Jev mendesah frustasi sebelum membuka pintu mobil dan meninggalkan parkiran hotel dengan langkah seribu. Ia berusaha mengejar Nou yg seperkian detik sebelumnya telah berlari menuju kamar yang mereka sewa, tepat setelah Jev mantap memarkirkan mobilnya.
Sial, cewek gue gercep amat buka pintu mobil, pake lari-larian segala. Ini gue juga ngapain ngejer-ngejer gini, berasa kayak film india aja. Bego lu, Jev!
Jev menghentikan larinya tepat di depan lift. Dengan nafas tersengal, ia menekan tombol lift seraya berdoa dalam hati kalau Nou tidak sedang menggeret kopernya begitu ia tiba diatas. Tidak, liburan kali ini harus berjalan lancar sebagaimana mestinya. Ia tak akan membiarkan Nou pulang ke Palembang sebelum liburan mereka selesai, apalagi dengan suasana kacau seperti ini.
Pintu lift terbuka. Kosong. Jev cukup lega karena artinya ia tak akan mampir terlebih dahulu ke lantai lain, langsung naik ke lantai dimana letak kamarnya berada. Begitu sampai Jev bergerak menuju kamarnya. Tidak seperti tadi yang ia harus lari-larian, kali ini Jev berjalan dengan kecepatan sedang sembari menetralkan jantungnya yang masih berdegup agak kencang sekaligus memangkas emosi yang bercokol di dalam dadanya.
Menghadapi Nou yang sedang PMS memang tidak mudah. Ia terlalu sensitif hingga melampiaskannya dengan rajukan yang di mata Jev, sangat kekanakan. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai seorang laki-laki Jev tentu harus bisa memahami ledakan emosi Nou ini. Tidak masalah jika harus menurunkan ego-nya dengan meminta maaf atas kesalahan yang sebenarnya tak pernah ia lakukan itu.
Jev mengetuk pintu kamar Nou dengan pelan sebab tak ingin menimbulkan pertanyaan dari petugas hotel atau tamu-tamu lainnya yang ada di sekitar kamar mereka. Sudah cukup rasa malu yang ia tanggung di Floating Market tadi akibat keributan yang mereka buat, tidak akan ada lagi acara ribut lanjutan disini.
"Nou sayang... Buka pintunya, gih." ucap Jev pelan tanpa menghentikan ketukannya.
Hening.
Mendesah pelan, Jev kembali membujuk Nou untuk membuka pintu, "Kita bicara, ya? Masa baru hari pertama liburan udah ribut. Buka pintunya sekarang, ya syg?"
Tak ada sahutan.
Sabar, Jev. Sabar. Bujukin aja terus, nanti pasti luluh kok. Yang penting lo jangan cepet emosi.
"Kamu gak kasian sama aku, Yang? Masa dikunciin di luar sama pasangan sendiri." bujuk Jev lagi.
Tetap sepi.
Jev baru saja ingin mengumpat begitu ponselnya berbunyi, tanda suatu notifikasi masuk.
Noushafarina Azla (@noushazla) posted a new picture. Check it out!
Jev segera membuka notifikasi tersebut lalu tersenyum geli melihat caption yang tertulis dibawah foto dirinya itu. Selanjutnya ia membuka kolom komentar yang sudah diramaikan dengan sahabat-sahabat Nou, yang tentu saja ia ketahui. Ya, sekedar tahu saja sebab ia tak begitu mengenal mereka.
Ralat. Ia memang tak ingin terlalu mengenal mereka.
Jev sebenarnya tak mempermasalahkan keakraban Nou dengan sahabat-sahabatnya semasa kuliah itu, asal persahabatan Nou dilingkupi oleh para perempuan saja. Namun kenyataannya berbeda, ada tiga pria disana yang sialnya, membuatnya merasa tersaingi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOCTOR FREAK ✅ (Proses Penerbitan)
General FictionMemiliki kekasih seperti Jev yang seorang dokter spesialis, tampan dan dari keluarga terpandang membuat Nou tidak bisa untuk tidak berbangga hati. Apalagi jika ditambah dengan Jev yang begitu menyayangi dirinya, membuat Nou ingin selalu memamerkanny...