20 - PATH

21.3K 1K 238
                                    


08:00 AM

"Selamat jalan Gyu..." gumam Jimin sembari melihat jam yang ada di meja belajarnya. Tangan kanannya menggengam erat cangkir yang tengah dia bawa, sedangkan tangan lainnya mencengkeram ujung kemeja yang sedang dia kenakan.

"Aku tau kau akan membunuhku setelah kau kembali." Jimin tersenyum.

***

Seharian Jimin keluar, mencoba melupakan kenyataan hari ini adalah hari dimana Gyuri pergi. Ponselnya sengaja dia matikan, karena sebelumnya Taehyung, Suga dan Jungkook tidak berhenti menghubunginya. Ah, beberapa panggilan itu adalah panggilan dari Gyuri, ya, panggilan dari Gyuri ketika dia masih belum berangkat tadi pagi.

Jimin memilih untuk pergi ke coffe shop, membiarkan pikirannya melayang ditemani secangkir kopi. Ini adalah cangkir kedua, karena Jimin sudah menghabiskan secangkir ketika masih di apartemen tadi.

Kopi selalu bisa membuat perasaan Jimin tenang, selalu mengerti untuk bisa membuat perasaannya lebih baik. Untuk beberapa kesepatan, kopi lebih baik dari seorang teman. Terlebih untuk situasi seperti ini, Jimin rasa dia tidak memerlukan teman. Jimin merasa dia hanya ingin sendiri untuk beberapa waktu. Setidaknya membiarkan dirinya terhanyut dalam semua pikirannya.

Jimin tidak tau rasanya sesakit ini. Dia tidak pernah mengira betapa sedihnya hari ini. Jimin selalu mengantisipasi hari ini akan datang, dia sudah menyiapkan segalanya untuk mampu bertemu dengan hari ini. Tapi tetap saja, lagi-lagi perasaannya mengkhianatinya. Lagi-lagi perasaannya membawanya untuk merasakan sedih, perasaan yang selalu ingin dia hindari.

"Ini bukan soal perpisahan. Justru ini yang akan membuat kita semakin dekat." Jimin tersenyum mengingat kaliamt Gyuri semalam. Otaknya masih ingat dengan jelas bagaimana Gyuri mengucapkannya, ah bahkan Jimin masih bisa mengingat bagaimana wangi Gyuri semalam.

-

"Kemana sebenarnya curut itu!" keluh Taehyung untuk kesekian kalinya, jika bukan karena Jieun memarahinya mungkin Taehyung sudah melepar ponselnya sejak tadi.

"Dia akan pulang, dia tidak akan kemana-mana." Omel Jieun sembari menatap tajam pada Taehyung yang terlihat masih kesal. Suga lebih memilih untuk konsentrasi pada game yang dia mainkan daripada harus terlibat pertengkaran Jieun dan Taehyung. Sejak siang tadi keduanya tidak berhenti beradu mulut mengenai hilangnya Jimin.

"Aku yakin dia pasti ke club!" lagi-lagi Taehyung bicara.

"Aku sudah menelpon Jackson, tapi dia bilang tidak melihat Jimin disana." Dan untuk kesekian kalinya Jungkook menjawabnya. Taehyung bersandar pada sofa, melipat kedua lengannya di depan dada.

Cling!

Suara seseorang berhasil membuka pintu, Taehyung segera bangkit untuk melihat siapa yang datang.

"Jangan memarahinya, kau tidak tau betapa sedihnya dia, idiot!" Jieun memperingati Taehyung yang sudah meluncur berjalan dengan cepat menuju pintu. Jungkook dan Suga saling pandang, siap mendengar perang dunia ketiga tidak lama lagi.

"PARK JIMIN!" Taehyung berkata dengan keras bahkan hampir seperti teriakan. Jimin mendongak untuk melihat Taehyung, kemudian seulas senyum terbentuk dibibirnya.

"Kau benar-benar kaki tangan Gyuri ya!" Jimin terkekeh, terdengar seperti menuduh daripada bertanya. Bagaimanapun Jimin senang mendapati sahabatnya bisa berteman baik dengan kekasihnya.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang