27. Forgiveness

3.1K 438 31
                                    

Taehyung berdiri sambil termenung di balik jendela kamarnya. Di luar sedang hujan deras, melengkapi hatinya yang juga tengah dirundung badai.

Kim Taehyung total hancur.

Segala kenangan indah masa lalunya, semua kebahagiaan, direnggut hanya dalam waktu beberapa jam. Wow, betapa miris hidupnya.

Suara pintu yang terbuka tidak ia sadari. Bahkan saat Hyemi berdiri di belakangnya pun, Taehyung masih belum sadar. Sampai sebuah tangan halus melingkari perutnya dan pipi hangat yang menyentuh punggungnya yang dibalut kaos tipis.

"Aku tahu ini berat," ujar Hyemi lirih. Ia mengeratkan pelukannya. "Tapi kau masih punya aku."

Taehyung sedikit tertegun. Tidak, ia tidak boleh jadi lemah seperti ini. Masih ada satu nyawa lagi yang harus ia lindungi di sini. Ia harus bertanggung jawab atas Hyemi karena dialah yang membuat gadis itu terseret dalam masalahnya.

Harusnya memang Taehyung tidak pernah mencoba mendekati Hyemi. Harusnya ia sadar, bahwa tidak seharusnya ia jatuh cinta pada gadis itu. Ia lupa, total lupa dengan segala kesulitan hidupnya yang mungkin akan berpengaruh pada gadis itu.

"Noona, bagaimana kalau kau pergi saja ke luar negeri?" kata Taehyung.

"Hm? Kenapa? Kita akan pergi ke mana?"

Taehyung membalik tubuhnya hingga pelukan Hyemi terlepas. "Bukan kita, tapi kau. Hanya kau."

Hyemi mengerut tidak suka. "Kenapa? Kenapa hanya aku?"

"Seperti layaknya Joohyun, kau tidak ada hubungan sama sekali dengan keluargaku. Bahkan kau adalah satu-satunya orang asing yang ikut terseret. Aku tidak mau kau kembali di sakiti."

"Tapi bahkan ayahmu sudah masuk ke rumah sakit jiwa!" kata Hyemi.

"Itu tidak menjamin apapun. Bahkan jika ia di penjara, itu juga tidak bisa menjamin kalau hidupku akan aman. Ayah mungkin akan dengan mudah meloloskan diri."

"Lalu jika aku pergi, bagaimana kau di sini?" tanya Hyemi dengan air mata yang sudah menggenang.

"Aku? Jangan pikirkan tentangku. Aku akan baik-baik saja." Taehyung tersenyum lembut.

"Tidak," Hyemi menggeleng kuat. "Kau tidak akan baik-baik saja. Jika ayahmu bisa membunuh Taeyeon Eonni, untuk membunuhmu mungkin adalah hal yang mudah baginya. Aku tidak akan pergi!"

"Noona, dengarkan aku--"

"Kau yang dengarkan aku, Kim Taehyung! Kau yang harus dengar!" Hyemi terengah-engah. "Aku sudah jatuh cinta padamu. Aku memilihmu. Dan aku sama sekali tidak menyesal jika harus berakhir sepertimu. Aku bahkan tidak akan menyesal jika kita harus berakhir saat ini juga. Seperti cinta, hidup pun punya dua sisi, Kim. Bukan hanya kesenangan, tapi ada sisi lain yang membuat kita harus mengeluarkan banyak air mata. Aku akan berada di sisimu di dua sisi kehidupan itu. Karena aku mencintaimu. Lalu kenapa saat aku bahkan sudah siap untuk menginjak neraka denganmu, kau malah menyuruhku untuk menjauh? Apa kau sama sekali tidak mempercayai cintaku?"

Taehyung menggeleng. "Tidak, Noona. Aku hanya tidak ingin kau terluka."

"Aku juga tidak ingin kau terluka. Tapi pasti akhirnya kita juga akan terluka. Jadi untuk apa menjauh? Hanya perlu terluka dan menangis bersama. Itu terdengar lebih baik untukku."

Taehyung memeluk gadis yang masih terisak di hadapannya. "Maafkan aku," lirih Taehyung.

"Semua terasa lebih baik saat aku melewatinya bersamamu. Jangan suruh aku menjauh." Hyemi membenamkan wajahnya di dada Taehyung.

"Hm, ayo lakukan ini bersama."



***



Taehyung mengelus surai selembut sutra milik Hyemi. Gadis itu sudah tertidur. Wajahnya tenggelam di dada polos Taehyung. Dahi Hyemi masih penuh dengan peluh.

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang