereka kali, makanya diduluin yaudah si lo pake protes segala" balas risma jengah oleh sikap salvia
Tadi saat salvia datang ke sekolah dia minta duduk dengan risma yang posisinya memang duduk dibarissan pojok kanan dan juga paling belakang, dan salvia duduk dipojok bersandar ditembok sedangkan risma disebelahnya, sekolah ini memang menerapkan duduk berdua-dua dengan bebas
Saat raka sudah tiba di meja salvia dan risma ternyata bukunya hanya tinggal satu salviapun panik bukan kepalang
"ibu bukunya sudah pas di risma"
Adu raka pada bu anis. Salvia berusaha tenang, dia bukan takut karena tidak kebagian buku tapi dia takut jika nantinya dia akan berurusan dengan Arkan
"arkan apa tidak ada lagi bukunya" tanya bu anis pada arkan
"kayaknya gak ada bu tapi..oh iya saya lupa kalo saya gak bawa bukunya, alhasil bukunya ada dirumah, jadi kalo dia mau minjem bukunya bisa dateng kerumah saya aja" kata arkan dengan entengnya
Dan benar saja, salvia kembali berurusan dengan pangeran iblis itu.
Ribuan pikiran negatif pun bertambah banyak di kepala Salvia
'bagaimana kalau arkan berbuat jahat padanya??'
'bagaimana jika nanti dia dibuang oleh arkan di jalanan ?? pasti dia akan menjadi gelandangan sejati'
###
DONT FORGET TO VOTE AND COMMENTS
NEXT PART >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Detrás De Ti (C O M P L E T E )
Teen FictionSalvia Agneta Laurinda, seorang gadis yang sedang memperjuangkan cintanya agar 'dia' melihatnya walau hanya sedetik Salvia mencintai seorang cowok yang di juluki "The Devil Prince" bernama Alfariel Sandy Arkan. Dan oleh karena suatu hal yang tak di...