12. Waiting

7.4K 764 296
                                    


"Apa Jimin baik-baik saja? Aku tidak ingin cucuku lahir tanpa seorang ayah." Gyuri segera menolah pada seorang wannita paruh baya yang sedang memeluk Yume dengan erat, dan Gyuri cukup yakin bahwa orang itu adalah Ibu Yume.

Pada saat yang bersamaan, sesuatu seperti menohok ulu hati Gyuri mendengar ucapan dari Ibu Yume.

"Kau harus percaya pedaku. Apapun yang terjadi aku harus percaya padaku."

Gyuri mencoba untuk terus mengulang kalimat itu dalam otaknya. Mengerti hanya itu yang bisa dia lakukan untuk saat ini. Yah, Gyuri sendiri yang bilang bahwa dia akan percaya Jimin. Jimin memintanya untuk percaya dan menunggu, seharusnya itu suatu hal mudah setelah apa yang dia alami selama ini, tapi kejutan yang baru dia dengan seakan menghancurkan segalanya.

Tidak!

Apapun yang terjadi, Gyuri akan percaya pada Jimin. Gyuri tau Jimin tidak akan membuatnya menunggu suatu hal yang tidak pasti. Gyuri yakin, pasti Jimin sudah memperhitungkan setiap tindakannya.

***

"Lee Gyuri!"

Seseorang memanggil namanya, tapi Gyuri tidak segera menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Tubuhnya terasa begitu berat untuk sekedar bergerak, hingga dia merasa seseorang duduk di sebelahnya.

"Sedang apa kau disini?" tanya orang itu, suaranya tidak asing, namun Gyuri tidak bisa mengingat siapa pemilik suara itu.

"Gyuri apa kau baik-baik saja?" kali ini orang itu memegang pundak Gyuri membuat gadis itu sedikit menghadapkan tubuhnya untuk melihat orang itu.

"Ah, Jinyoung." Kata Gyuri pelan seraya tersenyum tipis.

"Sedang apa kau disini? Kau sakit?" Jinyoung terlihat khawatir dan lagi-lagi Gyuri memberikan senyum tipisnya.

"Boleh aku minta bantuanmu?" Gyuri mengatakannya begitu lirih, bahkan Gyuri bisa melihat ekspresi bingung Jinyoung. Mungkin dia tidak bisa mendengar suara Gyuri dengan baik. Gyuri mencoba mengatakannya lebih keras, tapi Jiyoung justru terlihat lebih khawatir. Rasanya Gyuri ingin marah karena Jinyoung tidak juga mendengarnya, dalam usahanya untuk bicara lebih keras perlahan kepalanya terasa semakin berat dan perlahan pandangannya mengabur hingga Gyuri merasa dalam kegelapan total.

***

"....ini benar-benar membuatku marah, dan kau tau yang dia lakukan hanya terus menangis di pelukan ibunya. Jika tidak ada Yoongi pasti aku sudah memakinya habis-habisan. Lebih buruk mungkin aku akan memukulnya." Nafas Jieun memburu ketika mengatakannya.

"Sudahlah noona, aku tau kau marah dan akupun juga begitu. Tapi untuk sekali ini saja, tidak bisakah kau menahan diri?" Taehyung bicara dengan tenang, memastikan Gyuri masih tertidur dan tidak mendengar apa yang Jieun katakan.

Di ruangan itu hanya ada mereka bertiga, Gyuri yang masih tidak sadar, Taehyung yang duduk di samping ranjangnya dan Jieun yang tidak berhenti mondar-mandir sejak tiga puluh menit yang lalu.

"Eh, kau baik-baik saja?" kata Taehyung tiba-tiba ketika menyadari Gyuri mulai bergerak dan perlahan membuka matanya.

"Hmm..." gumam Gyuri, kepalanya terasa semakin pusing ketika dia mencoba untuk duduk.

"Kau demam." Taehyung memberitahu, "Badanmu sangat panas tadi, tapi kau akan segera membaik, jadi tidurlah."

"Kenapa kau tidak segera memberitahu salah satu dari kami?" Jieun mendekati tempat tidur, menatap Gyuri dengan khawatir. "Ibu tua itu bahkan membiarkanmu mengenakan pakaian basah."

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang