25. Saving You (2)

2.8K 410 22
                                    

"SEOKJIN!!"

Taeyeon menjerit saat melihat kepala Seokjin yang telah berlubang oleh peluru Tuan Kim. Dengan tangan gemetar, Taeyeon menyentuh bahu Seokjin yang sudah jatuh terkapar di sebelahnya.

"Jin-ah, bangunlah. Jangan seperti ini, kau bilang kita akan pergi jauh dari sini," Taeyeon mengguncang tubuh kaku Seokjin. Air matanya sudah menggenang di pelupuk.

Sedangkan Kim Taehyung hanya bisa berdiri mematung di tempatnya dengan mata membulat kaget. Hyemi sudah menangis di tempatnya. Karena bagi Hyemi, Seokjin adalah sosok ayah untuknya selama ini.

Jimin sendiri sekarang tidak jauh berbeda dengan Taehyung. Pria itu membuka mulut saking terkejutnya.

Tuan Kim menghela napas. Ia meniup ujung pistolnya dengan raut bangga. "Cha! Ayo tandatangani ini dan semua selesai," kata Tuan Kim dengan senyum mengembang di bibirnya.

Taehyung masih diam mematung.

"Taetae sayang, kau tidak mau Yeonie Noonamu berakhir seperti Jinie Hyung, kan?" ujar Tuan Kim.

Taehyung mengeratkan rahangnya. "Kau iblis!" umpatnya dengan mata merah menahan tangis dan amarah.

"Well, kita sudah tahu itu dari dahulu, bukan?"

"Setan biadab, bagaimana aku bisa punya ayah sepertimu?"

"Itu juga yang menjadi pertanyaanku selama ini. Bagaimana aku bisa punya anak sepertimu? Sifatku sama sekali tidak ada yang menurun padamu. Sebenarnya kau anak siapa? Jangan-jangan si Bae sialan itu selingkuh di belakangku." Tuan Kim berbicara tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

"Bangsat! Beraninya mulut penuh dosamu itu menghina kesucian Ibuku!" Taehyung menggeram marah.

"Cih, terserah."

Taehyung melirik Jimin yang berdiri di sebelahnya. Jimin yang mengerti arti tatapan Taehyung pun mengangguk. Ia melirik para anak buahnya. Anak buah Jimin pun mulai mempersiapkan diri, mereka mengeluarkan senjata seperti pistol dan belati.

Tuan Kim yang melihat hal itu malah tertawa. "Kau tidak bisa membunuhku, Tae. Jika kau lakukan itu, maka..." Tuan Kim mengeluarkan satu remot dari saku celananya. "Kekasih kesayanganmu ini, akan mati."

Taehyung membulat saat sadar apa yang sedari tadi mengelilingi tubuh Hyemi.

Itu bom.

Dan pemantiknya pasti ada di genggaman Tuan Kim.

Sialan.

Taehyung mengutuk kegilaan ayahnya. Apakah pria itu sungguh serius membuatnya bertekuk lutut?

"Jimin, bagaimana ini?" Taehyung berujar panik.

Jimin mengkode anak buahnya supaya menurunkan senjata mereka.

"Tenang, aku pernah belajar tentang bom dulu. Itu hanya bom rakitan biasa. Tapi pemantiknya ada pada ayahmu. Yang kutahu ada semacam wireless yang terhubung di sana. Jika kau cabut benda itu, maka kita bisa memutus hubungan antara bom dan pemantiknya," jelas Jimin dengan suara sepelan mungkin. "Cari wireless itu, Kim!"

Taehyung mengangguk. Namun ia bingung dimana tepatnya wireless itu berada. Tidak ada pilihan lain. Jika ia tidak menuruti ayahnya kali ini, pria paruh baya itu mungkin akan nekat meledakkan bom itu. Bisa-bisa satu rumah hancur karenanya, dan mungkin saja itu bisa membunuh Hyemi, Jimin, Taeyeon, dan seluruh anak buah Jimin yang ada di tempat ini. Taehyung tidak punya pilihan lain.

Tuan Kim sendiri masih berdiri angkuh di sana. Padahal pria itu tahu jika ia hanya sendiri di tempat itu. Maksudku, orang-orangnya hanya tersisa sepuluh orang. Apa yang bisa dilakukan sepuluh orang itu jika harus melawan hampir lima puluh anak buah Jimin?

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang