17. Park Jinyoung

5.2K 547 208
                                    


Tidak pernah terlintas pada pikiran Jimin sebelumnya, tentu saja Jimin yakin banyak yang ingin mendekati Gyuri tapi Jimin tidak pernah tau bahwa rasanya sesakit ini. Membayangkan seseorang yang dicintai sedang bersama orang lain. Bagaimana jika Gyuri memilih untuk menyerah?

Sialan Jimin brengsek!

Jimin mengutuk dirinya sendiri. Tidak peduli dengan keegoisannya ini, Jimin tidak ingin Gyuri bersama orang lain. Dia selalu ingin berakhir bersama Gyuri, Jimin memohon dalam hatinya semoga saja kisah mereka tetap berakhir bersama.

Tidak ada yang bisa membantahnya, Jimin mau Gyuri tetap bersamanya.

Setelah beberapa menit berlalu Jimin bisa mendengar seseorang mencoba membuka pintu, dan tentu saja orang yang sudah dia tunggu-tunggu datang. Gyuri terlihat tergesa masuk ke dalam kamarnya, matanya tertuju pada Jinu yang masih sedikit terisak dan segera menghampirinya untuk memeluknya. Jimin tidak tau apa yang Gyuri ucapkan pada Jinu dan berhasil menarik perhatian bocah itu. Apa mungkin Jinu selalu bisa tenang jika bersama Gyuri?

Detik berikutnya perhatian Jimin beralih pada seorang laki-laki yang berdiri tak jauh di belakang Gyuri, seseorang yang begitu dia kenal. Tentu saja karena selama beberapa hari terakhir Jimin harus bertemu dengan orang itu karena dia tak lain dan tak bukan adalah dokter yang merawatnya.

Park Jinyoung.

Siapapun tolong jangan beritahu Jimin bahwa orang itulah yang sedang dijodohkan dengan Gyuri. Jimin memerhatikan Jinyoung, Gyuri tidak punya alasan untuk menolak seseorang seperti Jinyoung. Pasti ayah Gyuri begitu menyukainya, terlebih pasti keduanya saling kenal karena memiliki profesi yang sama.

"Jimin, kau baik-baik saja?" tanya Jinyoung sembari melihat khawatir ke arah Jimin yang untuk beberapa saat hanya termenung.

Cukup kaget karena Jinyoung memanggil namanya seakan mereka adalah teman lama. Selama ini Jinyoung selalu memanggilnya dengan sopan, seperti layaknya dokter dan pasiennya. Namun kali ini Jinyoung seakan mencoba untuk akrab dengan Jimin.

Maaf Park Jinyoung, sikap Jimin akan dingin padamu. Mulai hari ini, mungkin.

***

Yoongi segera memarkir mobilnya di tengah padatnya kota, beruntung dia bisa menemukan tempat kosong. Langkahnya sengaja dia percepat, membayangkan apa yang akan dia lihat sebentar lagi seakan membuat kepalanya ingin pecah. Beberapa kali ponselnya terus berdering, tapi Yoongi tidak memedulikannya dan memilih untuk bergerak dengan cepat.

Sudah tidak tau berapa kali Yoongi mengumpat karena banyaknya orang yang memenuhi jalanan pertokoan. Mengapa semua orang harus keluar di saat seperti ini? Membuat pergerakannya melambat saja. Belum lagi Yoongi melewati beberapa anak kecil yang berjalan dengan pelan, beruntung Yoongi ingat dia punya Jinu sehingga dia sedikit mengerti akan hal itu. setidaknya Yoongi tidak mengumpat karenanya.

Sebuah papan yang berada di dekat pintu sebuah cafe tertangkap mata Yoongi, seharusnya itu tempat yang dia tuju. Benar saja, begitu Yoongi melangkah masuk cafe itu, suasana sedang tegang, hmmm bukan tegang sebenarnya lebih pada kacau.

Tentu saja Yoongi bisa dengan mudah menemukan seorang perempuan yang tengah berkata dengan keras, bahkan itu sudah termasuk dalam kategori berteriak. Yoongi terlalu mengenal sosok itu, siapa lagi kalau bukan istrinya yang sedang sibuk mengatai seorang perempuan lain yang berada di depannya. Seorang figure laki-laki yang juga Yoongi kenal berusaha menarik Jieun untuk menjauh dari sana. Semua orang yang berada di cafe sedang menonton dengan seksama drama yang sedang ada di depan mereka.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang