18 - Promise

20.3K 1.1K 106
                                    


Gyuri membuka matanya ketika telinganya samar-samar mendengar suara yang cukup berisik. Sesaat kemudian matanya menangkap sosok Jimin yang tengah mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut di depan cermin. Ah, dia baru selesai mandi, batin Gyuri sembari bangkit dari posisi tidurnya.

"Kau sudah bangun?" seru Jimin seraya menatap Gyuri dari pantulan cermin. Gyuri hanya mengangguk lemah dan kemudian berjalan ke arah meja belajar Jimin dan memilih duduk disana. Jimin melanjutkan kegiatannya mengeringkan rambutnya yang basah sedangkan Gyuri duduk di meja belajar Jimin sembari terus melihat setiap gerak-gerik Jimin.

"Kau tidak ingin mandi? Sekarang sudah sore." Jimin mematikan hairdryernya, berbalik untuk menatap Gyuri yang masih tertegun dalam posisinya.

"yah..." jawab Gyuri lemah. Jimin mengerutkan keningnya, menerka kenapa Gyuri menjadi sedikit anh seperti itu. Ada dua kemungkinan yang melintas di kepala Jimin, pertama Gyuri masih kesal karena dia menyuruhnya untuk sekolah keluar negeri, dan kedua Gyuri masih belum sepenuhnya sadar dari tidur siangnya.

"Kau lapar? Ingin makan dulu sebelum mandi?" Jimin berlutut di depan Gyuri, menatap kedua manik Gyuri dengan tajam.

"Aku ingin mandi dulu." Jimin mengangguk mendengarnya. Kemudian kembali bangkit untuk mengambil handuk dari lemarinya dan memberinya pada Gyuri. Jimin juga mengantarnya sampai depan pintu kamar mandi yang ada di lantai atas.

Sial. Tubuhnya masih terasa begitu sakit. Sebenarnya Gyuri ingin berendam, tapi bagaimana bisa ketika dia sedang menumpang di rumah pacarnya seperti ini. Ditambah orang tua Jimin yang Gyuri yakin sudah ada di rumah. Ah! Mengapa Gyuri jadi merasa sedikit gugup?

Untuk pertama kalinya Gyuri mandi dengan waktu singkat, rasanya dia tidak betah berada di dalam kamar mandi terlalu lama, tapi disisi lain dia juga tidak ingin keluar darisana. Kenyataan bahwa Jimin akan mengajak Gyuri menemui orangtuanya membuat Gyuri ingin lari saja.

"Gyu? Kau masih lama?" teriak Jimin dari luar. Gyuri tersadar dari lamunannya, dia sudah menyelesaikan mandinya sejak beberapa waktu lalu, hanya saja kakinya terasa terpaku dan tidak mengijinkannya untuk pergi darisana.

"Tunggu, aku sudah selesai." Balas Gyuri ikut berteriak.

"Baiklah!"

Gyuri segera merapikan rambutnya yang sedikit basar, mengusap wajahnya dengan handuk –untuk yang sekian kalinya –dan membuka pintu kamar mandi.

Dan Gyuri tidak bisa menemukan Jimin ketika dia keluar. Kenapa Jimin harus meninggalkannya seperti ini?

Persetan dengan Park Jimin, Gyuri segera berjalan dengan cepat menuju kamar Jimin. Dan mungkin dewi fortuna sedang tidak berpihak pada Gyuri hari itu, karena ada seseorang yang berjalan ke arah kamar Jimin tepat ketika Gyuri juga pergi kesana.

Seorang wanita paruh baya dengan pakaian rumah berwarna jingga, rambut pendeknya terurai dengan apik, yang Gyuri yakin itu adalah ibu Jimin.

Gyuri sedikit ragu untuk bersikap, pasalnya ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Absennya Jimin membuat Gyuri semakin ingin mengubur dirinya sendiri saat itu juga. Ditambah penampilan Gyuri yang setengah basah karena baru saja keluar dari kamar mandi, sial! Ini bukan hal yang dia inginklan ketika bertemu dengan ibu Jimin.

"Gyuri?" sapa nyonya Park ketika mendapati Gyuri yang berjalan pelan ke arah kamar Jimin.

"Ya, selamat sore nyonya Park." Gyuri menarik bibirnya selebar mungkin, beruntung nyonya Park juga membalas senyumnya dengan cerah.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang