11. Crush

7.5K 739 411
                                    


Dada Gyuri terasa begitu sakit, antara perasaan sedih dan marah. Gyuri menghapus airmatanya yang jatuh dengan kesal, semua kemarahan yang sedang dia rasakan saat ini membuatnya menangis. Tenggorokannya terasa tercekat karena Gyuri berusaha untuk segera menghentikan tangisnya. Dia tidak mau seperti ini, tapi hatinya terasa begitu sakit.

Hari sudah hampir gelap, Jimin tidak segera kembali. Sebenarnya Gyuri tidak berniat untuk menunggu Jimin kembali, tidak selagi Jimin sedang mengejar Yume yang baru saja melihat mereka berciuman. Masih segar dalam ingatannya, bagaimana Yume menangis dan menunjuk pada dirinya dengan tatapan penuh benci ditambah dengan seruannya. Gyuri tau mungkin saat ini posisinya memang salah, ya Gyuri tau itu.

Tapi Gyuri tau, dia juga memiliki hak untuk semua kejelasan masalah ini. Gyuri ingin memastikan Yume tau bahwa Gyuri dan Jimin pernah bersama dan banyak hal yang belum selesai di antara keduanya. Gyuri terus menghibur dirinya sendiri, meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia tidak sepenuhnya bersalah.

Lalu bayangan Yume kembali menyerangnya. Yume pasti sakit hati, Gyuri mengerti itu.

Setelah yakin Jimin tidak segera kembali, Gyuri memilih untuk pergi. Oh tidak, Gyuri tidak sedang menunggu Jimin, dia hanya ingin berdiam disana sebentar untuk menenangkan dirinya sendiri. Satu lagi, Gyuri ingin memerhatikan setiap inchi dari apartemen itu, tempat penuh kenangannya bersama Jimin. Ini akan menjadi terakhir kalinya Gyuri berada disana.

Gyuri beranjak dari sofa, mencoba mengabaikan airmata yang sesekali jatuh dari ujung matanya. Apartemen itu sudah hampir bersih, barang-barang sudah dirapikan, kardus berisi penuh barang sudah Gyuri dan Jimin rapikan dan mereka meletakkan di sudut ruangan. Gyuri kembali masuk ke dalam kamar Jimin, memastikan tidak ada arang yang belum masuk ke dalam kotak. Dia mengambil nafas dalam, memerhatikan ruangan itu baik-baik, semua kenangan kembali menyerangnya. Kenangan itu tidak akan pernah lelah untuk terus datang dalam pikiran Gyuri.

Sudahlah, sekarang saatnya pergi. Kenangan itu akan segera pergi bersamaan Gyuri keluar dari tempat ini. Gyuri terus mengulang kalimat itu dalam pikirannya, memberitahu dirinya sendiri semua akan baik-baik saja. Tempat ini penuh kenangan baik, Gyuri akan menyimpannya dengan baik. Gyuri mengambil beberapa bajunya yang tadi dia letakkan di atas tempat tidur Jimin. Membawanya dengan memeluknya, tidak peduli dengan beberapa debu yang terlihat mengepul ketika Gyuri mengambilnya.

Ini terakhir kali Gyuri melihat tempat ini beserta seluruh kenangannya. Saat itu Gyuri sadar, dia sedang mencoba mengcapture setiap ruangan sendirian. Di tempat lain, Gyuri tau Jimin sedang berusaha menenangkan Yume yang mungkin sedang menangis keras. Gyuri tidak pernah tau apa yang akan Jimin katakan pada Yume, tapi membayangkan Jimin bersama Yume sudah cukup membuatnya merasa sakit hati.

Segera pergi darisini Gyu. Ucap Gyuri pada dirinya sendiri.

Dengan cepat Gyuri memakai sepatunya, berusaha keras untuk tetap berpikir jernih dan berharap semua akan baik-baik saja. Gyuri segera keluar dari apartemen Jimin, membiarkan pintu tertutup hingga terdengar bunyi klik menandakan pintu terkunci. Dia melangkahkan kakinya lebar-lebar, ingin segera pergi darisana sampai Gyuri berada di depan lift dan pintunya terbuka menunjukkan sosok yang dia kenal.

"Gyuri noona?!" pekik Jihyun sedikit terkejut, terlebih melihat mata Gyuri yang merah akibat menangis. "Apa Jimin hyung disini?" tanya Jihyun kemudian.

"Jimin pergi keluar, sebentar. Tunggu saja." Gyuri berhasil menyuarakannya dengan baik, meskipun masih terdengar samar suaranya yang bergetar. Jihyun hanya mengangguk pelan dan membiarkan Gyuri masuk ke lift. Pintunya segera tertutup dan membuat Jihyun kembali sadar dari lamunannya.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang