8. D-day

8.2K 535 119
                                    

2014

"Hai" sapa Nou, sesaat sebelum naik ke Fortuner milik Jev. Jev tersenyum, lalu mulai melajukan mobilnya saat Nou telah selesai memasang sabuk pengamannya.

"You look good today" ucap Jev dengan senyum yang mengembang di wajah tampannya.

"Thank you" sahut Nou dengan wajah yang merona.

Gilakkk. Ini barusan dia muji gue kan??

"Jadi, orangtua kamu pergi kemana?" tanya Jev. Ia penasaran kemana orangtua Nou pergi hingga Nou memintanya tidak perlu turun untuk berpamitan.

"Ke rumah kerabat sih. Maaf ya, mungkin pas pulangnya aja kamu ngomong ke Ayah sama Bunda" ujar Nou tidak enak.

"Gak masalah, Nou. Saya cuma terbiasa pamitan dulu ke orangtua teman yang saya ajak keluar." kata Jev.

Such a responsible person. I like it.

"Iya saya ngerti." sahut Nou pendek.

Anjirlah gue mau ngomong apa lagi ini? Gue udah deg-degan parah bisa satu mobil sama cowok ganteng trus mapan kayak Jev ini.

"Kita mau kemana?" tanya Jev. Ia melirik Nou sekilas lalu kembali memfokuskan pandangannya kedepan.

"Loh? Bukannya mau nonton film?" tanya Nou heran. Mendengar itu, Jev terkekeh pelan.

"Maksud saya, mau nonton nya dimana? Kan bioskop gak cuman satu" sahut Jev.

Nou merona. Dalam hati ia menggerutu betapa bodoh dirinya yang tidak memahami maksud pertanyaan Jev tadi.

"CGV di Social Market aja gimana?" tawar Nou.

"Okay. Kamu suka nonton di CGV ya?" tanya Jev lagi.

"Lumayan sih. Saya lebih suka CGV karna tempat duduknya yang gak sempit dan gak rapet-rapet jaraknya. Nyaman aja kalo nonton disana." jelas Nou. Jev tersenyum. Lalu ia kembali melirik Nou yang hari ini tampak cantik dimatanya.

Nou mengenakan dress hijau muda selutut dengan lengan seperempat. Rambut hitam pekatnya ia biarkan tergerai dengan sebuah jepit rambut disisi kiri, memberi kesan manis pada diri Nou. Make-up yang ia poles pun tidak terlalu mencolok, tampak natural dan pas di mata Jev.

Jev tersenyum, menyadari bahwa dirinya begitu tertarik dengan Nou. Bukan hanya karena penampilannya yang cantik dan anggun, tapi juga kepribadiannya yang kalem. Jev memang menyukai perempuan yang kalem dan cerdas, dibanding perempuan pecicilan dan cerewet yang bisa membuat dirinya gerah.

Nou berbeda, ia menyadarinya sejak malam reuni itu. Nou yang tampak pendiam, menjadi pendengar setia teman-temannya yang gemar berceloteh. Kadang-kadang Nou menambahi obrolan mereka, tapi tetap tak keluar batas. Jev menyukai perempuan yang seperti itu, yang mampu menempatkan dirinya di tengah orang banyak tapi tetap menjaga keanggunannya sebagai seorang perempuan. Tidak seperti perempuan-perempuan di luar sana yang kebanyakan pecicilan, cerewet, agresif dan tidak bisa membaca situasi.

Jev dan Nou sampai di Social Market Palembang sekitar dua puluh menit kemudian. Tampak parkiran hampir penuh mengingat hari ini adalah weekend, dimana banyak orang menghabiskan hari liburnya disini.

Jev menekan tombol lift, lalu pintu lift terbuka. Jev dan Nou pun melangkah memasuki lift yang kosong itu lalu Jev menekan tombol lantai tiga. Beberapa detik kemudian, pintu lift kembali terbuka dan mereka pun keluar dari lift menuju tempat penjualan tiket.

DOCTOR FREAK ✅ (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang