42. Kembali

203 15 3
                                    

Happy Reading

###

Siapa yang bilang jika cinta harus diungkapkan dengan lisan?? Jika kau tau arti cinta sesungguhnya kau tidak akan mengungkapkan dengan lisan tapi kau mengungkapkan cinta dengan perbuatan yang menandangan kau mencintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang bilang jika cinta harus diungkapkan dengan lisan?? Jika kau tau arti cinta sesungguhnya kau tidak akan mengungkapkan dengan lisan tapi kau mengungkapkan cinta dengan perbuatan yang menandangan kau mencintainya

Benar-benar sudah genap 2 minggu Arkan tidak bersekolah, ditambah lagi kemarin Salvia mendengar percakapan guru-guru di kantor kalau dalam waktu dekat ini ada murid yang akan mengundurkan diri

"Sal.. Nah pas banget lo udah dateng, lo kayanya harus liat ini deh. Harus!!! Ikut gue sekarang" Sintia menarik tangan Salvia dengan terburu-buru

"Sin.. Sakittt.. Emang ada apaan sih??" tapi pertanyaan Salvia barusan tak digubris oleh Sintia. Dia terus berjalan hingga langkahnya terhenti di depan koridor kelas Arkan

"misi.. Misi.." Sintia mencoba menerobos kerumunan itu dengan tangannya yang terus menggenggam tangan Salvia

"Nah sal liat tuh" Sintia menunjuk objek didepannya penglihatan Salvia mengikuti arah tangan Sintia

"A-arkan" lirih Salvia, dia benar-benar terkejut dengan penampilan Arkan sekarang. Senyum indahnya menghiasi wajah tampannya

"Selamat Pagi Arkan" Sapa salah satu penggemar Arkan, gadis itu sangat lugu sekali bahkan saat dirinya menyapa Arkan pandangannya tertuju pada kakinya

"Morning to babe"

Salvia menganga ditempatnya mendengar jawaban Arkan barusan. Apakah Arkan keracunan atau masih dalam kedaan tertidur sehingga dia dapat berbicara seperti itu.

Kehebohan pun langsung pecah, ditambah lagi anak lugu yang menyapa Arkan tadi menjadi anak yang bisa dibilang ayan, karena Arkan mengubris sapaannya

Arkan melintas didepan Salvia tapi, Salvia pura-pura mencari objek lain agar tidak ketahuan Arkan kalau sedari tadi dia mengagumi Arkan dari kejauhan

"Mengagumi diam-diam, eh" sindir Arkan

Tapi kali ini tidak ada logat intimidasi sama sekali, yang ada malah logat meledek dan itu membuat Salvia terheran-heran.

"Hmm.. Kalo buat lo mah gak usah ngagumin gue sampe segitunya kali, nanti tiap hari juga lo ngagumin gue dari jarak deket sampe lo gumoh-gumoh sekalian" saat Arkan berbicara senyumnya itu tak luntur dari wajahnya

"k-kamu beda" Hanya itu yang dapat Salvia katakan dikala keterkejutannya

"Demi seseorang yang udah rubah hidup gue"

Arkan memandang Salvia dalam, padahal dari tadi dirinya memberi kode pada Salvia. Tapi, saat dirinya sadar betapa polosnya Salvia semua kode yang telah dibuatnya itu menjadi sia-sia, toh yang dikodein gak peka-peka

Detrás De Ti (C O M P L E T E )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang