10. Sist and Bro

4.4K 635 42
                                    

Jungkook sudah dibolehkan untuk pulang. Ya, pemuda itu sebenarnya tidak terluka terlalu parah. Hanya saja memang dasar Hyemi yang terlalu berlebihan, Jungkook sampai harus menjalani serangkaian tes yang sebenarnya tidak perlu.

"Sudahlah, senior, kenapa kau masih uring-uringan seperti itu?" Jungkook menatap jengah Hyemi yang masih saja mengecek semua hasil tesnya.

"Diam kau, bocah! Aku hanya memastikan supaya dokter tidak salah. Siapa tahu kau korban malpraktek? Atau mungkin saja lukamu terinfeksi dan menjalar kemana-mana. Atau juga ada tes yang belum kau lakukan. Atau mungkin---"

"Noona!" Jungkook memekik kesal. "Aku tidak apa-apa. Hanya terserempet, Ya Tuhanku. Bahkan tanganku hanya retak sedikit."

Hyemi menaruh amplop hasil tes itu dan berjalan menghampiri Jungkook. "Kalau kau gegar otak karena terbentur aspal bagaimana? Yang baru terlihat hanya retak tangan, bagaimana kalau tulang lehermu yang retak? Coba gerakkan kepalamu!" perintah Hyemi sambil berkacak pinggang, menatap Jungkook yang duduk di pinggir ranjang.

Jungkook memutar-mutar kepalanya asal. Ia sudah malas dengan tingkah Hyemi yang menurutnya terlalu berlebihan.

"Jangan cepat-cepat memutarnya, bodoh!" seru Hyemi. "Kalau ada yang luka, lalu darahnya menyumbat, kau bisa mati, Jeon!"

"Noona~~" ujar Jungkook merajuk. "Aku tidak apa-apa. Kau jangan berlebihan seperti itu."

"Seperti kau tidak tahu Noona-mu saja, Jeon."

Tiba-tiba saja Yoongi sudah masuk ke dalam kamar Jungkook. Hyemi mendengus. "Memangnya kenapa? Aku hanya khawatir, Oppa!"

"Ck, kita masih berkerja, jangan asal panggil seperti itu. Aku adalah seniormu disini," kata Yoongi.

"Terserah lah," Hyemi menjawab malas. "Jadi, Jeon. Sepertinya ada satu pemeriksaan lagi yang belum kau lakukan."

"Senior Cha, sudahlah," Jungkook merengek. Pria itu menjatuhkan tubuhnya di kasur dan menenggelamkan kepalanya ke bantal.

Hyemi menghela napas. "Kau ini---"

Kalimat Hyemi terpotong karena Yoongi menyentuh bahunya. "Sudahlah, dia tidak apa-apa. Apa perlu aku menghajarnya untuk membuktikan kalau dia sudah sehat?"

"Senior!" Hyemi memekik kesal. "Oke, aku melepaskanmu kali ini, Jeon. Pokoknya kalau ada yang sakit, kau harus segera memberitahuku!"

"Ya, Noona."

Hyemi tersenyum. Ia mengusak rambut Jungkook yang berbaring tengkurap. Ada setitik rasa bahagia saat mendengar Jungkook memanggilnya 'Noona'. Itu seperti mengulang kembali masa kecil mereka. Saat dimana Hyemi kecil dengan bahagia bermain dengan bayi Jeon. Menjaganya, merawatnya, tidak membiarkan apapun melukainya bahkan ia pernah berkata,

'Aku akan membunuh semua nyamuk yang ada di dunia. Beraninya mereka menggigit adikku!'

Hyemi tersenyum saat mengingat itu. Yah, itu hanya perkataan polos seorang kakak yang tidak ingin adiknya terluka.

Jeon Jungkook benar adalah belahan jiwa dari Cha Hyemi. Adik kesayangan, sebagian nyawa Hyemi adalah Jungkook. Jadi jangan marah jika Hyemi terlalu berlebihan.

***

Kim Taehyung seperti orang gila sekarang. Ia tidak bisa tidur karena mengingat perkataan Joohyun.

"Kau kenapa, sih? Biasanya jika pulang dari tempat Irene, kau akan menjadi dua kali lebih semangat," kata Jimin. Mereka tengah berada di rumah Jimin.

Boy Meets EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang