19. Dad

3.4K 492 32
                                    

"Yoongi Hyung, jangan dekat-dekat, dia pacarku!"

Di sini Min Yoongi dan Cha Hyemi bersama memutar mata jengah. Iya, Hyemi dan Taehyung resmi berkencan. Tapi kelakuan Taehyung itu loh--aduh, sangat kekanakan. Kemarin, saat Jungkook menidurkan diri di atas paha Hyemi, Taehyung marah dan ngambek. Pemuda Kim tidak mau sama sekali bicara padanya. Sekarang, saat Yoongi duduk di samping Hyemi, Taehyung malah berseru kesal. Ingin rasanya Hyemi meremas mulut berisik Kim Taehyung.

"Ck, bajingan ini," desis Yoongi sambil sedikit bergeser menjauh.

"Tae, kau kenapa, sih?" kata Hyemi dengan kening berkerut kesal.

Taehyung tidak langsung menjawab. Pria itu memilih untuk merangsek duduk di antara Yoongi dan Hyemi. "Kau ini pacarku, Noona. Yoongi Hyung tidak boleh dekat-dekat!"

Yoongi memutar matanya. "Sebelum menjadi pacarmu, dia itu adikku, sialan! Aku juga yang membesarkannya!"

Taehyung mendengus. "Aku tidak peduli."

"Aish, Hyemi-ya! Kenapa kau mau saja berkencan dengan pria berotak seperempat sepertinya?"

"Hyung! Enak saja! Kalau otakku seperempat, aku tidak akan bisa ikut akselerasi."

"Tae! Sudahlah!" Hyemi mencoba melerai. Yoongi memang mempunyai mulut sepedas cabai rawit, perkataannya kadang tak terkontrol saat sedang kesal. Karena itu, sebelum Yoongi mengeluarkan petuahnya lagi, lebih baik jangan dilanjutkan.

Taehyung mendengus. "Kenapa kau jadi membelanya terus, sih? Menyebalkan, semua orang menyebalkan! Dan kenapa ayah harus pulang nanti malam? Sialan memang!"

Hyemi heran, semakin hari, Taehyung semakin menunjukkan sisi kekanakannya. Seokjin bilang, sejak dulu Taehyung memang kekanakan. Tapi Hyemi tidak menyangka pemuda Kim kelahiran Daegu itu bisa sangat kekanakan seperti ini.

"Antara semua orang yang memang menyebalkan, atau kau yang sedang datang bulan, Kim," celetuk Yoongi.

"Bangsat, Hyung. Aku ini laki-laki, sialan! Mau ku perlihatkan burungku?!" ujar Taehyung protes.

"Ish, Kim! Bicaramu! Lebih baik kau masuk ke kamar dan tidur. Aku akan masak makan malam dengan Seokjin Sunbae, nanti ku bangunkan kalau sudah siap." Hyemi mendorong Taehyung untuk segera pergi ke kamar. Bisa gila dia jika lama-lama mendengar pertengkaran konyol Yoongi dan Taehyung.

Pemuda Kim pun mendengus. Tapi tidak bisa dipungkiri, ia juga mengantuk. Sekarang waktu tidurnya ia habiskan untuk menyelinap keluar dam bertemu dengan Taeyeon.

"Oppa, bisa tidak jangan menggodanya?" kata Hyemi setelah Taehyung pergi.

"Loh? Apa salahku? Aku hanya bicara kebenaran," Yoongi membela diri.

Hyemi menghela napasnya berat. "Inilah yang terjadi jika kau menjadi satu-satunya gadis di antara para pria gila yang kekanakan." Hyemi segera bangkit dan pergi menuju dapur.

"Ya! Siapa yang kau sebut kekanakan, huh! Pacarmu itu yang seperti bayi! Lagaknya sok bajingan, tapi ternyata kelakuan seperti bayi!" Yoongi berseru memprotes.

Hyemi tidak menjawab, sudah malas berdebat dengan kakak yang juga merangkap sebagai seniornya itu. Lebih baik ia menyiapkan makan malam. Seperti yang Taehyung bilang tadi, malam ini Tuan Besar Kim akan pulang.

