3- Tears and Laughter

53.7K 1.7K 85
                                    


"Jackson, kirimkan satu gadis ke apartemenku. Sekarang!"

Bel apartemen Jimin berbunyi, dengan malas Jimin segera membuka pintu untuk seseorang yang sudah menunggu di depan pintu apartemennya. Seorang gadis dengan pakaian minim tersenyum begitu Jimin membuka pintu untuknya. Untuk sesaat Jimin tertegun, kemudian menarik gadis itu dan segera menciumnya. Tidak perlu salam pembuka, basa-basi, dan saling mengetahui nama satu sama lain. Yang pasti Jimin tau, gadis itu adalah mainannya yang sudah Jackson kirim.

Jimin menendang pintu apartemennya, sampai terdengar bunyi klik dan pintu itu terkunci secara otomatis. Mainannya hanya mengikuti permainan bibir Jimin, dan gadis itu juga terlihat tergoda. Mendapatkan pelanggan seperti Jimin, jalang manapun akan senang jika semua pelanggan sepertinya. Bermain dengan begitu lihai dan wajahnya yang good looking sebagai bonus.

"Ini perintah, aku tidak ingin kau meninggalkan bekas apapun pada tubuhku." Jimin melepas ciumannya sembari melihat maiannya yang mulai mengatur nafas.

"Kendali ada padaku, jadi kau hanya perlu mengikuti permainanku!" sambung Jimin dengan suara rendah, tatapannya begitu gelap menunjukkan Jimin sedang dalam mood yang tidak bagus saat ini.

"Mengerti, tuan Park Jimin." Jalang itu tersenyum nakal, Jimin hanya menyeringai, curiga bahwa Jackson yang memberitahu jalang ini namanya.

"Satu lagi, jangan berani-berani menyebut namaku." Jimin kembali mencium mainannya kasar. Suasana hatinya sedang tidak baik, Jimin ingin Gyuri saat ini. Jimin hanya ingin mengahbiskan waktu dengan Gyuri, dengan Gyurinya yang begitu angkuh dan banyak bicara ketika dia sedang bersamanya. Bangsat! Jimin benar-benar menginginkan Gyuri.

Tangannya mulai melucuti pakaian mainannya, tidak ingin membuang waktu dan berlama-lama menikmati mainannya dengan lapisan kain yang dikenakan. Mainannya melenguh ketika Jimin dengan kasar meremas dadanya, tatapannya begitu gelap. Jimin membayangkan bagaimana paras Gyuri sore tadi, bagaimana bisa Gyuri terlihat begitu buruk akhir-akhir ini? Bagaimana bisa kekasihnya yang selalu bisa membuatnya tersenyum itu kini berubah, membuat hatinya sakit setiap kali Jimin melihatnya.

Tidak bisakah Gyuri berhenti dan meninggalkan semua jadwal belajarnya yang Jimin rasa sudah mulai tidak masuk akal?

Kedua lengan jalang itu melingkar di sekitar leher Jimin, mempersempit jarak diantaranya dan Jimin sedang Jimin menghisap setiap inci leher mainanya. Jimin mendorong mainannya dan menyudutkannya di tembok, menarik rok mini yang dikenakan mainannya dengan cepat.

"Kau akan melakukannya disini?" tanya mainannya.

"Diam dan turuti saja." Ucap Jimin dengan suara rendahnya juga disela nafasnya yang terburu. Mereka masih berada di ruang televisi, Jimin masih tidak ada keinginan untuk menyeret mainanya ke kamarnya. Tapi jujur saja, Jimin sudah berniat untuk menggunakan kamarnya itu hanya dengan Gyuri. Jadi, jangan harap mainannya itu meminta Jimin untuk melakukannya di kamar.

"Eungh." Keluh mainannya ketika Jimin memasukkan tiga jarinya sekaligus pada lubang kenikmatannya. Perlahan Jimin mengocoknya, dengan tempo teratur membuat mainanya terus mengeluh sembari mencengkeram bagian depan kemeja Jimin erat. Bahkan bisa saja merobek kemeja yang Jimin gunakan.

"Tuan, please..." Jimin menyeringai mendapati mainannya mulai memohon. Sayangnya Jimin masih ingin bermain-main, selagi Jimin ingin memperbaiki suasana hatinya yang sedang buruk. Jimin mempercepat gerakan tangannya, membuat mainanya memajukan pinggulnya, memaksa agar Jimin memasukkannya lebih jauh dan lebih dalam. Mainannya ingin Jimin mempercepat gerakannya, mainannya ingin Jimin berhenti bermain-main.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang