24. There's a lot Behind

2.1K 184 98
                                    


"Menyebalkan." Ucap Gyuri ketus ke arah Yume dan Jieun. Jieun tertawa miris, karena Gyuri baru saja mengatainya. Ah, sebenarnya Jieun juga tidak tau, kutukan Gyuri tadi untuknya atau untuk Yume "Jinyoung, ayo pergi!" Gyuri menarik Jinyoung untuk pergi darisana.

"Huuaaaaah, Lee Gyuri!" panggil Jieun keras, Gyuri tidak menoleh sama sekali. Bahkan terlihat mempercepat langkahnya menuju pintu keluar. Jinyoung terlihat beberapa kali menoleh ke belakang, menundukkan kepalanya sopan seakan memberitahu Jieun bahwa dia berpamitan.

"Dengan siapa Lee Gyuri itu?" tanya Yume dengan memicingkan matanya, curiga dan penuh ketidaksukan.

"Bukan urusanmu!" kata Jieun singkat. "Aiisshh, aku pusing. Aku ingin pulang. kau..." Jieun menunjuk Yume sambil terlihat berpikir, "...naik taxi saja, aku ingin segera ke rumahku."

-

Gyuri sudah berada di tempat tidurnya, berusaha untuk memejamkan matanya meskipun pikirannya melayang. Sampai saat ini Gyuri masih belum tau kenapa Jieun dan Yume bersama tadi. Pertemuannya di rumah sakit sedikit tidak baik, rasanya Gyuri kehilangan salah satu teman dekatnya.

Sebenarnya Jieun menelponnya tadi, bahkan juga mengirim pesan padanya tapi Gyuri mengabaikannya. Kepalanya terasa penuh, Gyuri tidak tau bagaimana harus bersikap. Dia membiarkan ponselnya berdering, melihat nama Jimin yang muncul di layarnya dan sekali lagi Gyuri memilih untuk membiarkannya.

Kadang Gyuri berpikir, apa pilihannya sudah baik? Apa pilihannya akan berakhir baik? Jika dipikir, terlalu banyak Gyuri mengobarkan perasaan dan waktunya untuk Jimin. Bukankah baiknya Gyuri menuruti ayahnya saja jika mulai menjodohkannya lagi?

Lalu kenapa tadi Jieun harus bersama Yume? Gyuri tidak menemukan alasan apapun untuk itu. sebenarnya bisa saja dia bertanya pada Jieun sekarang, tapi hatinya tidak sanggup mendengar jawaban Jieun. Bagaimana jika Jieun mulai memperhatikan Yume? Menilai posisi Yume yang sangat memprihatinkan dan memilih untuk membelanya?

Ah. Gyuri tau dia tidak akan berpikir seperti ini jika pikirannya sedang kacau. Gyuri tidak bisa berpikir jernih saat ini, itulah sebabnya berbagai pikiran negatif terus berputar di kepalanya.

Ting-tong

23:09

Gyuri melihat jam di dinding kamarnya, mengumpat pelan kepada siapa saja yang iseng menekam tombol bel apartemennya.

Lagi-lagi Gyuri memilih untuk membiarkannya.

Namun orang yang berdiri di depan pintu apartemennya bukan orang iseng dan semakin semangat menekan belnya. Dengan segala sisa tenaganya Gyuri bangkit dari kasurnya, melangkah berat menuju pintu. Melihat dari lubang pintu ingin mengetahui siapa orang yang berani menganggunya, Yoongi.

"Oppa..." rengek Gyuri ketika dia mengayun pintunya terbuka.

"Oh kau masih hidup rupanya!" Jieun mendorong Yoongi yang sedang menggendong Jinu yang tengah tidur untuk minggir dan langsung masuk ke dalam sebelum Gyuri mempersilahkannya.

"Gyu! Kenapa tidak menjawab teleponku?" Jimin tersenyum padanya, kemudian Jimin mendorong Yoongi agar masuk lebih dulu. Gyuri masih terpaku di tempatnya sampai Jimin menariknya untuk mengikuti yang lain ke dalam.

"Kenapa kalian kesini?" protes Gyuri yang melihat Jieun sedang menyalakan tv di ruang tengah.

"Jimin, kau tidur di sofa!" kata Jieun penuh perintah, tidak memedulikan Gyuri yang terlihat kesal pada mereka.

"Oh, tidak masalah." Jawab Jimin santai.

Tak lama Yoongi bergabung dengan mereka setelah menidurkan Jinu di kamar dan memilih untuk duduk di sebelah istrinya.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang