50. Kepergian Arkan

210 15 0
                                    

Happy Reading

###

Ternyata kesalahanku hanya pada LANGKAH. Kenapa aku tidak maju saat kau mendekat dan kenapa aku tidak mundur saat kau menjauh.

Saat mereka sudah menghabiskan makanan yang dipesan, mereka langsung kembali ke tempat dimana orang tuanya berada

"Lho..lho kok bentar sekali?? Kami saja belum selesai makan" Kata Claretta, mama Arkan

"Iya mom, Salvia kasian dingin soalnya outdoor" Jawab Arkan seadanya

"Arkan besok kamu ke sekolah hanya untuk mengurus surat pindah, ingat hanya untuk mengurus surat pindah. Sehabis itu langsung pulang jangan mampir-mampir" Geraldo memperingatkan Arkan

Entah kenapa Salvia merasa tersindir akan perkataan papa Arkan, kenapa juga beliau harus berbicara demikian?? Apa dia tak suka jika Salvia dekat-dekat dengan Arkan??

"Iya Dad" Balas Arkan singkat

"Kamu pindah disebelah Dad, Dad pengen ngomong sesuatu sama kamu" Suruh Geraldo

Lagi-lagi Salvia bertanya-tanya kenapa papa Arkan menyuruh Arkan pindah tempat duduk, dari duduk disebelahnya ke tempat duduk disebelah ayahnya. Padahal saat Arkan pindah tempat duduk papa Arkan tidak berbicara sama sekali dengan anaknya, ada apa ini ya tuhan??

"Hey,, Anthony apa kabar??" Tanya seorang pria paruh baya yang tiba-tiba menghampiri meja tempat 2 keluarga tersebut berada

"Hey Surya, baik, kabarku baik bagaimana denganmu??" Balas Anthony

"Ya aku baik sepertimu, bagaimana?? Mau mengobrol sebentar??" Tanya pria bernama Surya itu

"Salvia papa tinggal sebentar ya" bisik Anthony pada anak gadisnya itu dan Salvia mengangguk

"Kami berdua tinggal sebentar ya" Pamit Anthony pada Keluarga Arkan dan mereka semua mengangguk

Tinggalah Salvia dengan keluarga Arkan Andra tak usah di hitung karena kerjaannya dari tadi hanya memperhatikan gadis-gadis cantik yang melintas didepannya.

"Salvia, kamu dekati saja Leo" Kata Geraldo enteng

Arkan yang mendengar perkataan itu langsung meremas pergelangan tangannya sebagai pelampiasan emosi. Sedangkan respon Salvia hanya diam, Arkan tahu Salvia sangat tersinggung dengan perkataan Dad nya barusan

"Anak pertama saya saja kamu dekati, masa anak kedua saya tidak kamu dekati" Perkataan Geraldo barusan membuat emosi Arkan memuncak

"Emang anda kira Salvia gadis seperti apa sampai-sampai anda bisa berbicara seperti itu?!!!" Arkan berteriak sehingga memancing perhatian seluruh pengunjung restoran ini, termasuk Andra yang sedari tadi memperhatikan gadis-gadis cantik kini perhatiannya teralih pada Arkan yang membela adiknya

"Memang anda kira anda adalah orang baik sampai-sampai bisa berbicara seperti itu?? Hah!!" Arkan masih tetap emosi, Salvia langsung bangkit menenangkan Arkan

"Arkan udah.. Aku gak papa kok beneran.. Udah yaa tenangin diri kamu" Salvia memegang bahu Arkan untuk menenangkannya

"Gak Sal, dia tuh kalo ngomong gak pernah dijaga" Arkan masih kesal

"Arkan please, kontrol emosi kamu. Aku mohon. Demi aku" Salvia mengeluarkan puppy eyes nya agar Arkan menurutinya

Dan perlahan-lahan Arkan pun mulai melunak dan dia mengelus bahu Salvia seraya menyuruhnya kembali duduk. Arkan dan Salvia pun kembali ke tempat semula. Saat Salvia sudah duduk dengan tenang dan Arkan juga begitu, Salvia merasa ada yang menatapnya dengan aura intimidasi, dan benar saja disana terdapat sepasang mata yang menatapnya.

Detrás De Ti (C O M P L E T E )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang