18. Accepted (2)

3.6K 519 59
                                    

Hyemi termenung menatap hujan di luar dari jendela kamarnya. Perkataan Taeyeon terus terngiang di kepalanya. Benarkah yang dikatakan gadis Kim itu? Taehyung cinta dia? Oke, jika Taehyung memang cinta dia, tapi apa dia juga cinta Taehyung?

Rasanya terlalu sulit untuk dijabarkan. Cinta? Hyemi sendiri tidak tahu apa itu cinta. Apakah ia cinta Taehyung seperti ia cinta dan sayang pada Jungkook? Apakah dia cinta Taehyung seperti rasa cintanya pada mendiang keluarganya? Apakah ia cinta Taehyung seperti ia mencintai pekerjaannya? Cinta itu perasaan yang sulit.

"Noona,"

Hyemi hampir mati terkejut karena tepukan halus Taehyung di pundaknya. "OH TUHAN!"

Tau rasanya sedang melamunkan seseorang dan orang itu tiba-tiba berdiri di depanmu?

"Kenapa berlebihan sekali, sih?" ujar Taehyung sambil mendudukkan diri di samping Hyemi.

"Bisakah kau berhenti masuk ke kamarku seenaknya dan muncul seperti setan, Kim? Kau berniat ingin aku mati muda karena jantungan, ya?" Hyemi mengerut kesal.

Taehyung menunjukan cengiran kotaknya. "Maaf."

Hyemi mendengus. "Mau apa kau ke sini?"

"Aku mau minta bantuan."

"Bantuan macam apa?"

"Tanganku terluka, tidak sengaja tersiram air panas ta--"

"APA?" Belum sampai Taehyung menyelesaikan kalimatnya, Hyemi sudah memekik sambil menarik kedua tangan milik pemuda Kim. "Dimana yang terkena air panas? Sudah diobati? Apa sakit? Kenapa juga kau sampai bisa tersiram, Kim?"

Taehyung tersenyum kecil melihat gadis yang masih sibuk meniup-niup kedua telapak tangannya yang melepuh. "Tanganku tidak sengaja tersiram. Sudah diobati oleh Seokjin Hyung. Sakit? Ya, sedikit, tapi sudah baik-baik saja. Saat itu Namjoon Hyung sedang membawa satu teko teh panas, lalu kakinya tersandung dan air panasnya jatuh mengenai tanganku."

"Cih, Senior satu itu memang benar-benar dewa perusak!" ujar Hyemi kesal.

Taehyung kembali tersenyum. Jadi gadis di depannya ini mengkhawatirkannya?

"Kembali, Noona. Aku ingin minta bantuan kepadamu. Kau bisa lihat daguku? Jenggotku mulai tumbuh. Aku tadinya berniat mencukurnya malam ini, tapi ternyata tanganku tak memungkinkan."

Hyemi diam. "Jadi kau menyuruhku mencukur jenggotmu?"

"Tepat sekali."

"Oke," Hyemi menghela napas. "Aku akan mencarikan peralatannya dulu. Tunggu di sini."

Taehyung mengangguk dan Hyemi segera keluar. Pemuda Kim menatap seluruh kamar Hyemi. Rasanya menyenangkan ada di sini. Kamar ini memiliki bau tubuh khas Hyemi. Ia malas jika tidur di kamarnya sendiri, rasanya hampa, kosong. Seluruh kenangan buruk dan kerinduannya tersimpan di kamar itu.

Beberapa saat kemudian, Hyemi pun masuk ke dalam kamar dengan membawa peralatan cukur.

"Aku meminjamnya dari Jungkook, cepat masuk ke kamar mandi, aku tidak mau kamarku kotor."

Taehyung mengangguk dan masuk ke kamar mandi mengikuti Hyemi. "Eum, bisa rendahkan tubuhmu?" kata Hyemi.

Masih ingat jika Hyemi hanya setinggi dagu Kim Taehyung. Bahkan belum sampai menempel dagu sebenarnya. Iya, gadis itu memang pendek.

Taehyung pun menurut. Sedikit membungkukkan badannya. Hyemi sedikit membasahi wajah Taehyung. "Ah, Noona, rasanya punggungku sakit jika terus seperti ini," keluh Taehyung.

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang