7. Recusancy

4.5K 643 38
                                    

"Taehyung masih di kamar?"

Namjoon yang sedang memakan apel membuka suara. Hyemi mengendik sambil terus mengupas kulit apel. Sedangkan Jungkook sudah diam karena bermain game.

"Yoongi mana?" tanya pria Kim itu lagi.

"Aku tidak tahu, katanya membeli beberapa perlengkapan rumah yang habis. Sabun cuci, dan lainnya," jawab Hyemi.

Namjoon mengangguk. "Ah iya, naiklah, bawakan buah ini pada Taehyung juga."

"Malas. Bocah itu juga tidak akan mati kalau tidak makan buah sehari."

"Jangan begitu," Namjoon mendengus. "Setidaknya baik-baiklah kepadanya. Dia sudah jadi anak baik selama ini."

Hyemi menghela napasnya. Namjoon benar, Taehyung memang berubah sekarang. Tapi ia tetap malas untuk menemui bocah itu. Masih ingat jika Yoongi menyuruhnya untuk menjauhi Taehyung? Bahkan pria Min itu mengawasinya 24/7 supaya tidak terlalu dekat dengan Taehyung.

Namun akhirnya Hyemi mengalah. Toh, ia hanya mengantar. Apa sulitnya?

"Okay."

Hyemi pun bangkit dan membawa satu piring berisi potongan apel tanpa kulit. Ia berjalan pelan menuju kamar Taehyung di lantai atas.

Hyemi mengetuk pintu tiga kali sebelum suara deheman Taehyung menjadi tanda jika ia boleh masuk.

"Kau belajar?" kata Hyemi. Ia pun menutup pintu kamar itu.

Taehyung mengangguk. "Bukankah aku memang harus belajar?"

"Iya, sih. Tapi terlihat aneh juga rasanya."

Hyemi menaruh piring itu di atas meja belajar Taehyung. Ia ikut duduk di sebelah pria itu dan melihat-lihat pekerjaan Taehyung. Rasanya nyaman saat kau duduk di lantai dengan alas karpet bulu yang hangat.

"Kau bawa apa itu?" tanya Taehyung.

"Hm, itu apel,"

"Untukku?"

Hyemi mengangguk, masih dengan mata menatap lurus ke arah tugas Taehyung. Pemuda Kim mengambil sepotong apel dan memakannya. "Kenapa kau penasaran sekali dengan tugasku?" tanyanya.

"Hanya ingin mengecek siapa tahu ada yang salah."

"Oh," Taehyung mengangguk. "Mau apel?"

Hyemi menggeleng. "Sudah makan banyak tadi di bawah, dengan senior Kim dan Jungkook."

"Tapi aku memaksa."

Taehyung memasukkan satu potong apel ke mulut Hyemi. Gadis itu mendengus, dengan gerakan malas mencoba memasukkan apel ke dalam mulut tanpa berniat menyentuhnya dengan tangan. Kadang Hyemi memang bertingkah seperti Yoongi, malas melakukan apapun.

Taehyung gemas. Bibir Hyemi itu berwarna merah muda alami, bibir atasnya tipis sedang bibir bawahnya lebih tebal, berkilat basah karena lampu belajarnya.

Taehyung ingin mencobanya sekali saja. Hanya sekali. Apakah rasanya manis? Apakah lembut seperti krim? Atau akan kenyal seperti jeli?

Kim Taehyung penasaran!

Dengan gerakan kilat, Taehyung menyambar apel yang masih tersisa setengah yang belum masuk sempurna ke mulut Hyemi.

Taehyung mendapatkannya! Ia dapat merasakan tekstur bibir Hyemi.

Hyemi sendiri membelalakan matanya. Sial, apa ini?!

Hyemi dengan jelas merasakan bibir Kim Taehyung yang menempel dengan bibirnya. Sialan bocah ini!

Gadis itu segera mendorong Taehyung menjauh. "Sial! Apa yang kau lakukan?!"

Taehyung mengusap bibi bawahnya dengan ibu jari. "Rasanya manis ternyata."

"Apa?"

"Bibirmu."

"Sialan kau, Kim!"

Taehyung terkekeh kecil. "Maaf. Kelepasan."

Hyemi mendelik, rahangnya mengeras menahan amarah. "Memang, ya. Sekali berengsek tetap saja berengsek!"

"Itu kau tahu, Nona. Jadi jangan mencoba membuatku menjadi anak baik," jawab Taehyung disertai seringaiannya. "Lebih baik kau dan tim-mu itu pergi menghadap ayahku dan meminta untuk tidak melanjutkan pekerjaan ini. Aku muak, sungguh."

Hyemi balas tersenyum miring. "Cih, sampai kapanpun, aku tidak akan melakukan permintaanmu."

"Bukan permintaan, ini perintah."

"Siapa kau bisa memerintahku? Hanya bocah manja yang suka berulah. Sok preman tapi masih mengandalkan uang orang tua. Apa yang bisa dibanggakan dari dirimu, Kim? Tidak ada."

Taehyung memutar mata. Cha Hyemi dan mulutnya yang setajam silet memang sungguh mengganggu pendengaran Taehyung. "Aku tidak mau berdebat lebih banyak. Cukup seminggu aku menjadi anak baik. Aku kira kalian akan segera pergi jika aku berubah. Ternyata kalian tetap saja disini. Lalu untuk apa bersikap baik?"

"Kau!"

"Ck!" Taehyung bangkit dari duduknya. Ia menyambar jaket kulitnya dan pergi ke luar dari kamar itu.

"KIM!" Hyemi berteriak memanggil. Tapi Taehyung sudah lebih dulu menghilang.

Hyemi pun segera mengejar pria itu. Bagaimana pun juga, Taehyung tidak boleh sampai keluar rumah. Ia menuruni tangga dengan berlari kecil.

"Kim Taehyung berhenti!" seru Hyemi lagi.

Taehyung menulikan telinganya. Pria itu malah mengambil kunci mobilnya yang digantung di dekat ruang makan. Setelah mendapatkan benda itu, Taehyung pun berlari keluar.

"KIM TAEHYUNG BERHENTI DI SANA!!"

Percuma.

"Sialan!" Hyemi mendesis. "Senior Kim! Jungkook!! Kalian dimana?" Hyemi berteriak keras.

"Senior Kim!"

"Jungkook!"

Masih tidak ada jawaban. Sebenarnya kemana dua orang pria itu?

"Brengsek!" umpat Hyemi kesal. Ia menghempaskan tubuh ke sofa. Ck, bukannya dia tidak bisa mengejar Taehyung, tapi ia hanya merasa itu percuma saja. Dan bagaimana langkah seseorang bisa selebar dan secepat itu? Sial. Ia merutuki dirinya yang bertubuh sependek ini.

Kim Taehyung.

Ia pikir sudah berubah. Tapi bajingan satu itu sungguh menyebalkan. Pintar sekali dia berakting menjadi pemuda baik. Lain kali Hyemi berjanji akan meninju rahang pria itu.

Beberapa menit kemudian, Hyemi mendengar langkah seseorang memasuki rumah.

"Oh, Hyemi!" Itu Namjoon.

"Senior, aku membeli tteokbokki di depan. Kau mau?" Jungkook berkata dengan polosnya.

Hyemi bangkit dari sofa. "Bajingan kalian!"

***

Maaf, tapi aku sudah muak. Sabar-sabarlah kalian dengan perilakuku yang sebenarnya.

***






Note :
Maaf kalau gaje. Gue nulis ini buat ngilangin stres. Gue beneran lagi pengin mbunuh orang banget sumpah. Anjir.

Btw, tolong jangan hina mulmednya :'v

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang