Rumah Sakit Medifka merupakan salah satu rumah sakit ternama di kota Palembang. Sejak menyelesaikan sarjana pada tahun 2009, Jev memulai masa-masa menjadi co-ass di Medifka hingga menjadi seorang spesialis bedah seperti saat ini.
Loyalitasnya terhadap pekerjaan adalah satu dari sekian prioritas di dalam hidupnya. Sebab dengan loyalitas, ia mampu menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang bertanggung jawab dan berkomitmen. Memang baginya tak ada yang lebih membanggakan dari seorang laki-laki selain kedua hal diatas.
Tampan? Jev mengakui bahwa performance seseorang sangatlah penting. Dan ia tak akan segan menyebut dirinya sendiri sebagai pria tampan yang diinginkan banyak perempuan di luar sana. Namun bagi Jev, ketampanan tidak akan berguna sama sekali apabila ia tidak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
Mapan? Tentu hal yang sangat diinginkan oleh banyak orang, termasuk dirinya sendiri. Memiliki pekerjaan bagus dan finansial yang lebih dari cukup adalah sebuah pencapaian yang luar biasa bagi seorang pria dewasa seperti dirinya. Tapi bagi Jev, kemapanan juga tidak akan terwujud tanpa komitmen untuk selalu berusaha serta rasa tanggung jawab yang tinggi.
Begitulah cara Jev memahami dunia seorang pria dewasa berusia awal 30-an seperti dirinya.
Cukup kompleks memang. Tapi ia bersyukur karena kalau ia tidak memiliki pemahaman seperti itu, ia yakin dirinya tidak akan ada di posisi saat ini. Sematan pria tampan yang cerdas dan karier cemerlang itu tentu ia dapatkan dengan jerih payah, dengan berkomitmen dan bertanggung jawab.
Jev sadar bahwa karir bagus yang ia miliki ini berbanding lurus dengan tanggung jawabnya. Ia harus bisa menjadi seseorang yg baik di mata banyak orang karena ia harus menjaga citra seorang dokter. Bukan hanya sekedar pencitraan, tapi memang kesadaran dirinya untuk menampilkan kesan baik kepada setiap orang. Tidak hanya di lingkungan kerja, namun juga di lingkungan sosial.
Tak heran jika banyak orang yang menyukai seorang Jevanka Gemilang. Ia memang se-gemilang namanya.
"Kamu kok diem aja dari tadi, Yang?" Nou memecah keheningan yang sudah melanda sejak sepuluh menit lalu.
"Gak papa. Lagi capek aja" jawab Jev.
"Serius? Biasa juga kalo kamu capek kamu tetep bawel loh, Yang" Nou menyipitkan matanya ke arah Jev yang masih fokus dengan jalanan di depan.
"Jadi selama ini aku bawel?" Tanya Jev dengan wajah datar.
"Kok jadi balik nanya sih" Nou mencebik kesal karena pertanyaannya belum terjawab.
Jev tersenyum kecil lalu mengulurkan tangan kirinya untuk mencubit gemas pipi Nou. Terkejut, Nou malah mengambil lengan Jev untuk dibawa ke mulutnya. Nou menggigit lengan Jev pelan.
"Aww. Kamu ganas bgt sih, Yang" ucap Jev seraya meringis kecil.
"Abisnya kamu ngeselin" sahut Nou dengan nada merajuk.
"Ngeselin gini tapi cinta kan?" goda Jev. Ia mencuil-cuil dagu Nou gemas.
"Iya. Cinta sama mobilnya aja" kata Nou asal.
"Kalo gitu mesti beli mobil baru, nih. Kamu mau apa? Biar kamu makin cinta sama aku"
Jev terkekeh melihat Nou yang masih mencebikkan bibirnya kesal. Menggoda Nou memang menjadi salah satu hal yang sangat ia sukai.
"Yang... " ucap Jev lagi.
"Hmm.. " sahut Nou cepat.
"Mama sama Papa ada di rumah. Kamu besok main ke rumah aku, ya? Kan udah lama gak ketemu Mama sama Papa," ucap Jev.
"Loh? Emang kapan mama sama papa ke Palembang?" tanya Nou heran.
Jev ini asli Jakarta. Kedua orangtuanya pun masih menetap di kawasan Jembatan Lima, Jakarta Barat. Sebulan atau dua bulan sekali biasanya Jev pulang ke Jakarta, atau sebaliknya, orangtua Jev yang datang ke Palembang untuk menjenguk Jev.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOCTOR FREAK ✅ (Proses Penerbitan)
General FictionMemiliki kekasih seperti Jev yang seorang dokter spesialis, tampan dan dari keluarga terpandang membuat Nou tidak bisa untuk tidak berbangga hati. Apalagi jika ditambah dengan Jev yang begitu menyayangi dirinya, membuat Nou ingin selalu memamerkanny...