Satu-satunya hal yang paling Nou hindari di sepanjang hidupnya adalah terjebak di antara pacar over protective seperti Jev ini dan sang mantan. Iya, sosok yang kini sudah duduk di hadapannya itu adalah Galaksi Geronimo, mantan pacarnya yang sudah hampir empat tahun belakangan tak pernah ia lihat.
"Hai, Nou. Apa kabar?"
Kabar baiknya, Igun bisa membaca situasi sehingga ia mengenalkan Galaksi sebagai teman satu kampus mereka dahulu. Galaksi pun hanya tersenyum tipis ketika ia mengetahui bahwa pria yang disalaminya adalah pacar dari mantan pacarnya itu.
Untungnya, Jev percaya.
"Baik," jawab Nou singkat dengan wajah datar.
"Lo seangkatan dengan Nou? Kok Nou nggak pernah cerita soal lo?" tanya Jev.
"Jev, temen seangkatan aku tuh banyak loh. Masa harus aku ceritain satu-satu," sambar Nou. Ia tidak mau jika Galaksi membocorkan soal dirinya yang merupakan mantan pacar pria itu.
Jika memang harus terkuak, setidaknya Nou ingin Jev mengetahuinya langsung dari bibirnya. Tidak dengan cara seperti ini.
"Gue emang nggak terlalu deket, sih. Cuma kenal pas lagi ada urusan kampus aja." sahut Galaksi. Sesekali matanya melirik wajah Nou dengan senyum samar di sudut bibirnya.
"Lo kerja dimana?" kali ini Igun ikut bertanya sebab ia tau bahwa situasi ini benar-benar tidak begitu nyaman bagi Nou.
"Gue buka kantor notaris di Bengkulu." jawab Galaksi.
"Wah, balik asal lo?" tanya Igun lagi.
Galaksi mengangguk, "Ya. Bokap gue udah meninggal dua tahun lalu, jadi gue balik kesana nemenin nyokap."
Igun menelan ludah, seakan bisa mengerti perasaan kehilangan dari teman masa kuliahnya dulu. Ya, Igun juga merupakan salah satu teman Nou yang begitu akrab dengan Galaksi dibandingkan dengan yang lain, apalagi Nina yang selalu sinis padanya. Kadang Igun juga tak habis pikir, bagaimana bisa ia terjebak keakraban dengan orang-orang yang pernah memiliki hubungan khusus dengan Nou, sahabatnya. Selalu dirinya, hingga hari yang penuh kecanggungan ini tiba.
"Gue turut berduka cita, bro. Gue jadi keinget pas om Salman belain jemput kita berempat bareng Aryan di Indralaya tengah malem gara-gara kita semua abis kena rampok dan gak punya duit sepeserpun," ucap Igun.
"Lo berempat? Bareng Nou juga?" sela Jev dengan raut terkejut.
"Iya. Waktu itu kita abis ikut acara penggalangan dana sekalian liputan majalah kampus dan balik kemaleman. Bis kampus udah gak ada, akhirnya kita naik travel. Eh baru jalan sepuluh menit, rupanya di dalem itu udah ada rampok pake senpi. Untungnya kita nggak diapa-apain. Cuma disuruh turun tanpa ponsel, dompet dan tas." jelas Galaksi. Ia pun kembali melirik Nou yang masih sibuk memainkan batu es dengan sedotan, memutar-mutarnya lalu menyedot minuman rasa jeruk itu. Nou tampak tak begitu peduli dengan obrolan mereka.
"Astaga. Kok kamu nggak pernah cerita sih kalo kamu pernah dirampok bareng anak-anak?" tanya Jev seraya menoleh pada Nou.
Ngapain cerita? Gue nggak mau sampe keceplosan kalo beberapa jam sebelum kejadian itu gue baru aja dapet first kiss dari Galaksi. Dua tahun jalan dan Galaksi baru berani nyium gue sore itu. Yakali gue mau ceritain itu semua? Gue nggak mau gali kuburan gue sendiri. Titik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOCTOR FREAK ✅ (Proses Penerbitan)
General FictionMemiliki kekasih seperti Jev yang seorang dokter spesialis, tampan dan dari keluarga terpandang membuat Nou tidak bisa untuk tidak berbangga hati. Apalagi jika ditambah dengan Jev yang begitu menyayangi dirinya, membuat Nou ingin selalu memamerkanny...