"Oh, Hyemi," sapa Seokjin ramah. Pria itu sedang memotong daun bawang untuk isian sup.

Hyemi tersenyum. Ia membantu membersihkan beberapa sayuran. "Apa Tuan besar tahu jika kau di sini, Senior?"

Seokjin menggeleng. "Tidak. Setelah ini aku akan segera pergi ke rumah Taeyeon."

Hyemi menghela napas. Ada satu hal yang mengganjal pikirannya sejak kemarin. "Eumm... Senior," panggil Hyemi. Seokjin berdehem menjawab tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaannya. "Jika Tuan Kim datang, apakah kita harus pergi? Maksudku, pekerjaan kita selesai saat Tuan besar pulang, kan?"

Seokjin menghentikan kegiatannya. Ia menghela napas pelan lalu menatap Hyemi. "Mungkin saja,"

Jawaban itu sontak membuat Hyemi menunduk lesu. Jadi, hubungannya dan Kim Taehyung harus berakhir, begitu?

"Tapi mungkin jika pamanku ingin, dia bisa mempekerjakan kita lebih lama," lanjut Seokjin.

"Akan sangat menyenangkan jika itu bisa terjadi," lirih Hyemi.

Seokjin tersenyum lembut dan mengusak surai arang milik Hyemi. "Jangan sedih,"

Hyemi tidak menjawab. Pikirannya masih tidak tenang.

***

"Apa Ayah benar-benar harus pulang?"

Itu adalah sapaan yang di terima Tuan Kim dari putra semata wayangnya sesaat setelah ia memasuki rumah.

"Jujur saja, Ayah. Aku bahkan berdoa supaya pesawatmu kecelakaan lalu jatuh di samudera dan kau mati dimakan hiu," kata Taehyung lagi.

Namjoon menendang tulang kering pemuda Kim pemilik mulut tanpa saringan. Rasanya Namjoon ingin sekali menghajar Taehyung saat ini juga.

Tuan Kim menghela napas. "Dosamu terlalu banyak, sehingga doamu tidak terkabul."

"Banyak mana dengan dosa Ayah?"

Hyemi mencubit pinggang Taehyung. Pemuda Kim mendesis kesal. "Tutup mulutmu, bajingan," ujar Hyemi lirih namun penuh penekanan.

"Ah, Tuan, apa Anda ingin beristirahat atau makan malam?" tanya Namjoon sopan.

"Makan malam sepertinya bagus, aku lapar," ujar Tuan Kim. Pria paruh baya itu duduk di meja makan dengan gagah.

Hyemi dengan telaten menyiapkan makanan untuk Tuan besarnya. Beberapa lauk disajikan di atas piring Tuan Kim. Sedangkan Taehyung hanya berdiri di sebelah Jungkook dan menatap tanpa minat ke arah ayahnya.

Sang pria paruh baya mulai mencicipi. Tuan Kim mengernyit saat rasa sup menyentuh lidahnya.

"Ada apa, Tuan? Apa tidak sesuai dengan keinginan Anda?" tanya Namjoon.

Tuan Kim tidak langsung menjawab. Ia menggengam sendoknya erat. "Kim Seokjin," desis Tuan Kim.

Dan saat itu Taehyung tahu jika masalah sebenarnya akan segara dimulai.

***
What the fuck! Bagaimana dia tahu?!

***

Note :

Lama, ye? Maafkan daku manteman. Alasan pertama karena kuota gua abis, kedua karena kerjaan gua banyak. Ketiga, gua lagi terlalu fokus sama work Jimin dan nyelesein Escape. Oemji!

Mood nulis gue lagi berantakan banget sumpah, nggak tau kenapa :(

Maaf atas ketidak nyaman ini :'(

Btw, makasih untuk 1k reads! Pertama kalinya punya work masih on going tapi udh sampe 1k reads, makasih reader semua! Aku sayang kalian! :*

Makasih udh baca ^^

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang