10. Jimin's Apartment

14.6K 881 639
                                    


"Mommy, aku haus." Keluh Jinu ketika Gyuri menghampirinya, secara otomatis Gyuri mengangkat Jinu dalam gendongannya dan pergi menuju dapur. Mencoba sebaik mungkin untuk tidak menoleh ke arah Jimin yang masih merintih di lantai.

Biar saja!

Jimin mencoba memegang bagian belakang punggungnya, berdecak sakit karena jatuhnya cukup keras. Terima kasih kepada Jinu dan Gyuri, malam itu menjadi sebuah pegingat baginya bahwa dia adalah manusia biasa. Tak lama setelah itu terdengar bel berbunyi, Jimin sudah mengira siapa yang akan datang. Benar saja, Jieun dan Yoongi datang dengan membawa banyak makanan. Saying sekali malam itu Jimin sudah kehilangan selera makannya.

Yoongi tengah menggendong Jinu, duduk bersama Jimin di depan ruang TV dan jika Jimin perhatikan sepertinya Yoongi sedang menghindari Jieun. Bagaimana cara Yoongi menanyakan padanya mengenai Jinu yang terjatuh siang tadi dan Jimin menjelaskannya dengan baik, tidak lupa menambahakan bahwa Jinu baik-baik saja. Yoongi hanya mengangguk sembari memerhatikan putra satu-satunya itu. Kini Jinu sedang asyik menceritakan apa yang dia alami tadi. Jinu juga bilang pada ayahnya bahwa Jimin membelikannya ice cream tadi, setelah mengatakannya Jinu cepat-cepat menambahakna agar ayahnya itu tidak memberitahu ibunya.

"Kenapa kau masih disini sih?" tanya Jieun ketika dia datang dan bergabung di ruang TV, memerhatikan Jimin dengan curiga.

"Memangnya kenapa kalau aku ada disini?" Jimin balik bertanya dengan tatapan yang menjengkelkan.

"Tentu saja kau tidak boleh lama-lama disini!" sergah Jieun yang kini duduk di samping Yoongi.

"SIapa yang melarang?"

"Gyuri." Jawab Jieun enteng. Jimin diam untuk sesaat, well Gyuri tidak pernah mengusirnya untuk segera pergi. "Harusnya kau sadar, Gyuri merasa tidak enak untuk mengusirmu." Tambah Jieun, Jimin tertegun mendengarnya. Jieun terlihat begitu serius, tapi Jimin cukup yakin Gyuri tidak ingin mengusirnya, tapi bagaimana jika yang Jieun katakan benar? Bagaimana jika Gyuri tidak ingin dia ada disini?

Padahal Jimin berencana tinggal sampai Jieun dan Yoongi datang. Khawatir jika saja Gyuri dan Jinu membutuhkan sesuatu.

"Jangan dengarkan!" ucap Yoongi kemudian, menyadari perubahan ekspresi dari wajah Jimin. Jimin menoleh untuk melihat Yoongi, kemudian beralih pada Jieun yang sedang tertawa puas.

"Yoongi kau lihat wajahnya?.... Hahaha..." kata Jieun di sela tawanya, Jinu yang tidak mengerti meminta agar ayahnya menceritakan apa yang membuat ibunya tertawa seperti itu.

Tepat sepuluh menit kemudian Gyuri kembali bergabung dengan makanan yang sudah Yoongi dan Jieun beli tadi, Jinu bersorak dan meminta ayahnya untuk mengambilkan salah satu kue kesukaannya. Malam itu, Jieun tidak pernah pernah tau mengenai kejadian Jiu yang jatuh. Menurut Yoongi lebih baik seperti itu, terlebih setelah dia yakin bahwa putra satu-satunya baik-baik saja.

Jimin ikut memakan kue dalam diam, hanya mendengarkan obrolan yang lain sedangkan dirinya sendiri larut dalam pikiran yang terus menyerang otaknya. Sesekali melirik ke arah Gyuri yang duduk di sebelahnya, mendengarkan gadis itu bicara tanpa benar-benar mengerti apa yang sedang dia bicarakan. Kalimat Jieun terus mengganggu pikirannya, takut jika saja Gyuri tidak menginginkan kehadirannya. Yah meskipun Yoongi sudah berusaha memberitahunya bahwa Jieun hanya bercanda, tapi hal tersebut tidak membuat kekhawatiran Jimin berkurang.

"Hallo, Jimin?" Jieun membuyarkan lamunannya, Yoongi dan Gyuri menatapnya penuh tanya. Sepertinya mereka sudah memanggil Jimin beberapa kali hanya saja dia tidak mendegarnya.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang