28. Letter

209 19 2
                                    

Happy Reading

###

Emang aku perusahaan apa, dikasih surat terus??

Tanpa mengubris perkataan menohok dari arkan salvia langsung pergi dari sana.

Tidak, untuk kali ini dia tidak ingin pergi ke taman belakang kali ini dia ingin pergi ke kelasnya dan menenangkan diri bukan menangis

Ya walaupun saat ini dirinya ingin sekali menangis tapi sepertinya itu tidak ada gunanya toh menangis tidak akan mengubah keadaannya

Saat dia sedang melamun tiba-tiba sintia datang menghampirinya

“sal lo bisa luapin semuanya ke gue, gak perlu ada yang lo pendem sendiri apa gunanya sahabat kalo lo malah bersikap kaya gini??” saran sintia

Dia siap menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya

Salvia merubah posisinya menjadi berhadapan dengan sintia “segitu gak pantesnya gue buat arkan ya sin?? Sampe-sampe sikap arkan ke gue kaya gini”

Salvia berbicara sambil tertawa hambar mentertawakan nasibnya

Sintia menampik pernyataan salvia yang seolah-olah merendahkan dirinya sendiri “lo pantes kok buat arkan sal, pantes banget malahan, kenapa lo bisa berpikir kaya gitu hmm??”

Sintia sendiri tidak mengerti kenapa sahabatnya itu bisa berpikir demikian

Salvia menghembuskan nafasnya dan berkata “risma orangnya modis cantik, ya jelaslah gue berpikir gitu, risma sama gue beda jauh sin” kata salvia merendah

Sintia kembali tidak setuju dengan perkataan salvia barusan “coba lo mundur dan liat mantan arkan yang baru-baru ini dia putusin dan dia permaluin depan banyak orang”

Dahi salvia mengernyit “c-cesil??” tebak salvia ragu

Sintia mengangguk mengiyakan “iya cesil dia jauh dari risma dia cantik termasuk cewek famous modis tapi arkan nyia-nyiain dia juga kan?? Lo gak bisa nebak jalan pikir arkan sal, kan lo tau sendiri kalo arkan orangnya susah ditebak” sintia berusaha agar salvia tidak terus-terusan merendahkan dirinya

“lo setuju saat orang-orang bilang sehabis hujan akan ada pelangi??” tanya salvia

“iya gue setuju, emang kenapa ??” tanya sintia balik

“gue gak setuju, karna pelangi Cuma hadir sementara dan sehabis itu pergi tanpa pamit” kata salvia menunduk karna dia kembali merasa sesak seperti orang yang mempunyai penyakit asma.

Sintia menggeleng dan berkata “ya gue tau kalo pelangi hadir Cuma untuk sementara tapi seperginya pelangi akan hadir matahari dan setelah matahari pergi akan hadir bulan yang terus menyinari dunia ini sal” kata sintia bijak

Mungkin dia tertular penyakit novelholic aurel
“apa yang harus gue lakuin sin?? Saat gue bertekad untuk mundur bahkan move on dari arkan perasaan gue justru makin kuat, gue bingung gue pengen berjuang tapi di satu sisi gue lelah gue capek, kasian hati gue yang terus menerus patah sia-sia” lega itulah yang dirasakan salvia karna dia telah mengeluarkan isi hatinya

Sintia kembali berucap “ bukannya lo udah pernah ngambil keputusan sendiri?? Sekarang kenapa lo jadi bingung lagi??”

Sintia heran bukankah salvia tlah membuat keputusan sendiri, dan sekarang kenapa dia kembali bertanya

Salvia terkekeh pelan “oh iya sin, gue lupa” salvia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali

Sintia yang melihat reaksi sahabatnya itu hanya tersenyum dan kembali berucap dengan demikian bijaknya “inget sal, jatuh cinta itu harus ngalamin jatuh sejatuh jatuh nya baru lo bisa ngerasain yang namanya cinta” pesan sintia pada sahabatnya itu

Salvia menoleh sebentar pada sahabatnya tersebut lalu menimpali “kalo pengorbanan gue gak membuahkan hasil gimana?? Gue cape dengan pengorbanan ini karena orang yang gue korbanin aja gak liat pengorbanan yang selama ini gue lakuin” salvia kembali bersedih entah untuk keberapa kalinya

“itu gak ikhlas namanya, lo berkorban bukan untuk cari perhatian dia sal tapi lo berkorban untuk dapetin cinta dia”

Sintia terus menerus menampik perkataan salvia, baginya kata-kata salvia itu terlalu merendahkan diri sendiri

Sintia memeluk salvia menyalurkan tenaga untuknya “sal tanpa pengorbanan lo gak akan dapet yang namanya ‘sejati’ yang lo dapet hanya kebohongan dan lo pasti akan lebih sakit kalo lo dapetin itu tanpa adanya sebuah pengorbanan, udah ya gak usah sedih lagi” sintia mengusap-usap punggung salvia

Adegan curhat menyurhat mereka terhenti karena ada adik kelas yang datang dan memberi mereka sesuatu tapi adik kelas tersebut tidak mengeluarkan satu kata pun, setelah dirasa surat itu jatuh pada orang yang dimaksud sang pengirim adik kelas itu langsung keluar

“itu anak kenapa sih aneh banget, coba lo baca suratnya” salvia mengangguk tanda ia setuju tapi saat ia hendak membuka surat itu teriakan menggelegar aurel membuat salvia menghentikan kegiatannya

“woy lo berdua malah ninggalin gue dan enak-enakkan curhat, dan sal itu surat dari-“ omongan aurel terhenti karna tangan sintia membekap mulutnya

“ sal udah cepetan buka jangan dengerin kata nih anak ayan” salvia langsung saja membuka isi surat tersebut dan saat mengetahui isinya dahi berkerut tanpa tak mengerti

To: salvia
From: ASA

Tenang ini Cuma plan kenyataannya mah nol besar dia juga tau, jangan sedih gue stay untuk lo

Entah sejak kapan kedua temannya sudah berada dibelakang salvia dan juga membaca surat tersebut, tapi tidak ada satupun diantara mereka yang mengerti arti ataupun inti dari surat tersebut.

ASA atau Alfariel Sandy Arkan cowok dengan sejuta misteri

####

Dont forget to vote and comments

Next part

Detrás De Ti (C O M P L E T E )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang