Acara lamaran Segaf yang sempat dibumbui dengan pertengkaran, akhirnya bisa berjalan lancar meski mereka terlambat hampir dua jam. Untung saja pihak calon istri Segaf memaklumi keterlambatan mereka sehingga acara tersebut tetap berjalan dengan lancar dan berakhir dengan penetapan tanggal pernikahan mereka.
Namun sepanjang acara lamaran itu, Segaf tau bahwa sang adik berusaha keras untuk tetap tersenyum dan bersikap ramah kepada keluarga Amara meskipun pikirannya tengah berkelana pada kejadian beberapa jam lalu.
Kejadian yang sebenarnya juga membuat diri lelaki itu bingung sekaligus kecewa karena melihat sang adik disakiti tanpa ia tau apa penyebab sesungguhnya. Segaf berjanji, ia akan mencari tau tentang permasalahan tadi hingga semuanya menemui titik terang.
Sementara Jev, yang kini sudah terduduk lesu di ruang tamu rumahnya, hanya bisa menghela napas berat karena ia harus pulang bersama keluarganya dan meninggalkan Nou dalam kebingungan.
Demi Tuhan, jangankan Nou, ia sendiri saja -yang ia anggap bahwa dirinya mengetahui segala permasalahan Davinka- bahkan tak tau dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ia memang tau bahwa kakaknya pernah disakiti oleh lelaki brengsek yang kemudian ia ketahui bahwa lelaki itu adalah Gerias, namun tak pernah tau apa penyebab dari segala permasalahan mereka.
Apalagi jika permasalahan itu berkaitan dengan Nou, kekasihnya.
Jev menegakkan tubuhnya dan bersandar di sofa itu dengan rahang yang mengeras, lalu ia menatap Davinka yang duduk di hadapannya. Orangtuanya pun ada di sana untuk mendengarkan seperti apa penjelasan dari putri sulung mereka itu.
Davinka menarik napas panjang sebelum berkata, "Laki-laki tadi, Gerias, mantan pacar Inka lima tahun yang lalu. Dan kami putus setelah dia berusaha memperkosa Inka,"
Begitu kalimat itu meluncur, sontak membuat mama Davinka menutup mulutnya dengan mata yang melebar, sementara sang papa juga mengeraskan rahangnya.
Tentu saja, orangtua mana yang akan terlihat biasa-biasa saja setelah mendengar bahwa putri kesayangannya pernah hampir diperkosa?
"Ya Allah, nak, kamu.. kamu kenapa nggak bilang sama mama?" Mama kini sudah terisak hingga sang suami harus merangkul bahunya untuk menenangkannya.
"Inka nggak mau bikin mama syok kayak gini, Ma." ujar Davinka dengan senyum getir.
"Harusnya kamu bilang sama papa biar papa bisa urus laki-laki itu. Dia sudah melecehkan putri papa. Papa nggak bisa diam gitu aja," ucap sang papa tegas.
Davinka menggeleng, "Nggak, pa. Nggak usah, kejadian itu sudah berlalu."
"Memang. Tapi efeknya masih lo rasain sampe sekarang," seloroh Jev. Inka pun mengalihkan tatapannya pada Jev.
"Gue tau. Tapi gue emang beneran nggak bisa percaya sama laki-laki lagi," sahut Inka, yang kini kembali melempar tatapnnya pada sang mama. "Ma, Inka trauma. Kejadian itulah yang jadi penyebab Inka belum mau nikah sampe sekarang. Inka udah nggak percaya sama laki-laki lagi selain papa dan Jev. Nggak bisa, ma."
Mendengar itu, sang mama lantas menenggelamkan wajahnya di dada papa, yang masih mengusap-usap punggungnya agar ia merasa lebih tenang.
Semua orang di ruangan itu pun terdiam selama beberapa menit, menunggu sang mama puas menumpahkan segala kesedihan dan kekecewaannya. Setelah itu, sang mama menarik tubuhnya lalu kembali menatap Inka. Ia pun menarik napas lelah.
Kemudian pandangannya berpindah pada Jev, "Kamu tau semua ini?"
Jev mengangguk singkat, membuat sang mama lagi-lagi harus menarik napas panjang agar ia tak kembali menumpahkan airmatanya. Sudah cukup ia menangisi apa yang sudah terjadi, kini ia harus tegar dan berusaha mendapatkan segala hal yang belum ia ketahui mengenai anak-anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOCTOR FREAK ✅ (Proses Penerbitan)
General FictionMemiliki kekasih seperti Jev yang seorang dokter spesialis, tampan dan dari keluarga terpandang membuat Nou tidak bisa untuk tidak berbangga hati. Apalagi jika ditambah dengan Jev yang begitu menyayangi dirinya, membuat Nou ingin selalu memamerkanny...