18. Hopeless

3K 429 109
                                    

Semuanya akan baik-baik saja, semuanya akan baik-baik saja. Ucap Jimin berulang kali.

Ibunya sesekali melirik aneh pada Jimin, bertanya-tanya apa yang sedang terjad pada putranya itu. Sejak pagi tadi Jimin bersikap aneh, menggerutu, memejamkan matanya sembari mengucapkan sesuatu yang tidak jelas. Mungkinkah doktersalah memberikan obat?

"Jimin?" panggil nyonya Park.

"Aku baik-baik saja, janagn melihatku seperti itu." jawab Jimin seakan bisa tau apa yang sedang ada dalam pikiran ibunya. Nyonya Park diam kemudian. Melanjutkan aktifitasnya yang sejak memasukkan baju-baju Jimin ke dalam koper.

Kabar baik pagi itu, Jimin sudah diijinkan pulang dan hanya perlu menjalani rawat jalan. Terkesan mendadak, mungkin karena Jimin yang beberapa kali memohon pada Ibunya ingin segera pulang dan dirawat d rumah saja. Dia sudah terlalu bosa disini.

Tuan Park menjemputnya pada siang hari. Setelah selesai dengan semua urusan administrasi keluarga Park mengantar Jimin ke apartemennya. Tidak ada yang tau betapa senangnya Jimin karena dia sudah diijinkan pulang namun disisi lain dia sangat kesal dan sedih. Karena tidak ada satu temannyapun yang mengantarnya pulang, bahkan Gyuri juga tidak datang. Sialan! Kemana mereka?

Dari semua teman-temannya dan Gyuri yang sangat dia harapkan kedatangannya, bahkan Yumepun tidak datang. Orang yang paling tidak ingin dia temuipun tidak memdulikannya sekarang. Wah, ini benar-benar menyebalkan. Seburuk itukah Jimin hingga tidak ada yang ingin merayakan kepulangannya?

Ibunya memasak banyak sore itu, Jimin pikir mungkin Gyuri dan teman-temannya memberi pesta kejutan dan makan malam di apartemennya. Melihat banyaknya masakan yang tersedia di meja makan. Dan lagi-lagi, itu hanya ada di dalam angan-angan Jimin. Tidak ada satu orangpun yang datang! DAEBAK. Sesibuk apa mereka hingga melupakan Jimin seperti ini?

Jimin mengutuk sepanjang malam, kesal karena dia berakhir menghabiskan hamppir semua makanan yang dimasak Ibunya. Ibunya sedikit khawatir ketika Jimin dengan marah memasukkan banyak makanan ke mulutnya.

"Omma hanya ingin masak banyak karena kepulanganmu, bukan berarti ada tamu yang akan datang." Jelas Ibunya. Jihyun tertawa keras ketika menyadari bahwa kakaknya sedang marah karena tidak ada temannya yang datang. Setelah Jihyun berhenti menertawakannya, Jimin masuk ke kamar untuk merebahkan dirinya. Tubuhnya masih terasa tidak begitu baik, begini saja Jimin sudah merasa sangat lelah.

Disela-sela pikirannya yang sedang sibuk memikirkan apa yang sedang Gyuri lakukan, akhirnya Jimin tertidur malam itu. Dalam tidurnya, Jimin bermimpi tentang hal yang paling tidak ingin dia alami di dunia nyata.

Gyuri pergi meninggalkannya.

***

Ini sudah seminggu setelah kepulangannya dari rumah sakit, Gyuri masih tidak menemuinya. Teleponnya tidak bisa dihubungi, sialnya Jimin masih belum cukup kuat untuk mengendarai mobil dan pergi ke tempat Gyuri.

"Sudah aku bilang seratus kali, GYURI NOONA SANGAT SIBUK!" Jungkook berteriak kesal.

"Sibuk apa sampai tidak menemuiku selama seminggu?"

"KAU SIAPA TUAN PARK JIMIN?" ledek Jungkook. Entahlah sepertinya Jungkook tidak akan pernah bosan membuat Jimin kesal.

"Bangsat!"

"Dia benar-benar sibuk."

"Gyuri baik-baik saja kan?"

"Tentu saja."

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang