38. Aku dan Kamu (End)

14.7K 491 39
                                    

"Hei, miss me?"

Satu pertanyaan yang diajukan dengan senyum manis khas pria itu membuat Nou mau tak mau turut menyunggingkan senyuman lebar. Dadanya pun bergemuruh kencang ketika Jev mulai melangkah mendekatinya.

"If only you know how much I miss everything about you." gumam Nou pelan.

Jev menghentikan langkahnya tepat di hadapan Nou, membuat jarak mereka terkikis hingga kini hanya berjarak dua jengkal saja. Kemudian Nou mendongak, mempertemukan matanya pada manik kelam kekasihnya itu, mencoba mencari sesuatu yang mungkin menjadi jawaban atas kedatangan pria itu kemari.

"Kamu keliatan capek banget. Lembur terus, ya?" tanya Jev, masih dengan senyum tipisnya.

Nou mengangguk mengiyakan. Namun detik berikutnya ia terperanjat ketika Jev mengulurkan tangan untuk mengumpulkan helai-helai rambut basah yang tersampir di sisi wajahnya, kemudian menyelipkannya di belakang telinga. Membuat wajahnya kini bebas dipandangi Jev dengan suka cita.

"Jangan kebanyakan lembur. Usahain atur waktu kamu buat istirahat dan makan yang cukup. Aku nggak mau kalo nanti kamu tiba-tiba masuk IGD kayak setahun yang lalu cuma gara-gara kecapekan dan kurang tidur."

Nou jelas tak mampu merespon apapun, sebab kini tangan kanan Jev mengusap pipinya lembut. Menghantarkan sejuta kehangatan dan ketenangan ke dalam batinnya. "Aku nggak apa-apa. Besok aku juga libur seharian jadi bisa ganti waktu tidur beberapa malam yang lalu."

Tersenyum, Jev mengangguk setuju. "Iya. Asal kalo ada apa-apa, kamu jangan sungkan hubungin aku, ya."

Nou membalas perkataan Jev dengan anggukan kecil dan binar mata yang begitu cemerlang. Jev sampai terpana, menyadari betapa ia tak mau kehilangan binar cemerlang di mata gadis itu lagi. Tidak. Dan ia sudah berjanji pada dirinya sendiri.

"Aku minta maaf atas semua kesalahanku, Nou. Kamu harus tau kalo aku benar-benar menyesal sama semua yang udah terjadi..." ucap Jev lirih. Ia masih mengusap pipi Nou, berusaha menyampaikan perasaan yang kini menggeluti hatinya.

Nou terdiam. Untuk sesaat ia hanya memfokuskan tatapannya pada mata dan keseluruhan wajah pria itu. Meneliti wajah tampannya dengan seksama, seolah mencari-cari perubahan yang barangkali terjadi di wajahnya selama dua minggu terakhir.

Tapi nihil. Jev tetaplah Jev-nya yang tampan, penuh binar kasih sayang dan memukau dengan senyum tipisnya.

"Kamu tau kalo aku nggak pernah bisa lama-lama marah sama kamu kan, Jev? Maafku selalu ada buat kamu. Kamu tinggal minta dan aku pasti kasih ke kamu dengan sukarela."

Jev memang sudah menduga bahwa Nou pasti akan selalu bisa memaafkannya, sebab memang begitulah kekasihnya itu, baik dan begitu tulus menyayanginya. Fakta inilah yang terkadang membuat Jev lupa diri sehingga ia tak bisa menyadari bahwa perbuatannya kepada Nou tempo hari sudah menyakiti gadis itu terlalu dalam.

Namun kini ia tak akan melakukan kesalahan lagi. Cukup satu sekali hubungannya hampir berantakan akibat ulahnya sendiri. Kali ini ia berjanji pada dirinya sendiri agar bisa memanfaatkan satu maaf dan kesempatan ini untuk memperbaiki dan memperlakukan kekasihnya dengan lebih baik lagi.

"Aku tau, makanya aku janji aku nggak akan nyia-nyiain maaf dan kesempatan dari kamu ini lagi. I'll treat you better and better again, Nou. Please trust me."

Kembali, satu senyuman tipis hadir di sudut bibir gadis itu. Kemudian ia menaikkan tangan kirinya demi menangkup tangan Jev yang masih membelai wajahnya. Dengan mata yang tak lepas dari pria itu, Nou berkata, "I trust you all the time, Jev. Tapi aku mohon, tolong kali ini kamu percaya sama aku."

DOCTOR FREAK ✅ (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang