15. A Friend

4.9K 622 189
                                    


Gyuri memilih untuk keluar dari kamar, membiarkan Yume yang menangis bersama Jimin. Sebenarnya Gyuri bertanya-tanya apa yang sedang Yume alami, tapi sepertinya Gyuri menyimpan rasa penasarannya untuk nanti saja. Gyuri pergi ke lantai dasar, ke sebuah cafeteria kecil untuk membeli kopi.

"Gyuri!" panggil Jinyoung seraya berjalan mendekati Gyuri yang sedang menunggu kopinya.

"Hai." Balas Gyuri sembari tersenyum, "Kau ingin kopi juga?"

"Americano." Kata Jinyoung lebih kepada pelayan yang berdiri di depan mereka. "Menginap?" sambung Jiyoung kemudian.

"Ya." Jawab Gyuri singkat, Jinyoung tersenyum mendengarnya. Setelah itu mereka saling diam, menunggu pelayang memberikan pesanan mereka.

"Latte dan Americano."

"Terima kasih!" Jinyoung mengeluarkan sejumlah uang.

"Jinyoung-ah!" elak Gyuri ketika Jinyoung juga membayar kopinya.

"Tidak perlu, biar aku yang traktir."

Malam itu cafeteria terlihat sepi, Gyuri yang tidak tau sebenarnya mau kemana memilih untuk menunggu Jiyoung menerima uang kembaliannya. Tidak ada salahnya menghabiskan waktu bersama Jinyoung sebelum dia kembali ke kamar Jimin.

"Ayo!" Jinyoung mengajak Gyuri untuk pergi darisana.

Gyuri menurut saja, Jinyoung mengajaknya berjalan menuju lift. Keduanya menyesap kopi masing-masing, masih terdiam seakan sengaja membiarkan pikiran masing-masing berputar. Bukan karena canggung, hanya karena mereka mengganggap akan lebih baik mengobrol nanti.

Rooftop.

Jinyoung mengajak Gyuri pergi ke rooftop, Gyuri tidak pernah tau tempat ini jika Jinyoung tidak mengajaknya. Udara malam langsung menyapanya ketika Jinyoung membuka pintu kaca yang megarahkan mereka pada ruang terbuka. Ada beberapa bangku disana, Jiyoung mengajak Gyuri untuk duduk disana.

Dingin.

Beruntunglah keduanya memegang kopi panas masing-masing.

"Jadi, kau menginap?" Jinyoung mengulangi pertanyaannya.

"Hem." Gumam Gyuri seraya mengangguk.

"Kalau begitu dia benar-benar bukan teman biasa." Jinyoung mengatakannya dengan tersenyum. Gyuri tidak tau harus bereaksi seperti apa.

"Teman baik?" balas Gyuri, lebih seperti bertanya pada dirinya sendiri, Jinyoung terkekeh mendengarnya.

"Dia akan baik-baik saja. Hanya perlu meminum obatnya dengan teratur dan beristirahat. Dia akan segera sembuh." Jinyoung mengatakannya tiba-tiba, dia tidak menatap Gyuri ketika mengatakannya. "Kecuali tangannya, mungkin butuh waktu beberapa bulan."

"Syukurlah." Kata Gyuri. "Kau sedang free atau apa?"

"Waktu jagaku sudah selesai." Kali ini Jinyoung menoleh, Gyuri bisa melihat wajah Jinyoung dengan jelas. Tampan, tapi Gyuri bisa melihat wajah tampannya itu begitu lelah.

"Kenapa kau tidak pulang saja?" tanya gyuri seraya tertawa ringan, "Sepertinya kau betah disini."

"Nanti." Jawab Jinyoung singkat.

Diam.

Gyuri kembali menyesap kopinya, menikmati hangat cairan itu ketika masuk ke dalam kerongkongannya. Pikirannya melayang, otaknya terus mengajaknya untuk berpikir. Bagaimana Jimin dan Yume sekarang? Apa Yume sudah pulang? Apa Yume masih menangis? Apa yang akan Jimin lakukan untuk berhenti membuat Yume menangis?

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang